Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, pada konferensi internasional bahwa rudal Rusia telah menyerang dua pusat komunitas di barat Ukraina, menewaskan 23 orang, termasuk tiga anak, dan melukai lebih banyak lagi.
Rusia telah berulang kali membantah terlibat dalam kejahatan perang dan sengaja menargetkan warga sipil sejak menginvasi Ukraina pada Februari. Dikatakan meluncurkan "operasi militer khusus" untuk melindungi penutur bahasa Rusia dan membasmi nasionalis berbahaya. Ukraina mengatakan Moskow melancarkan perang penaklukan yang tidak beralasan.
Baca: Serangan Rudal Rusia Hantam Vinnytsia, 23 Warga Ukraina Tewas. |
"Hari ini di pagi hari, rudal Rusia menghantam kota kami Vinnytsia, kota biasa yang damai. Rudal jelajah menghantam dua fasilitas masyarakat, rumah hancur, pusat medis hancur, mobil dan trem (dibakar)," kata Zelensky melalui tautan video, seperti dikutip AFP, Jumat 15 Juli 2022.
"Ini adalah tindakan teror Rusia,” tegasnya.
Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera mengomentari laporan dari Vinnytsia.
Sementara pada Kamis, 45 negara di konferensi di Den Haag -,markas besar Pengadilan Kriminal Internasional (ICC),- menandatangani deklarasi politik untuk bekerja sama dalam penyelidikan kejahatan perang di Ukraina.
Negara-negara itu termasuk negara-negara Uni Eropa serta Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, dan Australia.
Mereka juga menjanjikan 20 juta euro untuk membantu ICC, serta kantor kejaksaan di Ukraina dan upaya dukungan PBB.
“Dengan sekitar 23.000 investigasi kejahatan perang sekarang terbuka dan berbagai negara memimpin tim, bukti perlu kredibel dan terorganisir,” kata para pejabat.