"Kami membutuhkan dokumen yang dapat kami tinjau. Kami juga tidak memiliki data saat ini tentang (jumlah) orang yang divaksinasi. Tidak diketahui,” ujar Kepala Dewan Pengelola EMA Christa Wirthumer-Hoche, kepada ORF, yang dikutip The Straits Times, Senin 8 Maret 2021.
"Kami dapat memiliki Sputnik V di masa mendatang ketika data yang sesuai telah ditinjau. Tinjauan bergulir telah dimulai sekarang di EMA," tambahnya setelah badan tersebut mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya telah meluncurkan tinjauan semacam itu.
“Paket data berasal dari pabrikan Rusia dan tentu saja akan ditinjau sesuai standar Eropa untuk kualitas, keamanan dan kemanjuran. Jika semuanya terbukti maka itu juga akan disahkan di Uni Eropa,” tambahnya.
Sputnik V telah disetujui atau sedang dinilai untuk persetujuan di tiga negara anggota UE -,Hongaria, Slovakia dan Republik Ceko,- dan pejabat UE mengatakan, Brussel dapat memulai negosiasi dengan pembuat vaksin jika setidaknya empat negara anggota memintanya.
Wirthumer-Hoche mengatakan, Komite EMA untuk Produk Obat untuk Penggunaan Manusia (CHMP) akan mengadakan pertemuan luar biasa pada 11 Maret untuk meninjau vaksin covid-19 dari Johnson & Johnson untuk digunakan di UE. Johnson & Johnson sendiri merupakan perusahaan farmasi yang berasal dari Amerika Serikat.
"Kami mengharapkan penilaian positif dan Komisi (Eropa) akan segera memberikan otorisasi," imbuh Wirthumer-Hoche.
Diakui di Jurnal medis
Pada dasarnya ilmuwan sudah memberikan lampu hijau kepada vaksin Sputnik V pada Selasa 2 Februari 2021. Vaksin itu dinyatakan efektif hingga 91,6 persen dalam mengatasi covid-19 yang didasarkan atas uji tahap akhir.Penegasan ini bukan hanya didasarkan keterangan pihak Rusia tetapi berdasarkan tinjauan para ilmuwan yang kemudian diterbitkan dalam jurnal medis internasional The Lancet.