Pekan lalu, PM Johnson meminta sesama pemimpin G7 untuk membantu memvaksinasi seluruh dunia pada akhir tahun depan.
Dalam KTT G7, para pemimpin dunia diharapkan mengumumkan rencana mendonasikan total 1 miliar dosis vaksin Covid-19 kepada dunia melalui mekanisme pembagian dosis, pembiayaan, dan menetapkan rencana untuk memperluas produksi vaksin untuk mencapai tujuan itu.
Inggris akan menyumbangkan 5 juta dosis sebelum akhir September, yang akan dimulai dalam beberapa pekan mendatang, terutama untuk digunakan di negara-negara termiskin di dunia. PM Johnson juga telah berkomitmen menyumbangkan 95 juta dosis lagi dalam setahun ke depan, termasuk 25 juta lagi di akhir 2021. Sebanyak 80 persen dari 100 juta dosis tersebut akan diberikan kepada COVAX, dan sisanya dibagikan secara bilateral ke negara yang membutuhkan.
Pembagian 5 juta dosis dalam beberapa pekan mendatang ini akan segera memenuhi permintaan vaksin untuk negara-negara terparah terdampak pandemi Covid-19 tanpa menunda penyelesaian program vaksinasi domestik Inggris.
Dengan memvaksinasi lebih banyak orang di seluruh dunia, Inggris tidak hanya membantu mengakhiri pandemi Covid-19 secara global, tetapi juga mengurangi risiko bagi orang-orang di Kerajaan Inggris Raya. Ini termasuk mengurangi secara signifikan ancaman yang ditimbulkan varian kebal vaksin yang muncul di daerah yang terkena wabah berskala besar.
Tahun lalu, Inggris telah membantu mendirikan COVAX dan merupakan donor terbesar keempat sejauh ini. Inggris telah menjanjikan GBP548 juta untuk skema tersebut. COVAX sejauh ini telah menyediakan 81 juta dosis untuk 129 negara termiskin di dunia, dan 96 persen di antaranya adalah vaksin Oxford-AstraZeneca yang pengembangannya didanai Kerajaan Inggris Raya.
Dengan dukungan Pemerintah Kerajaan Inggris Raya, Oxford-AstraZeneca mendistribusikan vaksin mereka secara nirlaba ke seluruh dunia. Berkat komitmen ini, setengah miliar orang telah menerima dosis Oxford-AstraZeneca.
"Sejak awal pandemi ini, Kerajaan Inggris Raya telah memimpin dalam upaya melindungi umat manusia dari penyakit mematikan ini. Lebih dari setahun lalu kami mendanai pengembangan vaksin Oxford-AstraZeneca dengan dasar bahwa itu akan didistribusikan ke dunia secara terjangkau," ucap PM Johnson dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Inggris di Jakarta yang diterima Medcom.id pada Sabtu, 12 Juni 2021.
"Mekanisme yang belum pernah ada sebelumnya ini menempatkan nyawa diatas keuntungan, dan berujung pada lebih dari setengah miliar dosis telah diberikan ke 160 negara sejauh ini," sambungnya.
"Akibat keberhasilan program vaksin Kerajaan Inggris Raya, kami sekarang dapat membagikan sebagian dari surplus dosis kami untuk mereka yang membutuhkannya. Dengan demikian kami akan mengambil langkah besar untuk mengalahkan pandemi ini untuk selamanya."
"Pada KTT G7 saya berharap rekan-rekan pemimpin dunia akan membuat janji serupa sehingga, bersama-sama, kita dapat memvaksinasi dunia sebelum akhir tahun depan dan bangkit lebih baik dari virus Corona," pungkas Johnson.
Baca: PM Inggris Memulai KTT G7 dengan Tekad Mengatasi Kesenjangan
Pada KTT G7, para pemimpin juga akan membahas bagaimana memperluas pasokan vaksin secara internasional, dengan PM Johnson meminta kelompok tersebut mendorong perusahaan farmasi untuk mengadopsi model Oxford-AstraZeneca dalam menyediakan vaksin dengan harga dasar selama masa pandemi. Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson telah berjanji untuk membagikan 1,3 miliar dosis secara nirlaba kepada negara-negara berkembang.
Para pemimpin diharapkan membahas cara-cara tambahan untuk mendukung negara-negara yang mengalami keadaan darurat Covid-19 dan menerapkan mekanisme untuk mencegah pandemi di masa mendatang. Ini mengikuti komitmen yang dibuat dalam pertemuan virtual G7 di awal 2021.
Biaya sumbangan surplus Kerajaan Inggris Raya akan diklasifikasikan sebagai Official Development Assistance (“ODA” atau Bantuan Pembangunan Resmi). Ini akan menjadi tambahan dari £10 miliar yang sudah dijanjikan dalam bentuk bantuan sebelumnya pada tahun ini.
Dosis yang diumumkan akan disumbangkan hari ini diambil dari perkiraan kelebihan pasokan domestik. Angka 100 juta telah dihitung berdasarkan total yang dibutuhkan untuk memvaksinasi populasi Kerajaan Inggris Raya, dengan mempertimbangkan kemungkinan terdeteksinya varian kebal vaksin di masa depan dan potensi gangguan pada pasokan kami.
Akhir tahun ini, Kerajaan Inggris Raya juga akan menjadi tuan rumah konferensi perubahan iklim PBB, COP26. Hari ini, Kerajaan Inggris Raya juga mengumumkan bahwa untuk memungkinkan lebih banyak perwakilan hadir dengan aman, London akan bekerja untuk menyediakan vaksin kepada delegasi yang terakreditasi yang tidak akan bisa mendapatkannya dengan cara lain. Inggris tengah berkoordinasi dengan PBB dan mitra lainnya mengenai kerja sama untuk memberikan penawaran tersebut.
Ini berarti bahwa negara-negara yang paling terkena dampak perubahan iklim akan lebih mampu untuk berpartisipasi penuh dalam diskusi tentang menciptakan masa depan yang lebih hijau untuk planet ini.
Vaksin Slank untuk Indonesia
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi."Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News