Lebih lanjut Pavin mengatakan platformnya telah menunjukkan pembicaraan tentang monarki bisa menjadi normal di negara di mana ia sering dirahasiakan. Hal ini telah membantu menetapkan standar baru untuk membahas lembaga yang dilindungi oleh undang-undang kejam.
"Saya berharap saya menjadi bagian dari orang-orang ini dan sedikit lebih muda. Ketika saya mulai ada begitu banyak kendala, sampai-sampai saya tidak bisa pulang. Itu salah satu konsekuensi utama. Jika saya bisa pulang dan masih sedikit lebih muda, saya berharap saya memiliki keberanian yang sama,” tuturnya.
Pavin berharap banyaknya protes tidak hanya memberi warga Thailand di luar negeri rasa memiliki secara politik, tetapi juga mendorong pemerintah untuk mengevaluasi kembali hubungan mereka dengan Thailand.
"Kebisingan yang datang dari luar negeri akan menjadi alasan yang baik bagi pemerintah, terutama pemerintah Barat. Mereka harus memikirkan dengan hati-hati kebijakan mereka terhadap rezim saat ini dan juga raja,” pungkas Pavin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News