Protes menyebar
Protes diadakan di kota-kota besar di seluruh dunia, termasuk London, Tokyo, New York dan di luar hotel di Jerman tempat tinggal Raja Thailand.Di Sydney, Australia, pengunjuk rasa berkumpul di Balai Kota dengan plakat bertuliskan "raja harus di bawah hukum" dan "beri tahu mereka untuk tidak melakukan kudeta". Pidato berkisar dari pelanggaran dalam sistem pendidikan, kecaman terhadap kediktatoran, hingga seruan kepada pemerintah Australia untuk menekan Thailand atas pelanggaran hak asasi manusia.
Di bawah pembatasan covid-19, aksi demo dibatasi hingga 20 pedemo sekaligus. Tetapi penyelenggara senang dengan dukungan yang mereka dapatkan.
Akademisi yang diasingkan Pavin Chachavalpongpun mengirim pesan kepada pengunjuk rasa Australia dari Jepang. Pavin selama ini menyuarakan kritikan terhadap monarki lewat komunitas Facebook Royalist Marketplace-nya memiliki 1,4 juta anggota dan berbagi informasi tentang monarki.
Pavin mengatakan, kepada Herald dan The Age pada Minggu bahwa para pengunjuk rasa berani dan secara konsisten meningkatkan standar untuk diskusi tentang monarki. Tetapi terlalu dini untuk melihat perubahan abadi apa yang akan dihasilkan dari gerakan tersebut.
"Apa yang raja kuasai pada dasarnya adalah mengabaikan, berpura-pura tidak pernah terjadi apa-apa," ucap Pavin.
"Jadi, saya sangat menghargai dan memuji keberanian mereka, ini baru setengah jalan. Ketika kita melihat reformasi telah terwujud, mungkin kita bisa memberi selamat kepada mereka,” tegas Pavin.