Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah mengumumkan keadaan darurat nasional. Foto: Bernama
Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah mengumumkan keadaan darurat nasional. Foto: Bernama

Raja Malaysia Tetapkan Status Darurat untuk Atasi Virus Korona

Fajar Nugraha • 12 Januari 2021 11:10
Kuala Lumpur: Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah mengumumkan keadaan darurat nasional untuk memerangi lonjakan virus korona. Namun para pengkritik menuduh ini merupakan langkah pemerintah yang tidak stabil saat ini untuk tetap berkuasa.
 
Baca: Infeksi Korona Bertambah, Malaysia Perketat Pembatasan di 5 Wilayah.
 
Pengumuman itu datang sehari setelah perdana menteri memperkenalkan pembatasan baru di sebagian besar Malaysia. Termasuk penutupan sebagian besar bisnis, dan memperingatkan sistem kesehatan ‘pada titik puncak’.

“Sultan Abdullah setuju untuk mengumumkan keadaan darurat hingga 1 Agustus menyusul permintaan dari Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dalam pertemuan Senin,” kata keterangan Istana Negara, seperti dikutip AFP, Selasa 12 Januari 2021.
 
Langkah tersebut memungkinkan penangguhan parlemen dan kegiatan politik, seperti pemilihan lokal, dan dilakukan pada saat pemerintahan Muhyiddin yang berusia 10 bulan yang sangat tidak stabil menghadapi sejumlah tantangan.
 
Sekutu utama dalam koalisi yang berkuasa mengancam untuk menarik dukungan. Jika terjadi, hal itu dapat menyebabkan runtuhnya pemerintah dan menghentikan jajak pendapat nasional yang dikhawatirkan dapat memperburuk wabah.
 
Malaysia terus mengendalikan virus selama sebagian besar tahun lalu dengan penguncian yang sulit, tetapi begitu pembatasan dikurangi, kasus-kasus dipercepat dan berulang kali mencapai rekor baru dalam beberapa hari terakhir.
 
Keadaan darurat dapat dicabut lebih awal jika tingkat infeksi melambat, pernyataan istana menambahkan.

Hari gelap untuk demokrasi

Pemilu di negara bagian Sabah tahun lalu disalahkan karena memicu gelombang baru infeksi yang menyebar ke seluruh negeri.
 

Tetapi para kritikus mengungkapkan kekhawatiran bahwa deklarasi tersebut -,yang jarang digunakan di Malaysia,- merupakan langkah awal untuk mempertahankan kekuasaan oleh Muhyiddin yang dapat mengikis kebebasan sipil.
 
"Deklarasi keadaan darurat tampaknya seperti upaya lain oleh Muhyiddin untuk mempertahankan kekuasaan, memblokir pemilihan dan menghapus pengawasan parlemen, daripada menangani pandemi secara serius," tweet Josef Benedict dari Civicus, aliansi global organisasi masyarakat sipil dan aktivis.
 
"Hari yang gelap untuk demokrasi,” ujar Benedict.
 
Marina Mahathir, seorang aktivis dan putri mantan perdana menteri Mahathir Mohamad, menulis di Twitter bahwa deklarasi darurat adalah "deklarasi kegagalan".
 
“Kegagalan menangani pandemi, kegagalan pemerintahan, kegagalan peduli pada masyarakat,” tulisnya.
 
Muhyiddin pertama kali mencoba membujuk raja untuk mengumumkan keadaan darurat pada Oktober, tetapi ditolak.
 
Malaysia telah berada dalam kekacauan politik sejak Maret tahun lalu ketika Muhyiddin berkuasa tanpa pemilihan menyusul pengunduran diri Mahathir dan runtuhnya pemerintahan reformisnya.
 
Negara Jiran telah melaporkan lebih dari 138.000 kasus virus dan 555 kematian. Sementara rata-rata harian menunjukkan penambahan kasus covid-19 mencapai 2.000.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan