11. Mengenai Belt and Road Initiative (BRI). Inisiatif ini merupakan salah satu highlight dalam hubungan Tiongkok dan Indonesia. Apa yang bisa Tiongkok dan Indonesia dapatkan dari inisiatif ini?
Kita sudah mendapat cukup banyak ya. Saya sudah menyebutkan sebelumnya mengenai volume perdagangan, terutama soal jumlahnya yang meningkat sangat cepat. Dan kita juga bisa melihatnya dari proyek-proyek gabungan antara Tiongkok dan Indonesia. Ada banyak proyek.Saya pernah mengunjungi lokasi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Tidak hanya memfasilitasi transportasi barang dan orang, proyek itu juga memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. Proyek ini juga menciptakan lapangan pekerjaan. Dalam kunjungan itu, saya mendapat informasi bahwa Kereta Cepat Jakarta Bandung yang panjangnya 142 kilometer, saat sudah selesai nanti akan menciptakan sekitar 5.000 lapangan pekerjaan. Dan tentu akan ada ramifikasi lainnya dari proyek tersebut. Akan ada hasil-hasil nyata yang bisa menguntungkan masyarakat kita.
Hal lain yang sama pentingnya adalah, bahwa dalam kerja sama Belt and Road Initiative, kita sudah menjalankan praktik-praktik yang baik, yang tujuannya adalah untuk mendorong perkembangan negara serta untuk bermitra, berdiskusi, bekerja dan mendapat keuntungan bersama. Sembilan tahun sejak pertama dimulai, Belt and Road Initiaive telah bermita dengan sekitar 150 negara dan 30 organisasi internasional.
12. Kota Shanghai menetapkan target hidup normal pada 1 Juni 2022. Seperti apa situasi di Shanghai saat ini? Dan apakah target 1 Juni akan tercapai?
Jika kita melihat Shanghai saat ini, kondisinya sudah membaik. Walau 2 tahun telah berlalu sejak pandemi Covid-19, tidak ada ilmuwan, tidak ada pakar medis, 100 persen mengetahui mengenai virus tersebut. Covid-19 ini masih menjadi misteri. Jadi, virus ini masih berpeluang merenggut nyawa seseorang.Negara lain, pemerintahan lain, telah menjalankan pendekatannya sendiri. Selalu ada sisi positif dan negatif dari setiap pendekatan. Tapi ada juga upaya untuk menyeimbangkan pendekatan tertentu dalam menghadapi pandemi, termasuk mencoba meminimalisasi dampaknya terhadap perekonomian dan kehidupan sosial.
Ada juga pendekatan lain yang dijalankan Tiongkok. Bagi pemerintah Tiongkok, kami selalu memprioritaskan untuk melindungi nyawa masyarakat. Jadi itulah mengapa kebijakan di Tiongkok lebih berorientasi kepada masyarakat. Jika Anda melihat di Tiongkok, kami mencoba melakukan yang terbaik untuk menekan angka kematian akibat Covid-19.
Di waktu yang sama, kami juga melihat praktik yang baik dari seluruh dunia, dan mencoba membuat pendekatan kami terhadap pandemi menjadi lebih tertarget berdasarkan analisis ilmiah. Dengan cara ini, kami juga mencoba meminimalisasi dampak pandemi terhadap perekonomian dan kehidupan sosial. Besar harapan, kita semua dapat kembali ke kehidupan normal.
13. Korea Utara sedang berjuang melawan Covid-19 belakangan ini. Apakah Tiongkok sudah memberi bantuan kepada Korut?
Tentu saja kami melakukannya. Kami memberikan bantuan tidak hanya kepada DPRK (Republik Rakyat Demokratis Korea), tapi juga ke negara-negara tetangga, termasuk Indonesia. Kita sudah saling membantu selama ini.Semua negara harus bisa bekerja sama. Kita juga harus saling membantu, dan kita tidak boleh membiarkan ada satu negara pun yang berjuang sendirian.
14. Negara-negara Quad berkumpul di Tokyo, Jepang, dalam membahas upaya melawan pengaruh Tiongkok di kawasan. Apa pendapat Anda mengenai hal ini?
Sebenarnya kita sudah pernah membicarakan hal tersebut. Di kawasan ini, di Asia Pasifik, saya rasa sebagian besar negara termasuk Tiongkok dan Indonesia, sama-sama menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas. Kita juga sama-sama fokus pada upaya pertumbuhan bersama demi kesejahtaraan dan benefit semua orang di kawasan.Tapi, akan selalu ada upaya-upaya dari sejumlah pemerintahan. Mereka kerap membuat isu-isu tertentu, serta memicu ketegangan dan konfrontasi di kawasan. Dengan melakukan itu, mereka mencoba mengalihkan fokus negara-negara di kawasan dari isu pertumbuhan ekonomi dan kerja sama yang menguntungkan masyarakat. Saya rasa semua pemerintahan di kawasan ini harus mewaspadai hal tersebut.
15. Ada wacana Jepang ingin menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB di masa mendatang. Amerika Serikat terlihat mendukung wacana tersebut. Apa pendapat Tiongkok sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB?
Tiongkok selalu menjadi pendukung kuat wacana reformasi PBB, termasuk di tubuh Dewan Keamanan-nya. Tapi kita harus selalu ingat mengenai, apa tujuan dari reformasi ini?Dalam pandangan kami, DK PBB atau PBB, selama bertahun-tahun ke belakang, tidak merefleksikan realitas mengenai jumlah negara anggota yang telah cukup banyak bertambah.
Jadi tujuan (reformasi) dalam pandangan kami adalah, reformasi apa pun, harus merefleksikan realitas bahwa saat ini ada lebih banyak negara berkembang dari masa sebelumnya. Jadi, kita harus menambah representasi dari negara-negara berkembang, baik di DK PBB atau di organ-organ PBB lainnya.
Segala bentuk reformasi tidak boleh dilakukan jika hanya bertujuan menguntungkan kepentingan segelintir negara. Tujuan tidak bisa seperti itu.
Kepada setiap negara anggota PBB yang bertanggung jawab, saat mereka memutuskan untuk melakukan reformasi, saat mereka mendesain kebijakan-kebijakan apa saja nantinya, terutama terkait DK PBB, mereka harus selalu ingat bahwa reformasi harus meliputi kepentingan semua negara anggota. Reformasi tidak boleh dilakukan hanya untuk kepentingan geopolitik negara tertentu.
16. Masih mengenai reformasi DK PBB, isu yang paling sering disuarakan adalah mengenai hak veto. Veto disebut sebagai pemicu yang kerap memicu kegaduhan di PBB. Apa pandangan Anda?
Anda harus melihat ke belakang mengenai struktur DK PBB dan wewenangnya di PBB. Ada alasan di balik pembentukannya. Kekhawatiran negara-negara anggota PBB mengenai penyalahgunaan hak veto sangat dapat dipahami. Penyalahgunaan memang terjadi, terutama di era Perang Dingin. Jadi, jika kita melihat proposal-proposal yang ada mengenai reformasi DK PBB atau PBB secara keseluruhan, ada berbagai kategori isu yang saling berkaitan.Bagaimana cara mengakomodasi kepentingan mayoritas negara anggota PBB? Anda harus menggabungkan semua kepentingan itu, bukan melakukan tebang pilih kepentingan yang hanya menguntungkan segelintir negara anggota. Jika semua hal-hal ini dipecah belah, maka akan merusak keseluruhan proses reformasi PBB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News