"Kami kembali mengutuk aksi AS yang meneror Mayjen Qassem Soleimani yang merupakan simbol dan pahlawan anti terorisme dan radikalisme di kawasan Timur Tengah. Jasa, pengorbanan, keberanian dan keahlian Mayjen Soleimani dalam memerangi ISIS dan kelompok takfiri di Suriah dan Irak merupakan bagian dari sejarah kontemporer yang tak akan terlupakan," ungkap Kedubes Iran di Jakarta.
Iran menegaskan, tindakan keji AS merupakan serangan teror terhadap pejabat resmi Iran, dan juga bentuk nyata aksi terorisme negara. Serangan terhadap Soleimani juga dinilai sebagai pelanggaran terhadap berbagai peraturan internasional dan piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Serangan udara dilakukan terhadap Soleimani saat berkunjung ke Baghdad, Irak, sebagai tamu resmi. Serangan udara mengenai mobil yang dinaiki Soleimani di area bandara.
Menurut Iran, serangan terhadap Soleimani dilakukan AS usai berkonsultasi dengan Israel. Israel memandang jajaran pejabat Iran, termasuk Soleimani, sebagai ancaman. "Ini adalah sebuah kesalahan strategis yang akan berujung pada peningkatan rasa ketidakamanan di kawasan," sebut Kedubes Iran di Jakarta.
Teheran menegaskan, serangan terhadap Soleimani bertentangan dengan komitmen internasional Washington dalam memerangi terorisme. Ini dikarenakan Soleimani disebut Iran sebagai salah satu tokoh terdepan yang selama ini berjuang melawan kelompok-kelompok teroris, termasuk ISIS.
Baca: Setahun Kematian Soleimani, Iran: Pelaku Tidak Aman di Bumi
AS dipandang Iran telah menempatkan terorisme dalam kategori baik dan buruk sesuai kepentingan. "AS menggunakan pendekatan teror dan terorisme secara selektif sebagai alat untuk memajukan agenda mereka," sebut pihak Kedubes Iran.
"Berbagai pihak yang memberikan dukungan politik, finansial dan jurnalistik bagi tindakan dan kelompok teroris serta oknum-oknum pelaku teror yang bekerja sama dengan agen mata-mata Rezim Zionis melawan rakyat Iran, adalah bagian dari rantai terorisme internasional," lanjutnya.
Mohsen Fakhrizadeh
Selain mengenai Soleimani, Iran juga mengecam keras serangan yang menewaskan pakar nuklir Mohsen Fakhrzadeh pada 27 November lalu. Menurut Iran, pembunuhan terhadap Fakhrizadeh juga merupakan bentuk dari terorisme negara. Iran menuduh Israel berada di balik pembunuhan Fakhrizadeh.
Rangkaian aksi terorisme dan sanksi maksimal terhadap Iran oleh AS dipandang memiliki beberapa tujuan, di antaranya membuat Iran menyerah agar pergantian kekuasaan terjadi dan Iran terbagi ke beberapa wilayah; menghambat pendekatan diplomatik dan dialog untuk menyelesaikan perbedaan di tingkat regional dan internasional; merampas hak sah dan wajar Republik Islam Iran atas penggunaan teknologi nuklir damai sebagaimana ditetapkan dalam peraturan internasional; dan menciptakan krisis skala besar untuk semakin membuat kawasan Timur Tengah tidak stabil melalui pendekatan Iran-phobia daripada Zionis-phobia.
"Kematian Soleimani dan pejabat Iran lainnya tidak akan dapat menghentikan perwalawanan terhadap terorisme dan ekstrimisme di kawasan, tetapi akan memperkuat pohon muqawama di kawasan dan dunia," tegas pihak Kedubes Iran.
"Republik Islam Iran akan mengerahkan seluruh kapasitas politik, hukum dan internasionalnya untuk membalas teror jahat ini. Iran tidak akan terpancing oleh
perkembangan situasi dan akan memberikan pembalasan yang tegas pada waktu dan tempat yang diharapkannya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News