Portal berita Malaysia Sinar Harian melaporkan bahwa pertemuan rahasia di Wisma Perwira dimulai pada pukul 9.00 malam pada Minggu 1 Agustus malam. Pertemuan ini dipimpin oleh ketua Barisan Nasional Backbenchers' Club (BNBBC), Datuk Seri Shahidan Kassim.
Baca: Cegah Penggulingan Kekuasaan, PM Malaysia Hentikan Sidang Khusus Parlemen.
Menurut Sinar Harian, sumber anggota parlemen Barisan mengatakan bahwa surat pernyataan membela posisi Muhyiddin dan pemerintahan koalisi Perikatan Nasional harus disiapkan, mengingat ada upaya pihak-pihak tertentu yang mencoba menyangkal pernyataan sebelumnya di mana 40 anggota parlemen Barisan menjanjikan dukungan mereka terhadap Muhyiddin.
“Pertemuan dimulai dengan makan malam di hadapan 30 anggota Barisan yang hadir sepakat untuk menandatangani surat pernyataan membela Muhyiddin dan pemerintah Perikatan,” sebut sumber dari BN itu, dilaporkan Sinar Harian, yang dikutip dari The Star, Senin 2 Agustus 2021.
“Pertemuan juga dipimpin oleh anggota parlemen Arau (Shahidan) dengan Wakil Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob memberikan pidato pembukaan. Selebihnya 10 anggota parlemen Barisan yang sebelumnya menyatakan dukungannya tidak bisa hadir karena pemberitahuan rapat baru diberikan pada menit-menit terakhir,” tegasnya.
“Tapi, semuanya sudah berjanji untuk menandatangani surat pernyataan melalui perwakilan,” kata sumber itu kepada Sinar Harian.
Pada Minggu 1 Agustus, Ismail Sabri menyatakan surat yang dikeluarkan BNBBC mendukung Muhyiddin adalah asli.
Ismail Sabri mengatakan, telah memimpin pertemuan 40 anggota parlemen Barisan di DPR pada Kamis dan mereka mengeluarkan pernyataan dengan kop surat Barisan karena mereka memang anggota parlemen dari Barisan Nasional.
Keabsahan pernyataan tersebut menjadi isu setelah Sekretaris Eksekutif Barisan Muhammad Sahfri membantah adanya pernyataan dukungan terhadap Muhyiddin dari Barisan segera setelah dikeluarkan.
Menurut Sinar Harian, sumber tersebut juga membantah tudingan adanya pertemuan lagi yang melibatkan anggota parlemen Barisan yang ingin mengganti Perdana Menteri.
“Tidak ada. Saya belum mendengarnya. Pertemuan malam ini (Minggu) hanya untuk menunjukkan bukti bahwa anggota parlemen Barisan mendukung Muhyiddin melalui surat pernyataan dukungan.
“Itu saja, tidak ada gerakan lain yang ingin mengganti Perdana Menteri,” tegasnya.
Mosi tidak percaya
Sebelumnya pemimpin oposisi Anwar Ibrahim telah mengajukan mosi tidak percaya di parlemen. Sementara Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) meminta Perdana Menteri Muhyiddin Yassin untuk mengundurkan diri.Perkembangan terakhir ini terjadi ketika raja menegur pemerintah karena mencabut peraturan darurat tanpa persetujuannya pada Kamis 29 Juli.
Baca: Anwar Ibrahim Ajukan Mosi Tidak Percaya kepada PM Malaysia.
Mosi Anwar berbunyi: "Bahwa dewan membuat resolusi tentang hilangnya kepercayaan pada Mahiaddin Md Yasin, MP (Perdana Menteri Malaysia dan anggota parlemen) untuk Pagoh, dan diberhentikan dari posisinya sebagai perdana menteri sesegera mungkin menurut Konstitusi Federal."
Anwar yang merupakan anggota parlemen dari Port Dickson mengatakan, dalam konferensi pers di parlemen bahwa perdana menteri, menteri hukum de facto Takiyuddin Hassan dan Ketua Majelis Rendah Azhar Azizan Harun harus mengundurkan diri dari posisi mereka.
"Kami menyerahkan kepada kebijaksanaan raja untuk memutuskan apa yang terbaik untuk menyelamatkan negara ini dari krisis saat ini," tambahnya, seperti dikutip The Straits Times, Jumat 30 Juli 2021.
Anwar menyesalkan bahwa segera setelah mosinya diterima oleh pembicara di parlemen pada Kamis, reses diumumkan. "Bagaimana kita bisa menjalankan parlemen dengan semua trik dan skema ini?" dia bertanya.
Istana Negara mengatakan pada Kamis bahwa Raja Malaysia, Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah tidak memberikan persetujuan untuk mencabut peraturan darurat covid-19. Raja menggambarkan pernyataan menteri di parlemen sebagai "kontradiksi dan menyesatkan".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News