Organisasi yang menaungi sebagian besar negara-negara Eropa tersebut juga turut mengambil aksi, tak diam begitu saja melihat situasi terkini Ukraina. Salah satu yang dilakukan adalah menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia.
Invasi yang terjadi sejak 24 Februari ini telah membuat jutaan warga Ukraina melarikan diri, termasuk ke sejumlah negara Uni Eropa.
Sebenarnya, bagaimana pandangan Uni Eropa terkait invasi ini? Apa saja yang sudah mereka lakukan terkait krisis ini?
Medcom.id berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan Duta Besar Uni Eropa di Indonesia, Vincent Piket, secara virtual. Selain soal Ukraina, hubungan Indonesia dan Uni Eropa juga menjadi bahasan menarik dengan Dubes Piket.
Berikut hasil wawancara Medcom.id dengan Dubes Piket:
1. Kita tahu tentang situasi di Ukraina saat ini. Bagaimana pendapat Anda mengenai situasi di sana, dan apa yang telah Uni Eropa lakukan terkait krisis ini?
Uni Eropa melihat invasi Rusia ke Ukraina ini sebagai krisis keamanan paling serius yang telah kita saksikan di Eropa sejak Perang Dunia II. Kita berbicara tentang sesuatu yang terjadi 70 tahun lalu. Ini adalah serangan militer besar-besaran terhadap negara berdaulat. Ini tidak bisa diterima oleh apapun. Ini ilegal. Tidak sesuai dengan kewajiban Rusia sebagai anggota PBB.Dunia tahu tidak ada ancaman yang datang dari Ukraina sama sekali dapat membenarkan serangan ini. Jadi kami menganggap (serangan) ini sangat serius untuk hukum, ketertiban berbasis aturan, tidak hanya di Eropa tapi saya perluas menjadi di dunia. Karena pada akhirnya, Rusia adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB, negara dengan kekuatan nuklir, semacam memiliki tanggung jawab khusus untuk menerima, mengamati, dan kami tidak melihat itu sama sekali.
Apa yang telah kami lakukan sebagai Uni Eropa (UE)? Pertama, sebelum krisis dan invasi terjadi, kami telah melakukan sejumlah besar pendekatan diplomatik untuk mencoba mencegah invasi ini. Itu tidak berhasil, invasi terjadi. Kami telah menyatakannya di semua platform, khususnya PBB, dan di tempat (organisasi) lain, mengenai dukungan kuat kami untuk integritas teritorial Ukraina.Ini sama sekali tidak dapat diterima dan kami bersama dengan 140 negara dari seluruh dunia, tidak hanya Uni Eropa, tapi 140 negara anggota PBB memilih dua resolusi dalam sepekan terakhir. Sangat kuat menentang invasi ini, dan mendesak Rusia untuk melakukan gencatan senjata dan ememinta mereka menarik pasukannya dari tanah Ukraina, tanpa sarat. Ini aksi diplomatik adalah yang pertama.
Kedua, kami telah memberikan banyak dukungan keuangan kepada pemerintah Ukraina sejumlah 1,2 miliar Euro, sejumlah besar uang bagi pemerintah untuk menjalankan (pekerjaan) dasarnya, menjaga negara tetap berjalan, untuk menjaga gaji tetap dibayarkan, dan untuk membantu pemerintah menyediakan kesehatan kemanusiaan dan sosial.
Uni Eropa telah melalukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yaitu memberikan bantuan peralatan militer. Peralatan yang bersifat defensif untuk memungkinkan Ukraina mempertahankan diri dari agresi militer Rusia.
Dan terakhir, apa yang telah kami lakukan tentu saja menjangkau warga Ukraina. Jutaan orang jumlahnya, sekarang menuju 10 juta warga Ukraina yang kabur dari dalam negara mereka, atau harus meninggalkan negara mereka. Sekarang, sekitar 3 juta pengungsi Ukraina mencari perlindungan di Eropa.
Uni Eropa terbuka untuk warga Ukraina yang melarikan diri dari perang. Kami akan mengakomodasi Anda, kami akan menyediakan tempat penampungan dengan bantuan medis. Anda dapat mencari pekerjaan, menyekolahkan anak dan lain-lain. Setidaknya selama satu tahun, tapi mungkin lebih lama jika diperlukan. Kami harap tidak.
Jadi, itu adalah tawaran kemanusiaan yang luar biasa yang kami buat. Beberapa negara anggota kami bertetangga dengan Ukraina. Ada lima di antaranya, Polandia, Hungaria, Slovakia, Rumania dan Bulgaria. Tentu saja mereka luar biasa. Arus masuk pengungsi yang luar biasa untuk dikelola dan komitmen dalam solidaritas yang mereka tunjukkan benar-benar fantastis tidak hanya di level pemerintah, tapi juga warganya.
Tapi mereka tidak berdiri sendiri, kami memiliki sistem di masyarakat Uni Eropa untuk berbagi beban kemanusiaan di antara semuanya. Itulah yang kami lakukan di Ukraina.
2. Anda mengatakan bahwa banyak pengungsi Ukraina yang melarikan diri ke negara-negara Uni Eropa. Apakah ada jaminan dari Uni Eropa untuk melindungi para pengungsi Ukraina?
Ya, 100 persen kami menyatakan, bahwa pengungsi Ukraina akan menemukan tempat berlindung tanpa dibedakan dari manapun Anda berasal. Anda akan menemukan perlindungan di Eropa dari agresi ini, dan menjalani kehidupan yang aman di Eropa, selama itu diperlukan.3. Uni Eropa mengumumkan akan membahas mengenai keanggotaan Ukraina. Apakah sudah ada keputusan mengenai hal tersebut. Dan jika Ukraina menjadi bagian dari Uni Eropa, apakah ada bantuan untuk Ukraina dalam hal militer?
Pertama-tama, para pemimpin Uni Eropa memang telah mengatakan kepada Ukraina, Anda akan diterima dan akan menjadi negara anggota Uni Eropa. Tentu ini tidak mudah. Tentu saja ini bukan seperti bergabung dengan pusat kebugaran atau klub tenis. Anda membayar dan bermain. Ini tentang menjadi bagian dari ekonomi dan masyarakat yang terintegrasi.Jadi, kita harus mempersiapkannya dengan baik. Pada saat yang sama, kita tahu urgensi masalah ini dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dan ada komitmen politik dari para pemimpin Uni Eropa untuk menjangkau warga dan pemerintah Ukraina dengan menawarkan perspektif keanggotaan ini.
Pertanyaan kedua, Anda menanyakan tentang bantuan militer. Ingatlah bahwa Uni Eropa bukan aliansi militer. Ini adalah aliansi negara-negara yang bersama-sama membangun Eropa yang terintegrasi dan bersatu dalam hal ekonomi, sosial, tren politik. Kami dari waktu ke waktu juga mengembangkan kerja sama pertahanan di antara negara-negara anggota.
Tapi, kami tidak memiliki tentara dan tujuan organisasi kami bukan untuk tidak membangunnya. Melainkan, pada saat yang sama dalam perjanjian kami, ada klausul di mana negara-negara anggota mengatakan, kami akan melindungi satu sama lain jika terjadi krisis. Dan itu adalah jelas komitmen bagi setiap negara anggota untuk mengamati negara-negara anggota lainnya.
4. Negara-negara Uni Eropa termasuk yang turut memberikan sanksi kepada Rusia. Apa yang diharapkan Uni Eropa dalam pemberian sanksi ini?
Sanksi-sanksi tersebut melemahkan dan melucuti kemampuan Rusia unutk mengobarkan perang di Ukraina. Ini adalah tujuan militer, jika Anda suka melalui cara militer. Tapi sanksi kami diberikan kepada sekitar 700 pejabat tinggi pemerintah Rusia dan lainnya yang bekerja dengan keuntungan dari pemerintah, di dalam daftar hitam kami.Kami telah menjatuhkan sanksi pada sistem keuangan Rusia. Kami pada dasarnya mengecualikannya dari partisipasi dalam jaringan keuangan internasional. Kami memberikan sanksi kepada maskapai penerbangan khususnya milik pemerintah dan memberlakukan larangan penerbangan Rusia atas wilayah udara kami dan hak pendaratan di bandara.
Jadi, ini adalah paket besar sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bukan karena kami suka melakukan itu, tapi ini mutlak diperlukan. Ini adalah salah satu alat utama yang kami miliki untuk membendung dan mendorong kembali paket bantuan militer untuk Rusia dan Ukraina.
5. Anda tadi menyebutkan bahwa Uni Eropa sudah melakukan diplomasi sebelum invasi. Apakah menurut Anda, diplomasi masih menjadi jalan utama untuk menyelesaikan konflik ini?
Ada dua solusi untuk konflik ini, satu tentu saja adalah keputusan Presiden Putin untuk melakukan gencatan senjata dan menarik kembali pasukan Rusia dari tanah Ukriana tanpa syarat. Itu adalah yang kami garis bawahi. Kami harus meyakinkan landasan atas ini dan akan bertahan pada upaya yang sedang berlangsung.Seperti yang kita bicarakan, kami tahu dan membaca laporan pertamu antara Ukraina dan Rusia dalam waktu dekat ini. Kami sangat berharap bahwa Rusia akan terlibat dalam pembicaraan ini dengan tulus dan tujuan nyata untuk mencapai minimal gencatan senjata dan juga koridor kemanusiaan.
Setelah penarikan pasukan, koridor kemanusiaan sangat penting. Anda telah melihat gambar-gambar yang berasal dari Ukraina di seluruh kota yang dikelilingi pasukan Rusia. Terputus dari luar, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada listrik. Orang-orang berlindung di gedung-gedung yang kadang diserang oleh rudal api Rusia dan pesawat mereka.
Situasi yang sangat, sangat parah. Upaya berulang-ulang untuk mengevakuasi orang-orang dari kota-kota terkutuk itu dihalangi oleh konvoi militer Rusia. Warga sipil tak berdosa yang mencoba melarikan diri ditembak dan dibunuh.
Jadi itu merupakan pelanggaran mutlak terhadap prinsip kemanusiaan apapun dari hukum humaniter yang harus dipatuhi semua anggota PBB. Dan tindakan ini, memenuhi syarat sebagai kejahatan perang.
6. Terkait dengan ancaman nuklir Rusia di kawasan Anda, bagaimana Uni Eropa merespons hal ini?
Ya, kami dengan tegas mengatakan, tindakan itu sama sekali tidak dapat diterima di Eropa dan di manapun. Kami menyerukan Rusia untuk mencari jalan negosiasi dan diplomasi untuk menyelesaikan situasi ini.7. Setelah serangan di perbatasan Polandia, apakah ada penguatan militer yang Uni Eropa lakukan di sekitar perbatasan Anda?
Kami tidak melakukannya pada kesempatan khusus itu. Kami, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kami bukan organisasi militer seperti itu. Tapi tentu saja, serangan ini terjadi sekitar 10 kilometer dari perbatasan Polandia. Ledakan itu bisa dilihat dan terdengar dari wilayah Polandia.Jadi, (ledakan) itu hanya menunjukkan betapa nyatanya krisis ini bukan hanya untuk Ukraina, tapi juga untuk Eropa. Dan saya pikir, itu menjelaskan - dalam istilah yang sangat sederhana - mengapa Uni Eropa begitu khawatir dan mengapa kami menyerukan semua negara di seluruh dunia untuk mengisolasi Rusia, dalam perilakunya. Perilaku agresif terhadap negara Eropa lainnya.
8. Rusia mengatakan banyak negara-negara Barat membuat berita palsu (seputar invasi ke Ukraina). Apa tanggapan Anda?
Kami sangat yakin bahwa sumber dari berita-berita palsu ini sebenarnya adalah Rusia itu sendiri. Jika kalian mengamati bagaimana Rusia melegitimasi serangan militernya, mengatakan bahwa Rusia ingin melakukan den-Nazi-fikasi di Ukraina, coba saja cari Nazi di Ukraina. Anda pasti tidak akan menemukannya. Di sana memang ada satu partai sayap kanan ekstrem, dan partai itu ikut dalam pemilu terbaru. Mereka hanya meraih 1,6 persen suara, sehingga tidak masuk ke parlemen Ukraina. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai ada tidaknya kehadiran Nazi di Ukraina.(Tuduhan Rusia) ini jelas hanya rekayasa, disinformasi dan kebohongan. Rusia adalah sumber disinformasi dalam situasi ini. Rusia memanfaatkan semua kantor berita yang mereka punya, kantor berita pemerintah, yang sudah ditangguhkan operasionalnya di negara-negara UE. Kepada Sputnik dan Russian Today (RT), UE menegaskan bahwa keduanya tidak bisa menggunakan alasan kebebasan berbicara dan pers untuk mendukung perang.
Perlu saya tekankan, saat ini tidak ada kebebasan bermedia di Rusia. Sudah tidak ada lagi media independen yang beroperasi di sana, dan hanya ada media yang menyebarkan propaganda serta disinformasi sesuai yang didikte oleh Kremlin. Belum lama ini, media independen terakhir di Rusia, Novaya Gazeta, mengumumkan bahwa mereka harus berhenti beroperasi. Hal itu mengilustrasikan kondisi kebebasan bermedia dan pers di Rusia saat ini.
9. Banyak anggota Uni Eropa juga merupakan bagian dari G20, dan sebagian dari mereka ingin agar Rusia didepak dari keanggotaan G20. Apa tanggapan Uni Eropa?
Lima negara anggota Uni Eropa dan entitas Uni Eropa-nya itu sendiri adalah bagian dari G20, yaitu Jerman, Prancis, Italia, Spanyol dan Belanda. Jadi, secara keseluruhan ada enam (elemen UE) dari total 20 anggota G20.Di situasi saat ini, tentu tidak bisa hanya business as usual. Di panggung internasional, kami tidak bisa berhadapan dengan Rusia seperti sebelumnya, seperti tidak terjadi apa-apa. Kami mengatakan kepada Indonesia, bahwa dalam konteks saat ini, kami sangat, sangat sulit untuk berhadapan dengan Rusia di G20. Sekarang tergantung dari Pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkan langkah ke depan dan mencari solusinya.
10. Duta Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan bahwa reaksi Barat terhadap perang di Ukraina sangat tidak proporsional. Ia membandingkan serangan Israel ke Gaza dan Amerika Serikat ke Libya, dan mempertanyakan mengapa kedua negara itu tidak dikenai sanksi. Apa pandangan Anda?
Pertama-tama, berbicara mewakili Uni Eropa, misi menjaga perdamaian kami di luar Uni Eropa semuanya berada di bawah mandat PBB, Dewan Keamanan PBB. Kedua, hal ini sangat sulit dan terkadang disalahartikan, di saat pihak tertentu membandingkan satu krisis dengan krisis lainnya. Kondisi masing-masing krisis berbeda, situasinya juga berbeda-beda. Membandingkan seperti ini merupakan hal yang tidak relevan, mungkin bagus untuk analisis ahli sejarah, tapi tidak relevan untuk situasi saat ini.Poin ketiga adalah, apa pun yang terjadi di masa lalu, seperti di Suriah, di Afghanistan, tidak bisa dijadikan pembenaran untuk perilaku agresif saat ini. Justifikasi seperti itu tidak bisa dilakukan.
Ukraina bukan ancaman bagi Rusia, tidak sedang akan menyerang Rusia, tapi justru sebaliknya. Rusia menumpuk 150 ribu personel militer, atau berapa pun itu jumlahnya, di perbatasan Ukraina. Rusia memasang perangkat militer, sistem rudal, dan lain-lain. Rusia kemudian menyerang tanpa provokasi apa pun.
Itulah isu yang harus kita hadapi, untuk terus menyerukan Rusia agar bersedia melakukan gencatan senjata, menghormati koridor kemanusiaan, dan menarik pasukan. Setelah itu, tentu saja kedua pihak, Rusia dan Ukraina, harus mendiskusikan solusi jangka panjang menuju perdamaian berkelanjutan.
11. Solusi apa yang diharapkan Uni Eropa dari konflik ini, dan apa yang akan Uni Eropa lakukan untuk membantu Ukraina setelah perang ini berakhir?
Kami ingin perjanjian damai permanen antara Rusia dan Ukraina. Kami ingin Rusia menghormati integritas wilayah Ukraina, dan juga perbatasan Ukraina yang diakui komunitas internasional. Tidak ada sengketa soal hal ini, dan kami ingin Rusia menghormati hal tersebut.Kedua, membangun kembali Ukraina. Biayanya pasti sangat tinggi untuk memperbaiki kerusakan di kota-kota, berbagai gedung apartemen, hunian warga, rumah sakit, jembatan, bandara, dan banyak lainnya. Kami belum mengetahui berapa kira-kira biayanya. Kendati begitu, KTT Uni Eropa pada Jumat pekan kemarin menyepakati bahwa kami akan membantu Ukraina, menggalang dana di antara negara-negara anggota.
Kami juga akan membuat wadah dana internasional bagi negara-negara lain yang mau membantu rekonstruksi Ukraina, di bidang kemasyarakatan, perumahan, infrastruktur, pabrik, dan lain-lain, sesegera mungkin setelah perang berakhir.
12. Seperti apa kondisi hubungan Indonesia-Uni Eropa saat ini?
Kami sangat senang dengan hubungan yang terus berkembang ini. Bagi kami, Indonesia adalah mitra yang sangat, sangat besar di Asia Tenggara, bahkan di Asia. Anda mungkin sudah dengar mengenai strategi baru Uni Eropa terkait kerja sama dengan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik. Dalam strategi tersebut, Anda akan melihat ada Indonesia dan juga ASEAN sebagai mitra utama.Terdapat beragam topik yang sangat penting dalam agenda kami. Pertama, mengenai perdagangan dan negosiasinya. Kira-kira kemajuannya sudah setengah jalan dalam konteks rute negosiasi. Kami berharap bisa segera diselesaikan dalam waktu dekat. Kami yakin kesepakatan ini akan menguntungkan kedua ekonomi, terutama bagi perekonomian Indonesia. Ini akan menjadi hal yang baik bagi perdagangan Anda, bagi investasi Uni Eropa di negara ini, dan juga baik bagi lapangan pekerjaan di Indonesia.
Topik kedua adalah krisis iklim global. Kita mungkin belum pernah mendengar topik ini lagi dalam empat pekan terakhir, tapi ini juga ada di dalam agenda. Kita harus bekerja sama erat dalam topik ini, antara Eropa dan Indonesia. Kita harus menggabungkan kekuatan untuk mengembangkan pendekatan bersama, menstimulasi pengembangan energi terbarukan di negara Anda. Dan tentu saja mengenai kehutanan dan juga ekonomi hijau (green economy) secara keseluruhan. Ini adalah agenda yang sangat besar dan berat, tapi kami siap menjalankannya dengan bantuan dari presidensi G20 Indonesia.
(Lewat KTT G20), kami dapat menghadirkan jajaran pejabat tinggi Eropa di Indonesia, di antaranya para presiden, menteri menteri, dan jajaran komisaris selevel menteri, untuk mewujudkan kesepakatan kerja sama antara Uni Eropa dan Indonesia.
13. Indonesia khawatir terhadap sikap diskriminatif Eropa mengenai aturan minyak kelapa sawit. Belakangan ini, Uni Eropa mengimplementasikan aturan bahwa produk sawit yang diterima tidak boleh melibatkan adanya deforestasi. Apa pendapat Anda? dan apa solusi yang dapat diberikan Uni Eropa kepada Indonesia atas isu ini?
Pertama-tama, mengenai minyak sawit. Saya tekankan bahwa secara umum kami tidak memiliki masalah dengan minyak sawit. Sengketa yang ada saat ini adalah mengenai bio-diesel yang dibuat dengan minyak sawit.Kabar baiknya adalah, Indonesia telah membawa sengketa ini ke WTO, menjalani prosedur penyelesaian sengketa di sana. Kedua kubu telah saling menyatakan pendapat, dan kini kita perlu menunggu keluarnya putusan. Uni Eropa akan selalu mengimplementasikan apa hasil yang keluar nanti saat sengketanya berakhir.
Kedua, mengenai proposal baru kami dari Komisi Eropa yang merupakan cabang eksekutif pemerintahan di internal Uni Eropa. Uni Eropa mengajukan legislasi mengenai produk bebas deforestasi. Saya rasa aturannya sangat bisa dijalankan di Indonesia karena laju deforestasi di negara Anda sudah menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir. Memang belum sempurna, tapi kami melihat trennya berjalan ke arah yang baik. Kami berharap produk seperti minyak sawit dan kayu gelondongan (timber) dari Indonesia dapat memenuhi standar pasar Eropa. Masalah ini memang belum selesai, tapi kami tetap optimistis.
Pekan kemarin, kami telah menjalani diskusi yang baik di level senior antara pemerintahan Anda dan Komisi Eropa. Sekitar 10 hari dari sekarang, jajaran komisaris selevel menteri di bidang lingkungan akan berkunjung ke Indonesia untuk menggelar dialog yang sama dengan menteri Indonesia.
Saya rasa kita sedang berada dalam mode dialog yang baik. Pekerjaan berat masih harus dilakukan ke depan, tapi saya tetap optimistis.
14. Indonesia mau memiliki ibu kota negara (IKN). Apakah sejauh ini ada pembicaraan kerja sama dengan Uni Eropa?
Tentu saja (IKN) adalah proyek yang sangat fantastis. Kami antusias mengikuti isu ini. Tentu saja, mungkin saya dan misi saya nanti harus pindah kantor ke sana, ke Kalimantan Timur.Terlepas dari itu, kami tertarik dengan kesempatan-kesempatan kerja sama di sana. Presiden Joko Widodo pernah mengatakan dirinya menginginkan Nusantara sebagai ibu kota smart dan green. Uni Eropa memiliki banyak pengetahuan mengenai hal tersebut.
Kami memiliki banyak ibu kota dan provinsi yang berjalan sangat baik di seantero Eropa. Saya 100 persen yakin bahwa mereka dapat membawa sesuatu ke Indonesia untuk pengembangan ibu kota baru.
15. Indonesia memegang presidensi G20 tahun ini. Apakah ada saran atau masukan dari Uni Eropa mengenai presidensi ini?
Kami sangat, sangat mendukung presidensi Indonesia. Ini merupakan kali pertama Indonesia memegang peran ini, yang merupakan kesempatan luar biasa bagi Indonesia untuk menunjukkan profilnya di panggung dunia. Kami mendukung topik-topik yang dimasukkan Indonesia ke dalam agenda, yaitu sektor kesehatan global, pemulihan global, dan transisi energi global. Ini merupakan prioritas-prioritas utama bagi dunia, termasuk juga untuk Uni Eropa.Saya rasa kami dapat memberikan kontribusi yang baik dalam hal ini di semua level, di level pejabat senior dan level politik.
16. Apa yang Anda harapkan dari hubungan Uni Eropa dan Indonesia? Sektor-sektor apa saja yang ingin dikembangkan dan diperkuat di masa mendatang?
Indonesia adalah negara besar, baik secara geografis maupun jumlah populasi. Perekonomiannya sudah masuk 20 besar dunia. Katakanlah dalam 20 tahun dari sekarang, Indonesia mungkin akan masuk 10 besar atau lainnya, namun yang jelas akan menjadi negara ekonomi penting di dunia.Ada ketertarikan besar dari pihak kami untuk terus bekerja sama dengan Indonesia. Tidak hanya untuk meningkatkan GDP Uni Eropa, tapi juga memastikan bahwa kita akan bekerja sama di sektor keberlanjutan, seperti pertumbuhan berkelanjutan atau konsumsi berkelanjutan. Ini akan dilakukan semua pihak, baik negara Anda, atau negara saya. Ini adalah topik yang besar.
Saya berharap Indonesia melanjutkan peranannya di panggung global. Saat ini G20, tahun depan ketua ASEAN. Melihat lebih jauh dari itu, kami melihat Indonesia sebagai negara yang memiliki kesamaan (dengan Uni Eropa) dalam program-program global, kita memandangnya dalam sudut pandang yang sama, dan juga mendukung tujuan-tujuan yang sama.
Saya rasa ini merupakan landasan bagi kedua pihak untuk bekerja sama di banyak bidang, baik secara domestik maupun internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News