Pekerja konstruksi Chit Min, 18, bergabung dengan pedemo Yangon mengatakan kesetiaannya kepada Aung San Suu Kyi melebihi kekhawatiran langsung tentang situasi keuangannya.
"Saya menganggur sekarang selama seminggu karena kudeta militer, dan saya khawatir akan kelangsungan hidup saya," katanya kepada AFP.
Demikian pula kerumunan besar berbaris di Mandalay, kota terbesar kedua dan bekas kekuasaan monarki pra-kolonial negara itu. Banyak yang memegang foto Aung San Suu Kyi dan mengibarkan bendera merah partai NLD.
Baca: Demo Hari Ketiga di Myanmar Diikuti Ribuan Pekerja dan Mahasiswa.
Polisi berusaha membubarkan ribuan orang yang berkumpul di jalan raya di Naypyidaw, di mana Aung San Suu Kyi diyakini ditahan. Meriam air ditembakkan ke kerumunan, melukai setidaknya dua demonstran, menurut seorang fotografer di tempat kejadian.
Demonstrasi besar juga dilaporkan terjadi di sebagian besar negara, dari Muse di wilayah perbatasan Tiongkok hingga kota-kota selatan Dawei dan Hpa-an.
Status darurat
Para jenderal Myanmar melancarkan kudeta mereka dengan menahan Aung San Suu Kyi dan para pemimpin NLD lainnya dalam serangan menjelang pagi Senin lalu.Para jenderal membenarkan kudeta tersebut dengan mengklaim penipuan dalam pemilihan November lalu, yang dimenangkan NLD secara telak.

Warga menentang kudeta militer yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlain. Foto: AFP
Junta mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun, dan berjanji akan mengadakan pemilihan baru setelah itu, tanpa menawarkan kerangka waktu yang pasti.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memimpin seruan global agar para jenderal melepaskan kekuasaan.