Aung San Suu Kyi ditahan oleh pihak militer Myanmar. Foto: AFP
Aung San Suu Kyi ditahan oleh pihak militer Myanmar. Foto: AFP

Kalah Pemilu, Alasan Militer Myanmar Kudeta Aung San Suu Kyi?

Fajar Nugraha • 01 Februari 2021 10:15

 
Seruan militer untuk verifikasi daftar pemilih terus meningkat. Namun juru bicara militer pada 26 Januari  menolak untuk mengesampingkan kemungkinan pengambilalihan militer untuk menangani apa yang dia sebut sebagai krisis politik.
 
Baca: Presiden Myanmar Juga Ditahan di Tengah Kekhawatiran Kudeta.

Anggota parlemen yang baru terpilih direncanakan mulai duduk di parlemen pada 1 Februari, dan keamanan di Ibu Kota Naypyidaw ketat pada Jumat pekan lalu. Polisi tampak melakukan penjagaan jalan dengan pagar dan kawat berduri.
 
Ketakutan meningkat setelah panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing tampaknya menggemakan sentimen pada Rabu 27 Januari. Sosok yang bisa dikatakan orang paling kuat di militer Myanmar ini mengatakan, konstitusi negara dapat "dicabut" dalam keadaan tertentu.
 
“Konstitusi adalah ibu hukum untuk semua hukum. Jadi kita semua harus mematuhi konstitusi. Jika tidak mengikuti hukum, maka hukum tersebut harus dicabut. Jika itu konstitusi, maka perlu mencabut konstitusi,” katanya saat itu kepada pejabat senior dalam pidatonya.
 
Retorika kudeta bukan sekadar gertakan atau ancaman kosong. Analis politik Soe Myint Aung mengatakan tentara melihat "celah besar dalam konstitusi yang menyebabkan kerugiannya".
 
“Bahkan jika ia tidak mengatur pengambilalihan kekuasaan yang sepenuhnya matang, kemungkinan militer akan mengambil tindakan kecuali (komisi pemilihan) dan pemerintah memperbaiki keluhan terkait pemilihan,” tegas Myint Aung.
 
Pemungutan suara pada November hanyalah pemilihan demokratis kedua yang dilakukan Myanmar sejak keluar dari tirai kediktatoran militer selama 49 tahun. Pemerintah sipil telah membuat perjanjian pembagian kekuasaan yang tidak nyaman dengan para jenderal militer sejak saat itu.
 
Namun kini Aung San Suu Kyi dihadapkan pada penangkapan dari pihak militer. Langkah dari militer itu diperkirakan sebagai tindakan kudeta, di mana penahanan juga dialami oleh Presiden Win Myint dan beberapa petinggi NLD lainnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan