Warga Singapura memakai masker saat beraktivitas di tengah pandemi covid-19. (AFP)
Warga Singapura memakai masker saat beraktivitas di tengah pandemi covid-19. (AFP)

Rencana Mengejutkan Singapura: 'Hidup dengan Covid-19'

Willy Haryono • 27 Juni 2021 16:02

Vaksinasi dan Pengurangan Pembatasan
 
Vaksinasi Covid-19 adalah kunci dalam mewujudkan visi ketiga menteri tersebut. Skema ketiganya tidak dapat dijalankan kecuali jika lebih banyak warga Singapura telah divaksinasi.
 
Singapura berencana memvaksinasi dua per tiga populasinya dengan setidaknya satu dosis vaksin dalam beberapa pekan ke depan. Dua per tiga warga itu diproyeksikan sudah divaksinasi menyeluruh pada awal Agustus.

Vaksinasi menyeluruh bukan jaminan bebas Covid-19, karena Singapura masih mencatat kasus baru dari mereka yang telah menerima dua dosis vaksin. Namun dari semua kasus itu, tidak ada satu pun yang mengalami gejala serius.
 
Ketiga menteri mengatakan kondisi semacam itu, di saat warga yang sudah divaksinasi dapat tetap terinfeksi Covid-19, mungkin akan terus berlanjut di masa mendatang.
 
Mengenai tes Covid-19, ketiga menteri menyarankan agar prosedurnya dipermudah dan dipercepat. Mereka bahkan menginginkan semacam tes mandiri untuk menggantikan metode swab yang banyak dikeluhkan warga karena terasa tidak nyaman di hidung dan tenggorokan.
 
"Pada waktunya nanti, bandara, pelabuhan, perkantoran, mal, rumah sakit, dan institusi medis dapat menggunakan alat-alat tes (selain swab) untuk memeriksa staf dan pengunjung," tuur ketiga menteri.
 
Dalam bayangan ketiganya, warga Singapura yang terinfeksi Covid-19 dapat pulih dengan sendirinya di rumah karena gejala penyakitnya relatif ringan. Karena sebagian besar kasus Covid-19 di Singapura akan menjadi relatif ringan, menurut bayangan ketiga menteri, maka pelacakan kontak dan karantina juga tidak terlalu dibutuhkan lagi.
 
Perubahan besar lainnya yang diinginkan ketiga menteri adalah penghentian laporan kasus harian Covid-19.
 
"Alih-alih memonitor infeksi Covid-19 pada setiap harinya, kami akan fokus terhadap hasilnya: berapa banyak yang mengalami gejala berat, berapa banyak yang dirawat di unit perawatan intensif, berapa banyak yang membutuhkan oksigen, dan lain-lain," tutur ketiganua.
 
"Nantinya ini akan seperti memonitor influenza," lanjut mereka.
 
Akhir kata, ketiga menteri menekankan bahwa Singapura belum bisa menerapkan rencana tersebut. Untuk saat ini, berbagai pembatasan Covid-19 di Singapura tetap diberlakukan seperti biasa.
 
"Tapi road map transit menuju kenormalan baru sudah terlihat. Sejarah menunjukkan bahwa setiap pandemi pada akhirnya akan berakhir," pungkas ketiga menteri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan