Pidato pertama Presiden Joko Widodo di Sidang Majelis Umum PBB. Foto: Kemenlu RI
Pidato pertama Presiden Joko Widodo di Sidang Majelis Umum PBB. Foto: Kemenlu RI

Usulkan PBB Berbenah, Jokowi Sampaikan Tiga Pemikiran

Theofilus Ifan Sucipto • 23 September 2020 08:13
New York: Presiden Joko Widodo mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk berbenah diri. Jokowi memberikan dua pemikiran pada pelaksanaan Sidang Majelis Umum ke-75 PBB.
 
Pada pidato yang diberikan secara virtual itu pada 22 September 2020 waktu New York atau Rabu 23 September 2020 waktu Indonesia, presiden memaparkan pemikiran Indonesia untuk perubahan di tubuh PBB.
 
Baca: Pidato Pertama di PBB, Jokowi: Covid-19 Tak Kenal Batas Negara.

“Melihat situasi dunia saat ini, izinkan saya menyampaikan beberapa pemikiran. Yang pertama, PBB harus senantiasa berbenah diri, melakukan reformasi, revitalisasi dan efisiensi,” ujar Presiden Jokowi.
 
Indonesia melihat bahwa PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralism delivers, termasuk pada saat terjadinya krisis. Utamanya, PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global.
 
Jokowi menambahkan, semua pihak harus memiliki tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB, agar PBB tetap relevan dan semakin kontributif, sejalan dengan tantangan zaman.
 
“PBB bukanlah sekedar sebuah gedung di kota New York, tapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus,” tegas Presiden.
 
“Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme. Multilateralisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan,” imbuh Jokowi.
 
 

Pemikiran kedua agar PBB bisa lebih efektif adalah penguatan collective global leadership. Indonesia paham bahwa dalam hubungan antar negara, dalam hubungan internasional, setiap negara selalu memperjuangkan kepentingan nasionalnya.
 
Baca: Dalam Sidang PBB, Jokowi Tegaskan Kembali Mendukung Palestina Merdeka.
 
Namun mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan agar semua pihak tanggung jawab untuk kontribusi menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia.
 
“Di sinilah dituntut peran PBB untuk memperkokoh collective global leadership. Dunia membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik,” sebut Jokowi.
 
Penanganan pandemi covid-19 turut menjadi perhatian bagi perubahan PBB. Kerja sama dalam penanganan covid-19 harus diperkuat, baik dari sisi kesehatan maupun dampak sosial ekonominya.
 
Vaksin menurut mantan Wali Kota Solo itu akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi.  Negara anggota PBB harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau.
 
Tata kelola ketahanan kesehatan dunia juga turut menjadi perhatian dan harus lebih diperkuat. Ketahanan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan kesehatan nasional akan menjadi penentu masa depan dunia.
 
“Dari sisi ekonomi, reaktivasi kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan, dengan melakukan koreksi terhadap kelemahan- kelemahan global supply chains yang ada saat ini. Aktivasi ekonomi harus memprioritaskan kesehatan warga dunia,” ucapnya.
 
“Dunia yang sehat, dunia yang produktif, harus menjadi prioritas kita. Semua itu dapat tercapai jika kita semua bekerja sama....bekerja sama...dan bekerja sama,” tutur Presiden.
 
“Mari kita memperkuat komitmen, dan konsisten menjalankan komitmen untuk selalu bekerjasama,” tutup Presiden Jokowi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan