Kondisi ini diungkapkan oleh Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI pada Kamis, 6 November 2025. Teuku Riefky mengatakan bahwa salah satu penyebab utama terancamnya belasan bioskop ini adalah kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang ditambah dengan peralihan media tontonan ke layanan streaming.
"Ada 15 bioskop yang juga mulai tutup, karena mungkin kondisi perekonomian masyarakat saat ini, juga mungkin masyarakat mulai beralih menonton lewat streaming online," kata Teuku Riefky.
Keluhan Industri Perfilman dan Masalah Pembajakan
Menurutnya, para pengusaha di industri perfilman Indonesia telah menyampaikan sejumlah keluhan terkait masalah yang dihadapi bioskop, salah satunya adalah pembajakan."Ini menjadi keresahan bagi pengusaha perfilman di Indonesia, mulai dari akses ke bioskop, masalah pendanaan, regulasi, (hingga) pembajakan. Itu juga menjadi poin-poin yang menjadi pembahasan antara kami dengan para stakeholder," ucap Teuku Riefky. Kabar mengenai rencana penutupan 15 bioskop tersebut telah dikonfirmasi oleh Sekretaris Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI), Judith Dipodiputro, yang mengakui adanya penurunan minat masyarakat untuk menonton film di bioskop.
"Benar, ada 15 bioskop yang mau tutup. Ya memang dalam semua industri kan pasti ada up and down-nya, tapi ya berharap ini bisa berlalu dengan cepat," ungkap Judith Dipodiputro.
Melalui rapat kerja ini, ia berharap pemerintah dapat mengatasi masalah dan memfasilitasi kebutuhan industri perfilman Indonesia.
"Kita berterima kasih dengan adanya rapat kerja ini, [sehingga] permasalahan-permasalahan yang kami hadapi dan juga kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan kami bisa terfasilitasi," tutur Judith Dipodiputro.
Kekurangan Lebih dari 7.000 Layar Bioskop
Sebelumnya, BPI telah mengidentifikasi ketersediaan dan jumlah layar bioskop sebagai salah satu kendala utama yang dihadapi industri film nasional.Saat ini, rasio layar bioskop di Indonesia tergolong sangat rendah, yakni hanya 0,7 per 100.000 penduduk. Angka ini jauh di bawah negara tetangga seperti Thailand (1,7) dan Malaysia (3,6). Hal ini mengindikasikan terbatasnya akses dan penetrasi infrastruktur bioskop di Indonesia. BPI menjelaskan bahwa, berdasarkan jumlah penduduk, Indonesia idealnya harus memiliki sekitar 10.000 layar. Oleh karena itu, industri film nasional saat ini masih mengalami kekurangan lebih dari 7.000 layar.
Meskipun terdapat penambahan 16 lokasi bioskop dan 70 layar dibandingkan tahun 2023, total bioskop di seluruh Indonesia per Januari 2024 baru mencapai 496 lokasi dengan 2.375 unit layar. Jumlah ini dinilai masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan minimum layar di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id