Dian Sastro, Leya Princy, El Putra Sarira, dan Nicholas Saputra di BIFF 2025 (Foto: Instagram/therealdisastr)
Dian Sastro, Leya Princy, El Putra Sarira, dan Nicholas Saputra di BIFF 2025 (Foto: Instagram/therealdisastr)

Menbud Fadli Zon Sebut BIFF 2025 Jadi Bukti Nyata Film Indonesia Makin Mendunia

Rafi Alvirtyantoro • 22 September 2025 12:00
Jakarta: Industri film Indonesia terus menunjukkan eksistensi dan pengaruhnya di kancah global. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyusul partisipasi signifikan Indonesia di ajang Busan International Film Festival (BIFF) 2025.
 
"Indonesia kembali menegaskan eksistensinya dalam peta perfilman Asia dan dunia melalui partisipasi signifikan di BIFF 2025," kata Fadli Zon dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari Antara, pada Senin, 22 September 2025.
 
Menurutnya, kehadiran Indonesia di BIFF tidak hanya sebatas peserta, tetapi juga sebagai kekuatan kreatif yang memberikan kontribusi besar pada program, forum industri, dan kerja sama internasional.
 
Baca juga:
Indonesia Raih Penghargaan Pertama di Busan International Film Festival 2025

Ia menjelaskan bahwa Kementerian Kebudayaan berkomitmen penuh mendukung talenta perfilman nasional melalui program seperti Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya, yang memberikan ruang bagi para sineas untuk mendapatkan pengakuan dunia.

"Keikutsertaan Indonesia di BIFF 2025 adalah wujud nyata pengakuan dunia terhadap sinema kita. Kehadiran para sineas di panggung utama dunia menunjukkan bahwa karya-karya Indonesia mampu bersaing secara kualitas,” jelas Fadli Zon.

Enam Film Indonesia Tayang di BIFF 2025

Keterlibatan Indonesia di BIFF 2025 semakin diperkuat dengan terpilihnya enam film nasional untuk tayang di festival bergengsi tersebut. Di antaranya, Esok Tanpa Ibu (Mothernet) karya Ho Wi Dong, Pangku (On Your Lap) karya Reza Rahadian, Rangga & Cinta karya Riri Riza, Sekat-Sekat (Throughout These Cages) karya Aaron Pratama, serta film kolaborasi Indonesia-Malaysia, The Fox King karya Woo Ming Jin, dan film horor populer Badarawuhi di Desa Penari.
 
Dari enam film tersebut, empat di antaranya berhasil melakukan world premiere atau tayang perdana di BIFF 2025, yang membuktikan kualitas karya sineas Indonesia di mata internasional.
 
Baca juga:
Dua Generasi Rangga dan Cinta Bertemu di Busan

Sineas Indonesia Berperan Aktif di Berbagai Forum

Selain film, kepercayaan global terhadap perfilman Indonesia juga terlihat dari peran aktif para sineas dan profesional di berbagai forum industri. Produser ternama, Yulia Evina Bhara, terpilih sebagai juri kompetisi resmi BIFF 2025 dan menjadi pembicara dalam panel Cinematic Connections: Secrets of Successful Asia-Europe Co-Productions.
 
Sejumlah profesional lain, seperti Mia Santosa (Visinema), Sigit Prabowo (Cinepoint), FX Iwan (Jagartha), Linda Gozali (JAFF Market), dan Gugi Gumilang (Hot Docs) juga turut mengisi diskusi di Asian Contents & Film Market (ACFM).
 
Regenerasi perfilman Indonesia juga terlihat jelas dengan partisipasi tiga talenta muda, yakni Vincent Avelio Sentosa, Nona Ica, dan Bela Nabila, dalam program Platform Busan. Di sektor dokumenter, dua proyek Indonesia, Oma karya Armin Septiexan dan Sandan Love Garden karya Luthfi Muhammad, berhasil dipresentasikan dalam Documentary WIP Showcase.
 
Baca juga:
Hadir di BIFF 2025, Lisa BLACKPINK Diajak Nonton Film Pangku Karya Reza Rahadian

Momentum BIFF 2025 ini juga dimanfaatkan untuk memperkuat jaringan bisnis, salah satunya melalui penandatanganan kerja sama antara Cinepoint dan JAFF Market untuk memperluas distribusi film di Asia Tenggara.
 
Dengan keterlibatan menyeluruh di BIFF 2025, Indonesia menegaskan posisinya sebagai pusat pertumbuhan industri film Asia yang dinamis, kolaboratif, dan visioner.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan