Film Avatar: Fire and Ash (Foto: 20th Century Studios)
Film Avatar: Fire and Ash (Foto: 20th Century Studios)

Review Film Avatar 3: Fire and Ash, Babak Baru Perjuangan Jake Sully di Pandora

Rafi Alvirtyantoro • 17 Desember 2025 13:24
Jakarta: Film Avatar: Fire and Ash menjadi sekuel epik terbaru dari sutradara dan penulis skenario, James Cameron. Penonton akan kembali diajak merasakan ketegangan dan keseruan melalui petualangan Jake Sully beserta keluarganya yang penuh rintangan.
 
James Cameron, yang sejak lama berambisi melanjutkan waralaba ini, akhirnya kembali dengan film ketiganya. Film bertajuk Avatar: Fire and Ash sudah bisa disaksikan di bioskop seluruh Indonesia mulai 17 Desember 2025.
 
Film ini kembali menghadirkan ansambel pemain dari film kedua, yakni Sam Worthington, Zoe Saldaña, Sigourney Weaver, Britain Dalton, dan Trinity Jo-Li Bliss. Selain wajah lama, hadir pula pemain baru seperti Oona Chaplin dan David Thewlis yang memberikan warna baru di Avatar 3 ini.

Sinopsis Film Avatar: Fire and Ash

Berlatar waktu sesaat setelah peristiwa Avatar: The Way of Water (2022), petualangan ini mengikuti perjuangan Jake Sully dan keluarganya yang masih berduka atas kematian putra sulung mereka, Neteyam. Di tengah upaya beradaptasi dengan klan Metkayina, muncul ancaman baru yang jauh lebih berbahaya dari wilayah vulkanik Pandora, yaitu Suku Ash (Mangkwan).

Berbeda dengan klan Na'vi sebelumnya yang hidup selaras dengan alam, Suku Ash adalah kaum pejuang agresif yang memuja api sebagai kekuatan murni. Dipimpin oleh pemimpin kejam bernama Varang, suku ini membenci dewi Eywa dan menjalin aliansi gelap dengan Recom Miles Quaritch serta pihak RDA (Resources Development Administration) untuk menghancurkan keluarga Sully.
 
Narasi kali ini beralih ke sudut pandang Lo'ak, yang harus memikul tanggung jawab besar sebagai pelindung baru keluarga. Perjalanan ini membawa mereka melintasi wilayah baru Pandora, termasuk bertemu dengan klan pengembara langit Wind Traders, sambil mengungkap sisi gelap peradaban Na'vi. Hal ini membuktikan bahwa konflik tidak hanya datang dari manusia, tetapi juga dari dalam bangsa mereka sendiri.
 
 

Review Film Avatar: Fire and Ash

Review Film Avatar 3: Fire and Ash, Babak Baru Perjuangan Jake Sully di Pandora
Film Avatar: Fire and Ash diawali dengan atmosfer duka yang menyelimuti Jake Sully dan keluarganya. Neytiri, sebagai seorang ibu, sangat terpukul dan tidak bisa menerima kenyataan bahwa putra sulungnya tewas tertembak oleh pasukan RDA.
 
Duka yang dirasakan Neytiri perlahan berubah menjadi dendam mendalam terhadap manusia. Kondisi psikologis ini memicu konflik internal yang membawa mereka ke dalam masalah yang jauh lebih besar. Penonton akan melihat bagaimana proses Neytiri menerima kenyataan pahit tersebut sebagai bumbu emosional yang kuat dalam cerita ini.
Kepergian Neteyam tidak hanya berdampak pada Neytiri, tetapi juga pada Lo'ak. Sebagai adik, Lo'ak kini harus memikul tanggung jawab besar untuk melindungi adik-adiknya.
 
Situasi terasa semakin berat karena jake Sully belum sepenuhnya menaruh kepercayaan kepada Lo'ak. Dinamika hubungan ayah dan anak ini menjadi poin menarik yang disisipkan James Cameron.
 
Di sisi lain, Spider yang merupakan keturunan manusia harus berjuang keras untuk beradaptasi total dengan lingkungan Na'vi. Kebencian Neytiri terhadap manusia yang semakin meruncing membuat posisi Spider kian terancam.
 
Penonton akan menyaksikan fase pendewasaan setiap karakter, termasuk Kiri yang berusaha mengungkap misteri asal-usul kelahirannya serta kekuatan luar biasa yang ia miliki.

Refleksi Isu Lingkungan dan Moralitas Manusia

Review Film Avatar 3: Fire and Ash, Babak Baru Perjuangan Jake Sully di Pandora
James Cameron secara konsisten tetap membawa tema "penjajahan alam" oleh manusia. Isu yang sangat relevan dengan kondisi Bumi ini disampaikan secara gamblang di film ketiga ini. Penonton akan diajak merefleksikan kondisi planet kita setelah melihat eksploitasi yang dilakukan manusia di Pandora.
 
Salah satu adegan yang cukup membekas adalah kekhawatiran Jake Sully bahwa Pandora akan bernasib sama dengan Bumi. Kekhawatiran ini memuncak saat Spider secara mengejutkan bisa bernapas tanpa alat bantu, yang berpotensi menjadikannya objek penelitian agar manusia bisa bergerak bebas di Pandora.
 
Selain kerusakan alam, habitat fauna di Pandora pun kian terancam. Praktik perburuan Tulkun yang kejam kembali ditampilkan. Namun, berbeda dari film sebelumnya, Payakan mengambil peran yang jauh lebih krusial dengan dukungan setia dari Lo'ak.

Ancaman Na'vi dari Dalam Pandora

Review Film Avatar 3: Fire and Ash, Babak Baru Perjuangan Jake Sully di Pandora
Munculnya Suku Ash pimpinan Varang memberikan perspektif baru. Ketidakpercayaan mereka terhadap Eywa menciptakan kontras menarik mengenai keberagaman ideologi bangsa Na'vi. Aliansi antara Varang dan Quaritch juga menjadi ancaman nyata bagi pasukan Jake Sully.
 
Salah satu adegan aksi favorit adalah saat Neytiri menyelamatkan Jake Sully seorang diri di markas RDA. Aksi heroik ini kembali memperlihatkan keberanian dan kesetiaan luar biasa bangsa Na'vi.

Mengagumi Keindahan Dunia Baru Pandora

Review Film Avatar 3: Fire and Ash, Babak Baru Perjuangan Jake Sully di Pandora
Dari sisi teknis, kualitas visual Avatar: Fire and Ash tidak perlu diragukan. Sejak menit awal, mata penonton akan dimanjakan dengan keindahan Planet Pandora yang detail dan imajinatif. Sobat Medcom sangat disarankan menonton dalam format 3D untuk mendapatkan pengalaman yang maksimal.
 
Dengan durasi 3 jam 17 menit, alur cerita Avatar: Fire and Ash yang padat dijamin tidak akan membuat penonton bosan hingga kredit akhir muncul.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan