Foto: 20th Century Studios
Foto: 20th Century Studios

Dibilang Mirip Game, James Cameron Tetap Gaspol Pakai Teknologi Ini di Avatar: Fire And Ash

Elang Riki Yanuar • 16 Desember 2025 09:00
Jakarta: James Cameron kembali menunjukkan keteguhan dalam visi sinematografinya. Menanggapi kritik yang berulang, sutradara ternama itu menyatakan bahwa Avatar: Fire and Ash akan lebih mengandalkan teknologi High-Frame-Rate (HFR) atau teknologi gambar berkecepatan tinggi. 
 
Pernyataan ini disampaikannya sebagai respons atas pendapat yang meragukan format tersebut. Keyakinan pria kelahiran Kanada itu berakar pada kesuksesan finansial film sebelumnya.
 
“Saya rasa angka Rp38,3 triliun sudah mengatakan bahwa kalian mungkin salah soal itu. Tapi argumen dari artistik adalah saya kebetulan menyukainya, dan ini adalah film saya,” tegas Cameron dalam suatu wawancara, mengutip perolehan box office Avatar: The Way of Water.
Dalam industri perfilman, standar proyeksi yang lazim adalah 24 frame per second (fps). Adapun teknologi HFR yang diusung Cameron meningkatkan kecepatan tersebut menjadi 48 fps. Metode ini ditujukan untuk memperkaya pengalaman visual penonton, khususnya dalam format tiga dimensi, dengan membuat setiap gerakan tampak lebih halus dan detail, terutama pada adegan spesifik seperti pertempuran atau eksplorasi bawah air.

Di sisi lain, sejumlah pengamat dan netizen mengkritik hasil akhir dari teknologi ini. Mereka berpendapat bahwa gambar yang dihasilkan justru kehilangan nuansa filmik klasik, terasa terlalu 'bersih' dan 'digital', sehingga mengingatkan pada tayangan video game, bukan sebuah karya sinema tradisional.
 
Film yang sangat dinantikan tersebut telah dijadwalkan untuk tayang perdana di bioskop seluruh Indonesia pada 17 Desember 2025. 
James Cameron dikenal sebagai pionir dalam pemanfaatan teknologi mutakhir untuk storytelling. Ia memandang HFR sebagai langkah lanjutan dari revolusi 3D yang dimulainya dengan film Avatar pertama pada 2009 yang masih bertengger sebagai film dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa, yakni sekitar Rp 48,4 triliun.
 
(Maulia Chasanah)
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan