Melalui wukuf, umat Islam diharapkan bisa secara optimal memanfaatkan waktu-waktu utama untuk beribadah selama pelaksanaan rukun haji di tempat suci itu. Antara lain dengan berusaha mendirikan salat wajib tepat waktu, memanfaatkan sepertiga malam untuk shalat sunah tahajud, serta memperbanyak zikir dan doa.
Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Masduki Baidlowi mengajak jemaah asal Indonesia agar mampu memanfaatkan sebaik-baiknya pertemuan ruang dan waktu utama selama wukuf di Arafah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kalau di Masjidil Haram atau di Padang Arafah dimensi waktu dan ruang bertemu. Fadilah di Arafah itu berlipat-lipat," kata dia, di Arafah, Senin, 20 Agustus 2018.
Inti Haji
Wukuf merupakan bagian rukun haji, amalan-amalan yang harus dilakukan dan kalau tidak dijalankan maka ibadahnya tidak sah.
Wakil Amirul Hajj Indonesia Dadang Kahmad mengatakan wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah atau 20 Agustus 2018 ini merupakan inti dari rangkaian ibadah haji. Pelaksanaan wukuf adalah dengan berkumpul di Arafah untuk berzikir dan berdoa yang dilangsungkan dari zuhur sampai terbenamnya matahari.
"Ini inti wukuf Arafah. Haji itu Arafah. Ini merupakan jambore perkemahan besar yang dihadiri 3,5 juta muslim sedunia untuk zikir, salat, mendengarkan khutbah, bersama meminta ampun Allah," kata Dadang, delegasi Amirul Hajj perwakilan dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Baca: Arafah Siap Sambut 3 Juta Jemaah Haji
Dadang mengatakan bahwa wukuf mencerminkan kesatuan umat Islam dengan berbagai latar dan asal dalam satu identitas. Semua menjadi satu dalam pakaian ihram dan tujuan meraih takwa.
Wukuf di Arafah merupakan miniatur dari apa yang akan terjadi pada hari akhir. Yakni, ketika seluruh manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar setelah hari kebangkitan.
Dadang mengatakan, prosesi berhaji yang rangkaian waktunya ketat semestinya juga menjadi pelajaran tersendiri bagi kaum Muslim. "Orang sukses diatur waktu. Orang malas itu yang mengatur waktu. Agar disiplin. Arafah ini harus memiliki efek panjang setelah berhaji," kata dia.
"Jangan banyak keluar karena panas, di dalam tenda di Arafah hendaklah berzikir, istighfar dan lakukan perbaikan-perbaikan lain. Insyaallah mabrur mabruroh, kalau tidak serius maka ibadah haji bisa tidak bermakna," kata Dadang.
Memaknai Wukuf
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Aswadi mengatakan wukuf mengandung tiga makna penting yaitu zawal, wukuf dan arafa. Zawal, bermakna pergeseran dari terang ke gelap sebagaimana ketika matahari terbenam pada petang hari.
"Manusia terbenam menuju alam akhiratnya, menuju gelap, tapi kegelapan ini sesungguhnya terang karena hakikat hidup itu di akhirat. Jemaah harus memaknai hidup ini bergerak dari alam dunia ada kehidupan akhirat," kata dia.
Untuk arti wukuf, menurut Aswadi, adalah kebulatan tekad memutus segala keburukan dalam lubuk hati, pikiran, dan tindakan. Sedangkan arafa, berarti tahu dan sadar akan hakikat kehidupan bahwa dunia adalah jembatan menuju hakikat kehidupan abadi.
"Arafa itu sadar. Jika sudah demikian manusia siap menuju alam akhirat," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SBH)