"Pelaksaan ibadah haji dengan cuaca yang panas akan mudah mengalami dehidrasi, stroke, kelelahan, koordinasi terganggu, dan banyak penyakit menular. Maka disarankan dan edukasi pada pendamping haji untuk meminta jemaah rutin konsultasi ke dokter," kata Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) Dr Syarief Hasan Lutfie dalam konferensi pers secara daring, Jumat, 7 Juni 2024.
Setelah pulang, jemaah haji juga diperlukan istirahat optimal, makan bergizi, peregangan/relaksasi, banyak minum. Pantau kondisi tubuh secara rutin, terutama bagi yang mengidap diabetes, hipertensi, serta kondisi kesehatan lainnya yang memerlukan perhatian khusus.
| Baca: Proses Keberangkatan ke Arafah akan Gunakan Smart Card, Begini Prosedurnya |
Diketahui, jemaah haji tahun ini sebanyak 241 ribu. Sebanyak 76 persen jemaah merupakan risiko tinggi yang dengan penyakit terbanyak adalah ISPA, hipertensi, migrain, diabetes melitus, kelainan sistem kardiovaskular dan sistem respirasi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kita tidak bisa andalkan diagnosa klinis namun perlu juga mengukur kemampuan fisik karena haji merupakan ibadah fisik. sehingga diperlukan diagnosa klinis dan fungsional," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Dr Moh. Adib Khumaidi mengatakan pengawasan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di Tanah Suci sangat maksimal. "Koordinasi Kemenkes dan Kemenag sudah sangat baik. Termasuk juga pengawasan atau seleksi kesehatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan," ungkap Adib.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)
