FITNESS & HEALTH

Rahasia Menambah Tinggi Badan walau Genetika Pendek

Medcom
Jumat 20 Januari 2023 / 12:15
Jakarta: Kendala memiliki tubuh yang mungil atau pendek membuat kita seringkali merasa kesulitan meraih sesuatu yang tinggi, bahkan hilang rasa percaya diri. Sudah berbagai merk produk susu dan obat peninggi badan dicoba, namun tak juga membuahkan hasil.

Terkadang hal tersebut membuatmu pasrah akan genetika yang diturunkan oleh orang tua. Eits, jangan sedih dulu, ternyata untuk menjadi tinggi bisa dicapai walau memiliki faktor genetik pendek.

Menurut dr. Asa ibrahim Sp.OT melalui cuitannya pada laman twitter, dalam 100 tahun terakhir, rata-rata tinggi badan orang Korea Selatan itu naik 15 - 20 cm. Jadi idola-idola favoritmu itu rata-rata jauh lebih tinggi dibandingkan orang tua atau kakeknya.

Penasaran bagaimana kiat menambah berat badan, tanpa produk yang membahayakan? Simak terus artikel ini.
 

1. Penuhi kebutuhan nutrisi


Orang Korea memiliki perbedaan yang jauh lebih tinggi dari genetika aslinya dipengaruhi oleh perbedaan nutrisi. Tak hanya susu saja, memenuhi kebutuhan asupan nutrisi sangat dibutuhkan oleh tubuh. Nutrisi tersebut mencakup cukup protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dsb.

"Tiap hari minum susu 3 gelas kalau makan lauknya nggak bergizi ya sia-sia," ujar dr. Asa
 

2. Cukupi vitamin D


Ternyata selain faktor genetik, tubuh pendek juga dipengaruhi oleh defisiensi vitamin D. Karena vitamin ini berperan untuk membantu penyerapan nutrisi pada tubuh, jika vitamin D kurang maka tubuh hanya akan menyerap 10% saja.

"Dari beberapa penelitian, lebih dari 50-90 persen anak mengalami defisiensi vitamin D, dampaknya? Ya sebanyak apapun minum susu, makan bergizi, dan sebagainya ya bisa jadi gak optimal tinggi badannya. Karena betapa pentingnya vitamin D ini, dan seringkali dilupakan" tambahnya.
 

3. Olahraga


Pembentukan tulang kita bersifat responsif dengan beban yang didapat tulang. Jika sering olahraga maka akan ada stimulasi tulang dan sendi, yang memacu untuk tinggi badan lebih optimal.

Olahraga yang disarankan adalah latihan yang menggerakan banyak sendi, seperti berenang, basket, atletik, dll.
 

4. Rontgen kondisi tulang


Jika ada yang bilang, pertumbuhan tulang hanya sampai usia 18 tahun saja, jika sudah maka tak akan bisa tumbuh lagi. Semua itu tidaklah sepenuhnya benar, bisa jadi pertumbuhan tak seoptimal masa sebelumnya, tetapi tak menutup kemungkinan juga.

"Pada sebagian kecil banget-banget orang mungkin masih bisa, dengan syarat lempeng pertumbuhan masih belum ditutup (terkalsifikasi). Taunya dari mana? ronsen dan periksa ke dr tulang. Nanti bakal bisa ditentukan," ungkap dr. Asa.
 

5. Jangan konsumsi obat peninggi badan


Sebenarnya semua bergantung pada vitamin D. Jika defisiensi maka nutrisi tak akan terserap optimal dan kamu berolahraga pun tak akan berpengaruh.

"Yang lebih gila lagi kalau udah mulai nekat dan putus asa, percaya itu obat-obatan atau iklan peninggi badan, terapi badan tinggi, tarik tulang, pijat, urut, alternatif. Yang ada uang habis, tinggi gak nambah, kalo apes malah bisa cacat karena rusak bantalan sendi punggung/saraf terjepit." imbuh dr. Asa.
 
Nandhita Nur Fadjriah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH