Jakarta: Puasa intermiten adalah salah satu tren kesehatan yang banyak digemari orang. Banyak orang mengklaim bahwa ini ampuh untuk menurunkan berat badan.
Dikutip dari Healthline, banyak penelitian menunjukkan bahwa puasa ini dapat memiliki efek yang kuat pada tubuh dan otak. Tak hanya itu puasa intermiten bahkan dapat membantu kamu hidup lebih lama. Menarik sekali bukan? Yuk kenali lebih dalam puasa intermiten ini.
Dinukil dari Healthline, puasa intermiten adalah pola makan yang bersiklus antara periode puasa dan makan. Ini tidak membatasi makanan yang kamu makan namun lebih ke kapan kamu harus makan.
Metode puasa intermiten yang umum melibatkan puasa 16 jam setiap hari atau puasa selama 24 jam, dua kali seminggu.
Mungkin ini tampak membuat kamu jadi takut sakit. Namun, faktanya, berpuasa dari waktu ke waktu lebih alami daripada selalu makan 3-4 (atau lebih) per hari.
.jpg)
(Setidaknya ada tiga metode menjalan puasa intermiten. Pilih yang paling pas untuk kamu. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Ada beberapa cara berbeda untuk melakukan puasa intermiten. Semuanya melibatkan pembagian hari atau minggu menjadi periode makan dan puasa. Selama periode puasa, kamu hanya boleh makan sangat sedikit atau tidak sama sekali. Ini adalah metode yang paling populer:
Ini juga disebut protokol Leangains, melibatkan melewatkan sarapan dan membatasi waktu makan harian kamu hingga 8 jam, seperti 1–9 malam. Kemudian berpuasa selama 16 jam.
Ini melibatkan puasa selama 24 jam, sekali atau dua kali seminggu, misalnya dengan tidak makan dari makan malam satu hari sampai makan malam keesokan harinya.
Dengan metode ini, kamu hanya mengonsumsi 500–600 kalori pada dua hari yang tidak berurutan dalam seminggu, tetapi makanlah dengan normal selama 5 hari lainnya.
Dengan mengurangi asupan kalori, semua metode ini akan menyebabkan penurunan berat badan selama kamu tidak mengimbanginya dengan makan lebih banyak selama periode makan.
Banyak orang menganggap metode 16/8 sebagai yang paling sederhana, paling berkelanjutan, dan paling mudah untuk diterapkan. Itu juga yang paling populer. Pastikan kamu mengonsultasikannya dengan dokter spesialis gizi untuk mendapatkan hasil yang maksimal ya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dikutip dari Healthline, banyak penelitian menunjukkan bahwa puasa ini dapat memiliki efek yang kuat pada tubuh dan otak. Tak hanya itu puasa intermiten bahkan dapat membantu kamu hidup lebih lama. Menarik sekali bukan? Yuk kenali lebih dalam puasa intermiten ini.
Apa itu puasa intermiten?
Dinukil dari Healthline, puasa intermiten adalah pola makan yang bersiklus antara periode puasa dan makan. Ini tidak membatasi makanan yang kamu makan namun lebih ke kapan kamu harus makan.
Metode puasa intermiten yang umum melibatkan puasa 16 jam setiap hari atau puasa selama 24 jam, dua kali seminggu.
Mungkin ini tampak membuat kamu jadi takut sakit. Namun, faktanya, berpuasa dari waktu ke waktu lebih alami daripada selalu makan 3-4 (atau lebih) per hari.
.jpg)
(Setidaknya ada tiga metode menjalan puasa intermiten. Pilih yang paling pas untuk kamu. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Metode puasa intermiten
Ada beberapa cara berbeda untuk melakukan puasa intermiten. Semuanya melibatkan pembagian hari atau minggu menjadi periode makan dan puasa. Selama periode puasa, kamu hanya boleh makan sangat sedikit atau tidak sama sekali. Ini adalah metode yang paling populer:
Metode 16/8
Ini juga disebut protokol Leangains, melibatkan melewatkan sarapan dan membatasi waktu makan harian kamu hingga 8 jam, seperti 1–9 malam. Kemudian berpuasa selama 16 jam.
Eat-Stop-Eat
Ini melibatkan puasa selama 24 jam, sekali atau dua kali seminggu, misalnya dengan tidak makan dari makan malam satu hari sampai makan malam keesokan harinya.
Diet 5:2
Dengan metode ini, kamu hanya mengonsumsi 500–600 kalori pada dua hari yang tidak berurutan dalam seminggu, tetapi makanlah dengan normal selama 5 hari lainnya.
Dengan mengurangi asupan kalori, semua metode ini akan menyebabkan penurunan berat badan selama kamu tidak mengimbanginya dengan makan lebih banyak selama periode makan.
Banyak orang menganggap metode 16/8 sebagai yang paling sederhana, paling berkelanjutan, dan paling mudah untuk diterapkan. Itu juga yang paling populer. Pastikan kamu mengonsultasikannya dengan dokter spesialis gizi untuk mendapatkan hasil yang maksimal ya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)