FITNESS & HEALTH

Ciri-ciri Ini Menandakan Kamu Mengalami Panic Attack

Medcom
Kamis 10 April 2025 / 13:10
Jakarta: Panic attack atau serangan panik dapat terjadi di mana pun dan kapan pun. Mereka yang mengalaminya akan merasa sangat ketakutan dan diliputi oleh perasaan cemas yang luar biasa, sekalipun sesungguhnya tidak sedang mengalami bahaya apa pun.

Sekalipun dari luar tampak percaya diri dan tenang, banyak tokoh dan selebritis yang terganggu karier dan show mereka akibat serangan panik. Di antaranya adalah Miley Cyrus, Oprah Winfrey, dan Stephen Colbert.

Sejarawan dan peneliti di bidang psikiatri sepakat bahwa Abraham Lincoln dan Vincent van Gogh juga menderita gangguan serangan panik yang sama berdasarkan tulisan-tulisan dan jurnal harian mereka.
 

Apa Itu Panic Attack?


Lalu kondisi apa secara detailnya tentang Panic Attack? Melansir Rumah Sakit Pondok Indah, Panic attack atau serangan panik adalah suatu serangan ketakutan yang intens atau kuat. Kondisi ini akan memicu berbagai gejala fisik yang parah padahal tidak ada bahaya yang nyata atau penyebab yang jelas.

Bagi yang mengalaminya, serangan panik dirasakan sangat menakutkan. Mereka bisa kehilangan kontrol, seakan-akan mengalami serangan jantung atau stroke, bahkan seperti sedang menghadapi kematian.

Baca juga: Jangan Asal Percaya, 5 Mitos Perimenopause yang Harus Segera Dihentikan!

Tidak jarang penderita panik melakukan 'doctor shopping' dan berulangkali meminta dibawa ke unit gawat darurat. Itu karena merasakan adanya keluhan-keluhan fisik yang dahsyat.

Berbagai pemeriksaan laboratorium, hingga pemeriksaan-pemeriksaan yang lebih rumit seperti endoskopi, CT-Scan, MRI pun dilakukan dengan hasil umumnya normal. Namun setiap serangan akan selalu mendorong penderita untuk melakukan pemeriksaan ulang. Seakan sulit untuk menerima penjelasan dokter bahwa kondisi mereka sesungguhnya normal.

Sebagian orang hanya mengalami satu atau dua kali serangan panik seumur hidupnya. Namun cukup banyak yang berulang kali mengalami serangan yang tidak terduga tersebut, mereka pun hidup dalam lingkaran ketakutan terus-menerus.

Keadaan serangan berulang seperti itu dinamakan mengalami gangguan panik (panic disorder). Penderita gangguan panik senantiasa dihantui oleh ketakutan akan munculnya serangan berikutnya, hal ini dikenal sebagai kecemasan antisipatif (anticipatory anxiety).

Sekalipun mengalami serangan panik sama sekali tidak mengancam jiwa, pengalaman tersebut dapat sangat mengerikan dan secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kinerja sehari-hari penderitanya.
 

Ciri-ciri Panic Attack


Ciri khas serangan panik, terjadi secara tiba-tiba tanpa perlu pemicu maupun gejala awal. Serangan dapat terjadi setiap saat dan di mana pun, seperti saat mengendarai mobil, di keramaian, saat tidur, ataupun saat sedang bersenang-senang.

Frekuensi serangan panik bermacam-macam, ada yang cukup sering, ada juga yang jarang. Gejala serangan panik bervariasi untuk setiap orang. Umumnya dalam beberapa menit, serangan menjadi sangat intens dan secara bertahap mulai berkurang hingga menghilang dan menyisakan perasaan lelah.
 

Beberapa ciri-ciri mengalami serangan panik:


- Merasa akan datangnya malapetaka.
- Takut kehilangan kendali dan menjadi “gila”.
- Seakan-akan menjelang ajal.
- Jantung berdebar-debar kuat.
- Berkeringat berlebihan.
- Gemetaran.
- Napas pendek dan tenggorokan tercekik.
- Sensasi dingin di sebagian atau seluruh tubuh.
- Wajah terasa panas.
- Mual hingga kram perut.
- Nyeri dada.
- Sakit kepala, berputar, melayang hingga seperti akan pingsan.
- Kesemutan atau serasa ada yang merayap di bawah kulit.
- Merasa seperti terlepas dari realita atau mirip mimpi.

Saking mengerikannya serangan panik tersebut, membuat penderitanya bajal menghindari tempat-tempat di mana mereka pernah mengalami serangan panik dan selalu perlu ditemani oleh seseorang yang mereka percaya, agar segera mendapat pertolongan bila terjadi serangan panik.
 

Penyebab Panic Attack


Penyebab panic attack biasanya dipicu akibat dari stres yang sedang dialami cukup intens. Berikut beberapa penyebab lainnya yang berperan atas timbulnya gejala:

- Genetik, terdapat pola kecemasan dalam anggota keluarga sekandung.
- Temperamen yang cenderung sensitif terhadap stres atau peka terhadap emosi negatif.
- Gangguan fungsional dalam sistem saraf pusat, dalam bentuk hiperaktifnya sistem saraf otonom dan terganggunya keseimbangan biokimia dalam saraf otak.

Sementara faktor risiko yang dapat menimbulkan panik di antaranya adalah:

- Adanya anggota keluarga sekandung yang menderita panik.
- Mengalami suatu kejadian yang menimbulkan trauma atau stres berat.
- Adanya suatu perubahan besar dalam perjalanan hidup, seperti perceraian, kelahiran, pekerjaan baru, dan lain-lain.
- Merokok dan mengonsumsi kopi secara berlebihan.
- Riwayat kekerasan fisik atau seksual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH