FITNESS & HEALTH

Jangan Asal Percaya, 5 Mitos Perimenopause yang Harus Segera Dihentikan!

Mia Vale
Kamis 10 April 2025 / 07:00
Jakarta: Perimenopause merupakan salah satu transisi yang paling tidak dipahami namun paling berdampak dalam kehidupan seorang wanita. Banyak wanita mulai mengalami gejala-gejala tersebut pada akhir usia 30-an atau awal 40-an. 

Tetapi, karena mereka masih mengalami menstruasi secara teratur, kekhawatiran mereka sering kali diabaikan, bahkan oleh dokter.

Belum lagi banyak mitos yang berkembang di mana kesalahpahaman yang meluas ini menyebabkan frustrasi, kesalahan diagnosis, dan penderitaan yang tidak perlu. 

Perimenopause bukanlah penyakit. Ini hanyalah transisi alami dalam hidup. Namun, kurangnya edukasi tentang perimenopause membuat banyak wanita merasa diabaikan dan tidak didukung. 

Melansir dari Mindbodygreen, berikut beberapa mitos tentang perimenopause yang harus dibuang jauh menurut Jila Senemar, M.D., FACOG, seorang Dokter Kandungan dan Ginekologi!
 

Mitos 1: Perimenopause dimulai saat menstruasi tidak teratur 

Faktanya, perubahan hormonal dapat dimulai bertahun-tahun sebelum siklus kamu berubah. Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah perimenopause hanya dimulai saat siklus menstruasi menjadi tidak dapat diprediksi. 

Sebenarnya, fluktuasi estrogen dan progesteron dapat dimulai sejak akhir usia 30-an, bahkan saat siklus tetap teratur. Gejala seperti perubahan suasana hati, peningkatan kecemasan, kelelahan, dan kabut otak mungkin muncul lebih dulu. 

Tetapi, karena menstruasi tidak berubah, wanita dan bahkan dokter, gagal menghubungkan gejala-gejala ini dengan perimenopause. 
 

Mitos 2: Rasa panas menjadi tanda pertama perimenopause 

Faktanya, banyak wanita tidak pernah mengalami rasa panas sama sekali. Meskipun rasa panas dan keringat malam merupakan gejala menopause yang umum, keduanya tidak selalu menjadi indikator pertama perimenopause. 

Beberapa tanda awal perimenopause, meliputi: 
- Perubahan suasana hati dan peningkatan rasa mudah tersinggung 
- Kelelahan dan nyeri sendi yang tidak dapat dijelaskan 
- Insomnia dan tidur gelisah 
- Perubahan libido dan kekeringan vagina 

Karena gejala-gejala ini dapat bersifat samar dan bervariasi, gejala-gejala ini sering kali disalahartikan sebagai stres atau penuaan. 
 

Mitos 3: Perimenopause hanya berlangsung beberapa tahun 

Sebenarnya, perimenopause dapat berlangsung selama 4 - 10 tahun. Banyak wanita yang terkejut saat mengetahui bahwa perimenopause bukanlah fase yang singkat. 

Perimenopause dapat berlangsung selama satu dekade atau lebih. Kadar hormon berfluktuasi secara tidak terduga, yang menyebabkan gejala dapat datang dan pergi, intensitasnya bervariasi, atau berubah seiring waktu. 


(Sayangnya, wanita yang mengalami kecemasan, depresi, atau kabut otak secara tiba-tiba sering diberi tahu bahwa itu hanya stres. Padahal bisa jadi itu adalah gejala perimenopause. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Mitos 4: Gejala perimenopause "hanya ada di kepalamu" 

Faktanya, fluktuasi hormon berdampak langsung pada fungsi otak, suasana hati, dan energi. Wanita yang mengalami kecemasan, depresi, atau kabut otak secara tiba-tiba sering diberi tahu bahwa itu hanya stres.

Namun, perubahan hormon secara langsung dapat memengaruhi kimia otak, memengaruhi serotonin dan dopamin, neurotransmiter "pemberi rasa senang" pada tubuh. 

Daripada mengabaikan gejala-gejala ini, keseimbangan hormon harus diatasi melalui perubahan gaya hidup, manajemen stres, dan, jika perlu, terapi hormon.
 

Mitos 5: Cara mengatasinya, kamu harus "bertahan" 

Secara realitas, manajemen proaktif dapat meningkatkan kualitas hidup secara drastis. Banyak wanita percaya bahwa perimenopause adalah sesuatu yang harus mereka jalani, tetapi itu jauh dari kebenaran. 

Strategi yang efektif dapat meminimalkan gejala dan meningkatkan kesejahteraan selama masa transisi ini: 
- Lacak gejala yang terjadi untuk membantu cepat mendapat perawatan

- Pola makan yang kaya lemak sehat, protein, dan fitoestrogen untuk mendukung keseimbangan hormon, dan olahraga untuk menjaga massa otot serta metabolisme
 
- Manajemen stres, seperti meditasi, pernapasan dalam, dan terapi menjadi berharga

- Terapi hormon dan minum suplemen dapat meringankan gejala dan mendukung kesehatan jangka panjang

Dengan menepis mitos-mitos ini dan memberikan edukasi kepada wanita tentang apa yang diharapkan, kita dapat memberdayakan mereka untuk mengendalikan kesehatan mereka, mencari perawatan yang tepat, dan mengoptimalkan kesejahteraan. 

Jika kamu menduga mengalami perubahan perimenopause, jangan menunggu hingga menstruasi tidak teratur. Segera dapatkan informasi yang tepat, dan cari bimbingan dari spesialis yang memahami transisi ini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH