FITNESS & HEALTH
Wajib Waspada, 5 Komplikasi Ini Siap Menyerang Penderita Obesitas
Mia Vale
Senin 11 Maret 2024 / 10:05
Jakarta: Obesitas, atau kelebihan berat badan, dikaitkan dengan berbagai komplikasi kesehatan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mendefinisikan obesitas menggunakan indeks massa tubuh atau BMI. Jika BMI seseorang 30 atau lebih, maka ia dianggap mengalami obesitas.
“Obesitas memengaruhi setiap sistem organ dalam tubuh dan menyebabkan efek negatif pada masing-masing sistem tersebut,” jelas Mir Ali, MD, seorang ahli bedah bariatrik dan direktur medis dari Memorial Care Surgical Weight Loss Center di Orange Coast Medical Center di Fountain Valley, California.
CDC mencatat, ada beberapa kondisi lain yang terkait dengan obesitas. Di bawah ini, kita akan membahas beberapa komplikasi umum dari obesitas.
Penting untuk diingat bahwa genetika dan gaya hidup juga berperan dalam banyak kondisi ini, sehingga seseorang tidak harus didiagnosis menderita obesitas untuk dapat didiagnosis menderita salah satu komplikasi ini.
Namun jika obesitas dianggap sebagai faktor kuncinya, banyak dari komplikasi ini dapat dikurangi atau dihilangkan dengan penurunan berat badan. Apa saja komplikasi yang bisa terjadi akibat obesitas?
.jpg)
(Dr. Mira Iskandar dalam Alodokter menerangkan bahwa kenapa obesitas bisa menyebabkan hipertensi yaitu kegemukan meningkatkan aliran darah jaringan sehingga tekanan darah meningkat. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Secara klinis disebut hipertensi, di mana terjadi ketika darah bergerak melalui arteri dan vena dengan tekanan lebih tinggi dari biasanya. Tekanan darah tinggi bisa terjadi karena genetika, namun obesitas juga dikaitkan dengan tekanan darah tinggi. Penelitian dari Framingham Offspring Study menunjukkan bahwa obesitas menyumbang 65 hingga 78 persen kasus tekanan darah tinggi primer.
Obesitas merupakan faktor risiko penyakit hati steatotik terkait disfungsi metabolik (MASLD), yang sebelumnya dikenal sebagai penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD).
Menurut artikel penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Medicine (Baltimore), prevalensi MASLD pada populasi umum berkisar 25 persen, dan hingga 60 persen pada populasi berisiko tinggi, termasuk individu dengan obesitas.
Walau belum ada obat yang bisa menyembuhkan MASLD, namun kamu bisa memperlambat atau menghentikan perkembangan penumpukan lemak di hati dengan mengelola faktor metabolisme seperti berat badan.
Makanan yang kamu makan bisa berkontribusi terhadap kadar kolesterol. Dikutip dari Everyday Health, menurut American Heart Association (AHA), orang dengan ukuran tubuh berapa pun dapat memiliki kolesterol tinggi, meskipun berat badan berlebih atau mengalami obesitas dapat meningkatkan kemungkinan terkena kolesterol tinggi.
Seperti yang dicatat oleh Mayo Clinic, riwayat keluarga, usia, dan faktor gaya hidup semuanya berperan dalam menentukan apakah seseorang terkena diabetes tipe 2. Menurut American Diabetes Association, kelebihan berat badan meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Penelitian juga menunjukkan ada hubungan antara obesitas dan perkembangan pradiabetes dan diabetes tipe 2.
American Heart Association menganggap obesitas sebagai faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan penyakit jantung. Baru-baru ini, obesitas perut, yang berarti kelebihan berat badan di sekitar perut dan bagian tengah tubuh, telah terbukti berkontribusi terhadap penyakit jantung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
“Obesitas memengaruhi setiap sistem organ dalam tubuh dan menyebabkan efek negatif pada masing-masing sistem tersebut,” jelas Mir Ali, MD, seorang ahli bedah bariatrik dan direktur medis dari Memorial Care Surgical Weight Loss Center di Orange Coast Medical Center di Fountain Valley, California.
CDC mencatat, ada beberapa kondisi lain yang terkait dengan obesitas. Di bawah ini, kita akan membahas beberapa komplikasi umum dari obesitas.
Penting untuk diingat bahwa genetika dan gaya hidup juga berperan dalam banyak kondisi ini, sehingga seseorang tidak harus didiagnosis menderita obesitas untuk dapat didiagnosis menderita salah satu komplikasi ini.
Namun jika obesitas dianggap sebagai faktor kuncinya, banyak dari komplikasi ini dapat dikurangi atau dihilangkan dengan penurunan berat badan. Apa saja komplikasi yang bisa terjadi akibat obesitas?
.jpg)
(Dr. Mira Iskandar dalam Alodokter menerangkan bahwa kenapa obesitas bisa menyebabkan hipertensi yaitu kegemukan meningkatkan aliran darah jaringan sehingga tekanan darah meningkat. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
1. Tekanan darah tinggi
Secara klinis disebut hipertensi, di mana terjadi ketika darah bergerak melalui arteri dan vena dengan tekanan lebih tinggi dari biasanya. Tekanan darah tinggi bisa terjadi karena genetika, namun obesitas juga dikaitkan dengan tekanan darah tinggi. Penelitian dari Framingham Offspring Study menunjukkan bahwa obesitas menyumbang 65 hingga 78 persen kasus tekanan darah tinggi primer.
2. MASLD
Obesitas merupakan faktor risiko penyakit hati steatotik terkait disfungsi metabolik (MASLD), yang sebelumnya dikenal sebagai penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD).
Menurut artikel penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Medicine (Baltimore), prevalensi MASLD pada populasi umum berkisar 25 persen, dan hingga 60 persen pada populasi berisiko tinggi, termasuk individu dengan obesitas.
Walau belum ada obat yang bisa menyembuhkan MASLD, namun kamu bisa memperlambat atau menghentikan perkembangan penumpukan lemak di hati dengan mengelola faktor metabolisme seperti berat badan.
3. Kolesterol tinggi
Makanan yang kamu makan bisa berkontribusi terhadap kadar kolesterol. Dikutip dari Everyday Health, menurut American Heart Association (AHA), orang dengan ukuran tubuh berapa pun dapat memiliki kolesterol tinggi, meskipun berat badan berlebih atau mengalami obesitas dapat meningkatkan kemungkinan terkena kolesterol tinggi.
4. Diabetes tipe 2
Seperti yang dicatat oleh Mayo Clinic, riwayat keluarga, usia, dan faktor gaya hidup semuanya berperan dalam menentukan apakah seseorang terkena diabetes tipe 2. Menurut American Diabetes Association, kelebihan berat badan meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Penelitian juga menunjukkan ada hubungan antara obesitas dan perkembangan pradiabetes dan diabetes tipe 2.
5. Penyakit jantung
American Heart Association menganggap obesitas sebagai faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan penyakit jantung. Baru-baru ini, obesitas perut, yang berarti kelebihan berat badan di sekitar perut dan bagian tengah tubuh, telah terbukti berkontribusi terhadap penyakit jantung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)