FITNESS & HEALTH

Hari Stroke Sedunia 2025: Perdosni Tekankan Pentingnya Deteksi Dini dan Senam Stroke

Medcom
Rabu 19 November 2025 / 12:30
Jakarta: Stroke dianggap sebagai salah satu penyakit yang paling menakutkan di Indonesia, karena dapat menyebabkan angka kematian dan kecacatan tinggi. Pasalnya, jika terjadi serangan stroke, setiap menit sebanyak 1,9 juta sel otak dapat mati. 

Penyakit pembuluh darah ini merupakan penyebab utama disabilitas (kecacatan) dan kematian nomor dua di dunia. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian, yakni sebesar 11,2 persen dari total kecacatan dan 18,5 persen dari total kematian.  

Untuk itu, para ahli menekankan pentingnya deteksi dini dan olahraga senam sebagai upaya pencegahan penyakit stroke. 

dr. Yuliana Imelda Ora Adja, M. Biomed. Sp.N, Ketua Panitia Peringatan Hari Stroke 2025, mengatakan senam stroke adalah salah satu bentuk latihan fisik yang dapat memiliki berbagai variasi, dengan prinsip menggerakkan setiap otot dan sendi, dari leher, lengan, punggung, perut, panggul, hingga lutut dan kaki. 

"Manfaat aktivitas fisik, bukan hanya senam stroke, tetapi juga menstimulasi kerja saraf dan otot, melancarkan aliran darah, hingga efek sistemik seperti pencegahan hipertensi, diabetes, obesitas, serangan jantung dan stroke," ujar dr. Yuliana.

Beberapa variasi senam stroke juga dikembangkan bertujuan untuk melatih koordinasi tubuh yang merangsang atau menstimulasi otak. "Aktivitas fisik perlu rutin dilakukan untuk mencegah serangan stroke, baik serangan pertama ataupun serangan berulang," jelas dr. Yuliana.

Adapun prinsip aktivitas fisik dari rekomendasi American Heart Association/American Stroke Association (AHA/ASA 2024) untuk pencegahan stroke primer (sebelumnya tidak pernah mengalami stroke), mencakup aktivitas fisik intensitas sedang minimal 150 menit/minggu atau intensitas berat minimal 75 menit/minggu, dan hindari perilaku sedentari (kurang gerak).


(Peringatan Hari Stroke Sedunia 2025 yang dihadiri Ketua Umum Perdosni, Dr. dr. Dodik Tugasworo, Sp.N (K), Gubernur NTT yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur NTT Bidang Kesejahteraan Rakyat, Ady Enderson Mandala, Wakil Bupati TTU Kamillus Elu, Ketua Umum Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), Mayjen TNI (Purn) Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.N, MARS, MH, Ketua Kolegium Neurologi Prof. Dr. dr. Syahrul Sp.N (K), dan Ketua Panitia Peringatan Hari Stroke 2025, dr. Yuliana Imelda Ora Adja, M. Biomed. Sp.N, di Kupang, (13/11/1012).  Foto: Dok. Istimwa)

Lebih lanjut dr. Yuliana menyampaikan, prinsip aktivitas fisik dari rekomendasi AHA/ASA 2021 untuk pencegahan stroke sekunder (pernah mengalami stroke sebelumnya) adalah sebagai berikut:

1. Bagi penyintas stroke yang dapat melakukan aktivitas fisik, aerobik intensitas sedang dapat dilakukan selama minimal 4 kali seminggu, 10 menit per sesi, atau aktivitas fisik aerobik intensitas berat selama minimal 2 kali seminggu, 20 menit per sesi.

2. Bagi yang tidak dapat melakukan aktivitas fisik, konsultasi tenaga kesehatan terkait untuk regimen aktivitas fisik di luar rehabilitasi rutin. 

3. Hindari perilaku sedentari dengan berdiri atau aktivitas fisik ringan selama 3 menit setiap 30 menit. 

Terkait kelompok yang menjadi target edukasi, mencakup masyarakat umum (khususnya anggota masyarakat dengan risiko tinggi stroke), keluarga atau pendamping pasien stroke, tenaga kesehatan, organisasi sosial dan pemuda. 

"Tak hanya edukasi, di acara Hari Stroke Sedunia 2025 digelar oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) ini juga melakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah sewaktu, dan kolesterol total di ruang publik," tambah dr, Yuliana. 

Untuk diketahui, peringatan Hari Stroke Sedunia 2025 Tingkat Nasional dipusatkan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai momentum penting untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap stroke, khususnya di wilayah Indonesia Timur. 

Puncak peringatan yang digelar oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) Pusat dan Perdosni Cabang Denpasar berlangsung 13-16 November 2025, dengan tema ‘Menyatukan Advokasi dan Kesadaran Stroke untuk Mendorong Tindakan pada Stroke’ ini merupakan upaya kolaboratif di tingkat nasional untuk edukasi dan pemberdayaan masyarakat, khususnya di wilayah NTT.

"Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih mengenal, mencegah, dan merespons stroke secara tepat  demi menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat stroke di Provinsi NTT," tutup dr. Yuliana. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)

MOST SEARCH