FITNESS & HEALTH

Waspada Konsumsi Gula Berlebih, Ini Risiko dan Cara Mengatur Asupannya

Medcom
Senin 26 Desember 2022 / 11:30
Jakarta: Perayaan Natal dan Tahun Baru 2023 sudah menyelimuti masyarakat. Berbagai momen hangat kembali diukir bersama keluarga besar. Salah satunya adalah menikmati makanan yang manis. 

Sering kali kita sulit untuk menahan diri mengonsumsi makanan dan minuman manis. Wacana ‘mulai pola hidup sehat di tahun baru’ tak jarang menjadi dorongan untuk terus makan sepuasnya hingga penghujung tahun tanpa memerhatikan kandungan gula tambahan yang terkandung.

Mengonsumsi makanan atau minuman manis dipercaya dapat membuat perasaan menjadi lebih baik. Saat mengonsumsi gula, otak akan melepaskan serotonin dan dopamin yang merupakan neurotransmitter yang berperan dalam brain reward system sehingga suasana hati menjadi bahagia dan mood menjadi lebih baik. 

Sayangnya, selain memberikan perasaan bahagia, gula juga berpotensi menyebabkan kecanduan. Ketika perasaan bahagia mereda atau hilang, otak cenderung menginginkan perasaan itu kembali.

Karenanya, ketika kadar glukosa mencapai tingkat yang rendah, ada keinginan untuk kembali mengonsumsi (craving) makanan atau minuman manis. 

Gula yang dikonsumsi secara tidak terukur dapat membahayakan kesehatan. Selain memberikan efek kecanduan, konsumsi gula berlebih juga dapat menimbulkan sejumlah penyakit. Ini risiko konsumsi gula berlebih, antara lain:


(Karies atau gigi berlubang adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan lapisan email yang bisa meluas sampai ke bagian saraf gigi yang disebabkan oleh aktifitas bakteri di dalam mulut. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
 

1. Karies gigi


Penyakit paling ringan yang mungkin terjadi akibat konsumsi gula berlebih adalah munculnya karies gigi. Bakteri di dalam mulut akan mengubah kandungan gula dari makanan atau minuman yang Anda konsumsi menjadi asam. Apabila kamu tidak rajin menyikat gigi, timbunan asam tersebut dapat menjadi sarang berkembangnya kuman dan berubah menjadi karies gigi yang menyebabkan gigi berlubang.
 

2. Obesitas


Asupan gula tambahan yang tinggi akan menyebabkan asupan energi menjadi berlebih sehingga meningkatkan risiko mengalami penambahan berat badan hingga obesitas.
 

3. Diabetes melitus


Konsumsi gula tambahan juga dapat meningkatkan risiko resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk mengatur kadar gula darah.

Resistensi insulin ini akan menyebabkan gangguan metabolisme karbohidrat yang akhirnya memicu timbulnya diabetes melitus. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi lainnya seperti penyakit pembuluh darah di jantung dan perifer.
 

4. Perlemakan hati


Perlemakan hati disebabkan oleh asupan gula tambahan jenis fruktosa yang berlebih. Ketika asupan fruktosa berlebih, maka hati akan mengubahnya menjadi lemak. Lemak tersebut akan membebani hati dan menyebabkan perlemakan hati.

Melihat risikonya yang berbahaya bagi kesehatan, konsumsi gula harian harus dibatasi jumlahnya. Jenis gula yang perlu diwaspadai konsumsinya adalah gula tambahan. Gula alami atau intrinsik masih relatif lebih baik dan lebih aman untuk dikonsumsi.



Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH