FITNESS & HEALTH
Telat Menstruasi Berisiko terkena PCOS? Ini Penjelasannya
Aulia Putriningtias
Jumat 31 Januari 2025 / 15:14
Jakarta: Ladies, pasti kamu selalu memerhatikan bagaimana siklus menstruasimu tidak lancar. Ada perasaan khawatir ketika siklus terganggu dan justru mengalami keterlambatan menstruasi.
Salah satu masalah reproduksi wanita yang dikhawatirkan terjadi adalah mengalami sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS). PCOS mulai banyak dikenali dan dikhawatirkan oleh para wanita.
Sampai saat ini, sebenarnya penyebab pasti PCOS belum diketahui, menurut dr. Pittara dalam Alodokter. PCOS ditandai dengan gangguan menstruasi dan kadar hormon maskulin (hormon androgen) yang berlebihan.
Hormon androgen yang berlebihan pada penderita PCOS dapat mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong-kantong berisi cairan. Kondisi ini menyebabkan sel-sel telur tidak berkembang dengan sempurna dan gagal dilepaskan (anovulasi) secara teratur.
Baca juga: Ladies, Hindari 5 Kebiasaan Ini demi Jaga Kesehatan Bagian Kewanitaan
Saat menderita PCOS, banyak kantung kecil berisi cairan yang berkembang di sepanjang tepi luar ovarium yang disebut kista. Kista sendiri juga menjadi permasalahan bagi banyak para wanita.
PCOS sendiri adalah gangguan reproduksi wanita yang bisa datang kapan saja. Sayangnya, mengalami gangguan menstruasi juga dapat menjadi tanda bahwa seseorang mengalami PCOS.
PCOS kerap ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur atau berkepanjangan. Sebagai contoh, penderita PCOS hanya akan mengalami haid kurang dari 8–9 kali dalam 1 tahun.
Jarak antar haid dapat kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari, atau darah menstruasi mengalir deras. Padahal, jarak yang dikatakan aman adalah dengan siklus 21-35 hari.
Selain itu, ada beberapa gejala lagi yang menandakan wanita mengalami PCOS, antara lain:
Peningkatan kadar hormon androgen pada wanita dengan PCOS dapat menyebabkan munculnya gejala fisik seperti pria. Hal ini seperti tumbuhnya rambut yang lebat di wajah dan tubuh (hirsutisme), serta munculnya jerawat yang parah dan kebotakan.
Pada penderita PCOS, bisa ditemukan kantong-kantong kista di sekitar sel telur (ovarium). Ini merupakan salah satu ciri-ciri PCOS pada wanita yang bisa dilihat melalui USG.
Jerawat dapat terjadi ketika seseorang mengalami PCOS. Ini disebabkan karena kadar hormon androgen yang tinggi dapat menyebabkan jerawat dan kulit berminyak
Beberapa bagian tubuh penderita PCOS bisa menjadi gelap, terutama di area lipatan. Bagian tersebut seperti lipat leher, selangkangan, dan bagian bawah payudara.
Periksakan diri ke dokter jika muncul gejala PCOS, seperti haid yang tidak teratur. Polycystic ovarian syndrome yang tidak ditangani bisa menyebabkan penderitanya sulit hamil atau mandul karena sel telur tidak dapat dilepaskan (tidak ada ovulasi).
Diagnosis PCOS hanya dapat diketahui dengan melakukan tes darah dan USG panggul. Jika pasien sudah dipastikan menderita PCOS, dokter akan melakukan sejumlah tes lain untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi akibat PCOS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Salah satu masalah reproduksi wanita yang dikhawatirkan terjadi adalah mengalami sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS). PCOS mulai banyak dikenali dan dikhawatirkan oleh para wanita.
Sampai saat ini, sebenarnya penyebab pasti PCOS belum diketahui, menurut dr. Pittara dalam Alodokter. PCOS ditandai dengan gangguan menstruasi dan kadar hormon maskulin (hormon androgen) yang berlebihan.
Hormon androgen yang berlebihan pada penderita PCOS dapat mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong-kantong berisi cairan. Kondisi ini menyebabkan sel-sel telur tidak berkembang dengan sempurna dan gagal dilepaskan (anovulasi) secara teratur.
Baca juga: Ladies, Hindari 5 Kebiasaan Ini demi Jaga Kesehatan Bagian Kewanitaan
Saat menderita PCOS, banyak kantung kecil berisi cairan yang berkembang di sepanjang tepi luar ovarium yang disebut kista. Kista sendiri juga menjadi permasalahan bagi banyak para wanita.
Apakah telat menstruasi dapat menyebabkan PCOS?
PCOS sendiri adalah gangguan reproduksi wanita yang bisa datang kapan saja. Sayangnya, mengalami gangguan menstruasi juga dapat menjadi tanda bahwa seseorang mengalami PCOS.
PCOS kerap ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur atau berkepanjangan. Sebagai contoh, penderita PCOS hanya akan mengalami haid kurang dari 8–9 kali dalam 1 tahun.
Jarak antar haid dapat kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari, atau darah menstruasi mengalir deras. Padahal, jarak yang dikatakan aman adalah dengan siklus 21-35 hari.
Selain itu, ada beberapa gejala lagi yang menandakan wanita mengalami PCOS, antara lain:
1. Tumbuh banyak rambut
Peningkatan kadar hormon androgen pada wanita dengan PCOS dapat menyebabkan munculnya gejala fisik seperti pria. Hal ini seperti tumbuhnya rambut yang lebat di wajah dan tubuh (hirsutisme), serta munculnya jerawat yang parah dan kebotakan.
2. Adanya kista
Pada penderita PCOS, bisa ditemukan kantong-kantong kista di sekitar sel telur (ovarium). Ini merupakan salah satu ciri-ciri PCOS pada wanita yang bisa dilihat melalui USG.
3. Ada jerawat
Jerawat dapat terjadi ketika seseorang mengalami PCOS. Ini disebabkan karena kadar hormon androgen yang tinggi dapat menyebabkan jerawat dan kulit berminyak
4. Warna kulit menjadi gelap
Beberapa bagian tubuh penderita PCOS bisa menjadi gelap, terutama di area lipatan. Bagian tersebut seperti lipat leher, selangkangan, dan bagian bawah payudara.
Kapan sebaiknya periksa ke dokter?
Periksakan diri ke dokter jika muncul gejala PCOS, seperti haid yang tidak teratur. Polycystic ovarian syndrome yang tidak ditangani bisa menyebabkan penderitanya sulit hamil atau mandul karena sel telur tidak dapat dilepaskan (tidak ada ovulasi).
Diagnosis PCOS hanya dapat diketahui dengan melakukan tes darah dan USG panggul. Jika pasien sudah dipastikan menderita PCOS, dokter akan melakukan sejumlah tes lain untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi akibat PCOS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)