FITNESS & HEALTH
Ladies, Hindari 5 Kebiasaan Ini demi Jaga Kesehatan Bagian Kewanitaan
Aulia Putriningtias
Kamis 16 Januari 2025 / 18:41
Jakarta: Kebersihan bagian kewanitaan merupakan hal wajib yang dilakukan sebagai perempuan. Ladies! Tak sedikit penyakit yang datang karena kurang mawas diri untuk menjaga bagian intim kewanitaan.
Salah satu yang sering ditemukan adalah Vaginosis Bakterial (VB), yakni suatu penyakit dengan gejala keputihan yang paling sering ditemukan pada wanita di usia reproduksi.
Angka kejadian VB di dunia sangat bervariasi yaitu diantara 11,1-60,8 persen. Di wilayah Asia termasuk Indonesia, angka kejadian VB ditemukan 7,5 - 22 persen.
Menjaga kebersihan kewanitaan yang baik sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan kita secara keseluruhan. Kunci untuk melakukan ini terletak pada pemahaman tentang susunan vagina serta memahami berbagai praktik untuk menjaganya tetap bersih.
Namun, ada banyak kesalahan juga yang dilakukan wanita saat mencoba menjaga kebersihan kewanitaan. Terlalu sering mencuci vagina, menggunakan produk yang salah hanyalah beberapa hal yang harus dihindari.
"Kebersihan yang baik dapat mencegah infeksi dan mendukung kesehatan reproduksi secara menyeluruh," kata dokter kandungan dan ginekolog Dr Kavitha Kovi dalam HealthShots.
Lantas, apa saja kebiasaan yang sebaiknya dihindari untuk menjaga bagian intim kewanitaan kita, Ladies? Berikut lima hal-hal yang harus dihindari, antara lain:
.jpg)
(Produk beraroma dapat mengganggu keseimbangan bakteri vagina, menyebabkan iritasi, dan meningkatkan risiko infeksi. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Meskipun penting untuk membersihkan bagian bawah tubuh, pastikan untuk menghindari penggunaan sabun, semprotan, atau cairan pembersih yang beraroma. Produk-produk ini tidak boleh menjadi bagian dari praktik menjaga kebersihan kewanitaan karena dapat mengubah keseimbangan pH alami area vagina.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Women's Health menyatakan bahwa beberapa produk vagina dapat membahayakan bakteri Lactobacillus, sejenis bakteri di vagina, dan mengubah lingkungan kekebalan vagina. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan infeksi seperti vaginosis bakterial.
Baca juga: 5 Komplikasi yang Bisa Terjadi Jika Mengabaikan Pengobatan ISK
Pastikan untuk tidak melakukan douching atau pembersihan berlebihan. Ini akan menghilangkan flora baik yang melawan infeksi, sehingga mengakibatkan vaginosis bakterial atau penyakit radang panggul.
Sebuah penelitian, yang diterbitkan dalam Epidemiologic Reviews, mengaitkan douching dengan banyak hasil buruk termasuk penyakit radang panggul, kanker serviks, berat badan lahir rendah serta kelahiran prematur. Pastikan untuk menjaga kebiasaan membersihkan dengan lembut tanpa mengganggu keseimbangan alami.
Mengenakan pakaian dalam yang ketat atau sintetis memerangkap kelembapan dan panas, yang berkontribusi terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur. Mengenakan pakaian longgar yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat seperti katun mengurangi kemungkinan infeksi dan menjaga aliran udara.
Membiarkan pembalut tetap terpasang dalam waktu lama dapat menyebabkan bakteri berkembang biak dan meningkatkan kemungkinan Toxic Shock Syndrome (TSS). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyatakan bahwa mengenakan pembalut atau celana dalam menstruasi terlalu lama dapat menyebabkan ruam atau infeksi.
Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan area genital dengan mencuci bagian luar (vulva) dan bokong setiap hari selama menstruasi. Pastikan untuk mengganti produk setelah setiap 4-6 jam atau sesuai petunjuk dokter.
Infeksi atau kondisi kesehatan lain yang mendasarinya dapat ditandai dengan keluarnya cairan yang tidak biasa, bau yang terus-menerus, atau rasa gatal. Jangan abaikan gejala-gejala tersebut, karena hal ini dapat menunda pengobatan dan menyebabkan komplikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Salah satu yang sering ditemukan adalah Vaginosis Bakterial (VB), yakni suatu penyakit dengan gejala keputihan yang paling sering ditemukan pada wanita di usia reproduksi.
Angka kejadian VB di dunia sangat bervariasi yaitu diantara 11,1-60,8 persen. Di wilayah Asia termasuk Indonesia, angka kejadian VB ditemukan 7,5 - 22 persen.
Menjaga kebersihan kewanitaan yang baik sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan kita secara keseluruhan. Kunci untuk melakukan ini terletak pada pemahaman tentang susunan vagina serta memahami berbagai praktik untuk menjaganya tetap bersih.
Namun, ada banyak kesalahan juga yang dilakukan wanita saat mencoba menjaga kebersihan kewanitaan. Terlalu sering mencuci vagina, menggunakan produk yang salah hanyalah beberapa hal yang harus dihindari.
"Kebersihan yang baik dapat mencegah infeksi dan mendukung kesehatan reproduksi secara menyeluruh," kata dokter kandungan dan ginekolog Dr Kavitha Kovi dalam HealthShots.
Lantas, apa saja kebiasaan yang sebaiknya dihindari untuk menjaga bagian intim kewanitaan kita, Ladies? Berikut lima hal-hal yang harus dihindari, antara lain:
1. Menggunakan produk beraroma
.jpg)
(Produk beraroma dapat mengganggu keseimbangan bakteri vagina, menyebabkan iritasi, dan meningkatkan risiko infeksi. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Meskipun penting untuk membersihkan bagian bawah tubuh, pastikan untuk menghindari penggunaan sabun, semprotan, atau cairan pembersih yang beraroma. Produk-produk ini tidak boleh menjadi bagian dari praktik menjaga kebersihan kewanitaan karena dapat mengubah keseimbangan pH alami area vagina.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Women's Health menyatakan bahwa beberapa produk vagina dapat membahayakan bakteri Lactobacillus, sejenis bakteri di vagina, dan mengubah lingkungan kekebalan vagina. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan infeksi seperti vaginosis bakterial.
Baca juga: 5 Komplikasi yang Bisa Terjadi Jika Mengabaikan Pengobatan ISK
2. Membersihkan terlalu berlebihan
Pastikan untuk tidak melakukan douching atau pembersihan berlebihan. Ini akan menghilangkan flora baik yang melawan infeksi, sehingga mengakibatkan vaginosis bakterial atau penyakit radang panggul.
Sebuah penelitian, yang diterbitkan dalam Epidemiologic Reviews, mengaitkan douching dengan banyak hasil buruk termasuk penyakit radang panggul, kanker serviks, berat badan lahir rendah serta kelahiran prematur. Pastikan untuk menjaga kebiasaan membersihkan dengan lembut tanpa mengganggu keseimbangan alami.
3. Mengenakan pakaian dalam tak serap keringat
Mengenakan pakaian dalam yang ketat atau sintetis memerangkap kelembapan dan panas, yang berkontribusi terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur. Mengenakan pakaian longgar yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat seperti katun mengurangi kemungkinan infeksi dan menjaga aliran udara.
4. Penggunaan produk menstruasi yang salah
Membiarkan pembalut tetap terpasang dalam waktu lama dapat menyebabkan bakteri berkembang biak dan meningkatkan kemungkinan Toxic Shock Syndrome (TSS). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyatakan bahwa mengenakan pembalut atau celana dalam menstruasi terlalu lama dapat menyebabkan ruam atau infeksi.
Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan area genital dengan mencuci bagian luar (vulva) dan bokong setiap hari selama menstruasi. Pastikan untuk mengganti produk setelah setiap 4-6 jam atau sesuai petunjuk dokter.
5. Abai terhadap rasa yang muncul di area vagina
Infeksi atau kondisi kesehatan lain yang mendasarinya dapat ditandai dengan keluarnya cairan yang tidak biasa, bau yang terus-menerus, atau rasa gatal. Jangan abaikan gejala-gejala tersebut, karena hal ini dapat menunda pengobatan dan menyebabkan komplikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)