FITNESS & HEALTH

Kemenkes: 30 Ribu Orang Ikuti Cek Kesehatan Gratis Ginjal, Setengahnya Didiagnosis Bermasalah

Aulia Putriningtias
Jumat 14 Maret 2025 / 11:15
Jakarta: Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi membeberkan data pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis (CKG). Hasilnya pun begitu mengejutkan.

Ia memaparkan bahwa sudah ada sekitar 30 ribu warga Indonesia yang dilakukan pemeriksaan ginjal melalui CKG ini. Setidaknya, setengah dari angka tersebut didiagnosis mengalami permasalahan pada ginjal mereka.

"Itu 50 persennya dengan gangguan urine kreatinin, tapi memang dia hipertensi, diabetes, jadi dia ada faktor risiko dulu dan dia enggak punya gejala. Pada saat diperiksa 50 persen mengalami gangguan ginjal," jelas dr. Siti Nadia dalam temu media World Kidney Day 2025 di Jakarta, Rabu, 12 Maret 2025.

Namun, dr. Siti Nadia mengatakan bahwa memang tak semua yang mengikuti CKG juga memeriksakan ginjal mereka. CKG dilaksanakan di puskesmas dan melalui tahapan sebelum masuk ke dalam pemeriksaan.

Baca juga: Punya Manfaat Dahsyat, Ahli Ingatkan Pentingnya Minum Air Mineral

Jika terjadi faktor risiko seperti obesitas, hipertensi, diabetes, dan penyakit kolesterol, melalui kuisioner yang telah dibagikan, maka berhak untuk dicek lebih lanjut. Tahap selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan urine kreatinin.

"Memang saat ini (mengecek) ginjal bukan dilakukan kepada seluruh orang (yang mengikuti CKG). Karena, sebenarnya kita mau beresin dulu yang faktor risiko tadi," tutur dr. Siti Nadia.

CKG pemeriksaan ginjal sendiri menggunakan laju filtrasi glomerulus atau estimated glomerular filtration rate (eGFR). Hal ini dikarenakan keterbatasan alat yang ada di puskesmas, yang akhirnya tidak menggunakan UACR (Rasio Albumin-Kreatinin Urin), yang cenderung lebih sensitif hasilnya dalam melakukan pemeriksaan.

"Itu aja ketahuan 50 persen, artinya ginjal ke depan kalau tidak kita deteksi dini gak screening dini itu jadi masalah," kata dr. Siti Nadia.

Berbicara mengenai Penyakit Ginjal Kronik (PGK), angkanya tidak dapat dianggap remeh. Bahkan, dapat menjadi penyebab kematian tertinggi ke-5 di seluruh dunia pada 2040.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Ginjal Kronis di Indonesia sekitar 0,38 persen atau 3,8 orang per 1000 penduduk. Ini dengan sekitar 60 persen penderita PGK yang memerlukan dialisis.

Dengan angka tersebut, memang menjadi cerminan untuk mulai sadar diri dalam menjaga ginjal kita. Kamu perlu tahu bahwa ginjal menjadi organ yang sulit diketahui memiliki rasa sakit, jika tak diperiksa sedini mungkin.

Deteksi dini tentunya membawa banyak hal, baik di dalam maupun di luar. Pada bagian dalam, tentu kita lebih mudah untuk mengetahui dan menjaga lebih baik lagi ginjal kita. Pada bagian luar, biaya pengobatan yang selalu melakukan deteksi dini akan cenderung lebih murah dibandingkan yang sudah terlambat pemeriksaan.

Dr. Siti Nadia pun menyarankan agar masyarakat tetap melakukan CERDIK setiap hari; bukan hanya untuk organ ginjal, tetapi juga seluruh tubuh. C yang berarti cek kesehatan secara berkala, E berarti eyahkan asap rokok, R berarti rajin aktivitas fisik, D memiliki arti diet sehat dengan kalori seimbang, I diartikan sebagai istirahat cukup, dan K diartikan sebagai kelola stres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH