FITNESS & HEALTH

Jangan Lengah! Kasus Kematian Pneumonia Telah Naik 3 Kali Lipat di Indonesia

Mia Vale
Rabu 12 Februari 2025 / 09:32
Jakarta: Pneumonia merupakan peradangan jaringan paru-paru, yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus, termasuk influenza.

Pada kasus yang parah, pneumonia dapat menyebabkan gangguan pada pertukaran oksigen di alveoli paru-paru, sehingga mengganggu pasokan oksigen ke dalam darah dan menghambat pengeluaran karbon dioksida dari darah. 

Seperti kita tahu, belum lama ini aktris Taiwan Barbie Hsu meninggal akibat penyakit pneumonia karena virus influenza. Hal ini tentu kembali menjadi perhatian, apalagi di Indonesia terjadi lonjakan kasus pneumonia yang semakin mengkhawatirkan. 

Ya, kondisi ini dapat berisiko fatal dan menyebabkan gagal pernapasan. Pneumonia semakin sering dilaporkan mengikuti tren flu musiman yang terjadi setiap tahun. Dan Indonesia mencatat puncak kenaikan kasus di penghujung tahun Desember 2024 hingga awal Januari 2025. 
 

Peningkatan 3x lipat



(Dr. Agus Dwi Susanto, SpP, mengungkapkan pentingnya waspada terhadap komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh virus influenza, terutama pneumonia. Komplikasi ini lebih berisiko terjadi pada kelompok rentan, termasuk anak-anak, orang tua, wanita hamil, dan individu dengan penyakit kronis. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Mengutip data terbaru yang ada, menunjukkan bahwa angka kematian akibat pneumonia melonjak drastis dalam setahun terakhir. Sepanjang 2024 kematian akibat pneumonia di Indonesia melonjak secara signifikan. Peningkatan pneumonia ini meroket sampai tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Kasus Pneumonia ini bermula pada tahun 2023, terdapat 330 kasus pneumonia dengan 53 kematian. Lalu pada tahun 2024, angka tersebut naik mencapai 1.278 kasus dengan 188 kematian. Dan pada Januari 2025, sudah ada 105 kasus dengan 12 kematian.  

Menyikapi flu musiman yang menyebar sejak akhir tahun dan awal tahun, spesialis paru dr. Agus Dwi Susanto, SpP, mengungkapkan pentingnya waspada terhadap komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh virus influenza, terutama pneumonia. 

Komplikasi ini lebih berisiko terjadi pada kelompok rentan, termasuk anak-anak, orang tua, wanita hamil, dan individu dengan penyakit kronis. 
 

Gejala yang perlu diwaspadai


Memang, orang yang terkena virus, misal influenza tak semuanya akan mengalami pneumonia. Hal ini menurut dr Agus, tergantung dari kondisi pasien, seperti imunitas, komorbid, dan lainnya. Nsmun begitu, ada beberapa gejala berat yang perlu diwaspadai jika terkena influenza, meliputi:
 
  • - sesak napas
  • - demam yang tak kunjung turun
  • - tanda-tanda gagal jantung seperti napas berat, kulit biru (sianosis)
  • - kesadaran menurun
  • - tanda-tanda pneumonia seperti dahak kental, sulit napas, pada anak-anak ada tanda retraksi otot napas, napas cuping hidung
  • - tanda-tanda infeksi di kepala (meningitis, ensapalitis), seperti sulit bicara, lemah, sulit berjalan, kesadaran turun.
  • - tanda-tanda gagal ginjal seperti sulit buang air kecil, perubahan warna urine, sulit bernapas
  • - tanda-tanda syok sepsis seperti tekanan darah menurun, kulit biru

Baca juga: Waspadai Pneumonia Akibat Influenza yang Merenggut Nyawa Barbie 'Shancai' Hsu
 

Pencegahan pneumonia


Sebelum terkena atau terpapar virus influenza dan menjadi pneumonia, ada baiknya bila kita melakukan pencegahan. Ingat, mencegah lebih baik dari mengobati. Nah, berikut adalah beberapa cara untuk mencegah pneumonia: 
 
  1. - Vaksinasi
  2. - Menjaga kebersihan diri
  3. - Menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh
  4. - Menghindari kontak dengan penderita pneumonia
  5. - Membiasakan pola hidup sehat
  6. - Menghindari merokok
  7. - Menghindari konsumsi alkohol secara berlebihan

Dengan dipaparkannya gejala di atas, masyarakat diharapkan untuk lebih waspada terhadap pneumonia, utamanya saat musim flu. Pemerintah serta tenaga kesehatan akan tetap mengambil langkah-langkah preventif dan edukatif untuk mengurangi risiko peningkatan kasus pneumonia dan kematian akibat penyakit ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH