FITNESS & HEALTH

Waspadai Batuk Pilek pada Anak, Bisa Jadi Gejala Awal Pneumonia!

A. Firdaus
Rabu 19 November 2025 / 10:12
Jakarta: Batuk pilek pada anak jangan dianggap sepele. Orang tua harus memberikan perhatian lebih pada batuk atau pilek yang menyerang si kecil. 

Menurut dr. Kanya Ayu Sp.A, banyak yang salah kaprah terkait pneumonia pada anak.  Pneumonia merupakan gejala klinis yang terdiri dari demam, batuk, sesak, dan didukung oleh kekurangan oksigen.

"Jadi harus ada empat gejala di atas dulu. Bukan semua batuk pilek demam biasa disebut sebagai pneumonia, as long as dia tidak sesak, tidak ada kekurangan oksigen," kata dr. Kanya melansir Antara.

Dokter yang merupakan lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan penyebab pneumonia, selain haemophilus influenza tipe b (Hib) dan virus lainnya. Dapat menyerang semua umur terutama anak-anak di bawah 5 tahun karena sistem imunnya belum matang, dan lansia karena imunnya sudah jauh menurun. "Tanda kegawatan pneumonia di antaranya ada tarikan napas cepat yang tidak normal, dan adanya retraksi yang melibatkan otot-otot di bawah leher, sela-sela iga dan ulu hati," jelas dr. Kanya.

Selain itu anak dengan pneumonia terlihat bernapas dengan cuping hidung yang kembang kempis yang menandakan sesak.

"Kadang-kadang saking sesaknya kepalanya head bobbing (kepala terantuk-antuk) itu juga ada, kalau bisa jangan tunggu muncul semuanya, salah satu saja mendingan segera di bawa dan diperiksakan," kata dr. Kanya.

Ia mengatakan orang tua perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko pneumonia dari penyebab selain bakteri pneumokokus, seperti dari jamur saat musim hujan dan penularan dari percik renik (droplet) saat berbicara atau bersin.

Selain percik renik, menyentuh benda yang sama juga meningkatkan risiko penularan pneumonia terutama di sekolah-sekolah seperti menyentuh gagang pintu atau tombol saklar lampu.

Dokter Kanya mengatakan pneumonia bisa menjadi parah jika bakteri streptococcus pneumoniae berkembang menjalar ke telinga hingga menyebabkan infeksi telinga tengah, dan masuk ke pembuluh darah dan menjalar ke otak yang menyebabkan meningitis dan berakhir kematian.

"Jadi, dia beredar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, bikin pneumonia dan tembus ke meningitis. Itulah yang kita cegah Invasive pneumococcal disease, ini yang mematikan," katanya.

Untuk itu, dr. Kanya mengatakan rekomendasi pencegahan pneumonia di antaranya cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air, hidup sehat, tidak merokok, olahraga teratur, diet seimbang, hindari kontak dengan orang sakit terutama yang terkena infeksi saluran pernapasan dan lengkapi vaksinasi DPT, HIB, dan influenza.

Jika sakit, vaksin bisa dikejar setelah dua minggu dinyatakan sembuh dari demam dan gejala batuk pilek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH