FITNESS & HEALTH

Ahli: Pasien Gangguan Irama Jantung Mulai Ramai Dialami Usia Produktif

Aulia Putriningtias
Senin 19 Agustus 2024 / 11:22
Jakarta: Pasien gangguan irama jantung umumnya dialami oleh para lanjut usia (lansia). Namun, menurut Guru besar bidang aritmia Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi Sp.JP(K) FIHA FAsCC, penyakit ini mulai dialami oleh usia produktif.

Usia produktif menurut Prof. Yoga yang banyak mengalami gangguan irama jantung adalah kisaran 40-65 tahun. Usia ini dinilai menjadi puncak produktif manusia yang bisa saja berada di puncak karier dan mereka adalah para kepala keluarga.

Menurut data Organissi Kesehatan Dunia (WHO), usia 40-60 tahun merupakan rentang usia yang masih muda. Hal ini jika dibandingkan dengan data global, di mana artial fibrilasi (AF) banyak diderita pada usia 60 tahun ke atas.


(Atrial fibrilasi sendiri terjadi saat irama jantung menjadi tidak teratur. Hal ini menyebabkan serambi jantung terjadi tidak berkontraksi dengan baik. Ketika terjadi hal ini, darah tidak dapat mengalir dengan lancar. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)

Atrial fibrilasi sendiri merupakan penyakit yang di mana semakin bertambah usia, risiko terjadinya semakin tinggi. Pun, ini dapat menyebabkan stroke iskemik lebih tinggi juga.

"Bukan hanya dokter dan teman-teman perawat yang kerepotan tapi keluarganya juga kerepotan, beban sosial yang akan terjadi dengan stroke, jadi ini berdasarkan aspeknya AF saja belum menyebab stroke yang lain," papar Prof. Yoga saat ditemui di Siloam Hospital TB Simatupang, Kamis, 15 Agustus 2024.

Sayangnya, sebanyak 46 persen pengidap atrial fibrilasi ini tidak memiliki gejala khusus. Seseorang dikatakan mengalami AF ketika mereka melakukan skrining EKG. Ditambah, 60 persen pasien dengan atrial fibrilasi yang tidak bergejala, mengalami stroke.

Prof. Yoga sendiri menyaranan agar para usia puncak produktif melakukan skrining untuk mencegah risiko terjadinya AF dan stroke. Selain itu, pentingnya untuk melaksanakan pola hidup sehat untuk mendukung tubuh terhindar dari penyakit.

"Ayo kita screening jangan sampai kita tidak tahu bahwa kita AF, jangan sampai kita baru tahu AF ketika kita screening terlambat," pungkas Prof. Yoga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH