FITNESS & HEALTH

Kaitan Kopi dengan Penurunan Diabetes dan Risiko Penyakit Jantung

Mia Vale
Rabu 16 Oktober 2024 / 21:02
Jakarta: Minum kopi dalam jumlah sedang dapat membantu menurunkan risiko penyakit. Masa, sih? Ya, sebuah studi baru menemukan bahwa, dibandingkan dengan orang yang tidak minum kafein sama sekali atau yang minum kurang dari 100 miligram (mg) per hari, orang yang minum 3 gelas kopi per hari atau 200 - 300 mg kafein sehari memiliki penurunan risiko penyakit kardiometabolik baru.

Nah, hasil temuan ini telah disampaikan melalui siaran persnya, oleh Chaofu Ke, MD, PhD, dari Departemen Epidemiologi dan Biostatistik, Sekolah Kesehatan Masyarakat di Suzhou Medical College of Soochow University, di Suzhou, Tiongkok, dan penulis utama studi tersebut. 

Baca juga: Dosen Gizi Unesa Ingatkan Diabetes Bukan Cuma Karena Konsumsi Gula Berlebih

Melalui catatannya, temuan ini menyoroti bahwa mendorong asupan kopi atau kafein dalam jumlah sedang sebagai kebiasaan minum bagi orang sehat mungkin memiliki manfaat luas dalam pencegahan multimorbiditas kardiometabolik.
 

Kafein memengaruhi kadar glukosa


Kafein telah dikaitkan dengan berbagai efek samping, termasuk insomnia, depresi, inkontinensia, sakit kepala, dan masalah perut. Bahkan, orang dengan diabetes tipe 2 melaporkan bahwa kadar glukosa (gula) darah mereka meningkat setelah mengonsumsi kafein.

Terdapat beberapa bukti bahwa kafein dapat mengganggu kerja insulin, menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang kecil namun dapat dideteksi, terutama setelah makan. 

Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan orang dewasa yang sehat untuk membatasi asupan kafein maksimal 400 mg sehari, atau berkisar 4 - 5  cangkir kopi. Jumlah ini tidak dikaitkan dengan dampak negatif.
 

Kafein melindungi jantung


Cheng-Han Chen, MD, seorang ahli jantung intervensi bersertifikat, dan direktur medis Program Jantung Struktural di MemorialCare Saddleback Medical Center di Laguna Hills, CA, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada Medical News Today bahwa, meskipun kafein terlibat dalam penelitian ini, memiliki beberapa efek negatif seperti meningkatkan tekanan darah, namun manfaatnya lebih besar daripada kerugiannya. 

“Kafein sendiri akan merangsang sistem saraf pusat sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah dan detak jantung. Diketahui juga memengaruhi sensitivitas insulin sel, regulasi pergantian lemak, dan pelebaran pembuluh darah,” paparnya. 


(Kopi, terutama tanpa tambahan gula dan krim, mungkin merupakan pilihan yang sehat. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

“Namun, baik kopi maupun teh adalah minuman kompleks yang mengandung ratusan senyawa bioaktif, dan kemungkinan besar efek biologisnya melampaui efek biologis kafein itu sendiri.

“Beberapa efek positif yang terlihat dalam penelitian ini mungkin disebabkan oleh ratusan senyawa biologis lain dalam kopi dan teh selain kafein,” lanjut Chen. 

Dilanjutkan oleh Melanie Murphy Richter, MS, RDN, ahli gizi terdaftar dan direktur komunikasi untuk perusahaan nutrisi Prolon, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, dikatakan bahwa hubungan kafein dengan sistem kardiometabolik sangatlah kompleks dan bergantung pada seberapa banyak seseorang mengonsumsinya.
 

Kafein dan diabetes tipe 2


Dijelaskan juga bahwa asupan kafein dalam jumlah sedang atau berkisar 2-3 cangkir kopi, sebenarnya  memiliki manfaat perlindungan bagi tubuh. Mengenai mekanisme yang mungkin mendasari hubungan ini, Richter juga menjelaskan, “Kafein dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang berarti tubuh merespons insulin dengan lebih baik, sehingga dapat membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2.”

Ia juga memiliki sifat anti-inflamasi, yang penting dalam mencegah kondisi kronis seperti penyakit jantung koroner. Selain itu, kafein dapat meningkatkan metabolisme lemak, membantu tubuh menggunakan lemak secara lebih efisien sebagai sumber energi, yang mendukung kesehatan metabolisme secara keseluruhan.
 

Kafein bukan untuk semua orang


Chen memperingatkan bahwa tidak semua minuman berkafein diciptakan sama, dan populasi tertentu secara umum harus menghindari kafein. “Pada makanan lain yang mengandung kafein seperti soda dan cokelat, saya menduga potensi manfaat kafein akan diimbangi dengan tingginya jumlah gula yang terkandung dalam makanan tersebut,” ujarnya.

Para ahli merekomendasikan untuk membatasi asupan kafein pada orang dengan tekanan darah yang sulit dikontrol, masalah irama jantung tidak teratur, stres atau kecemasan, atau sakit mag. Wanita hamil juga harus menghindari asupan kafein berlebihan. 

Richter juga mengamini saran ini, dengan mengatakan bahwa temuan penelitian mengenai kopi mungkin disebabkan oleh sifat antioksidannya, dan mungkin tidak dapat diterapkan pada minuman berkafein lainnya.

“Minuman energi atau sumber kafein olahan mungkin tidak memiliki efek positif yang sama karena mereka kekurangan senyawa tambahan yang bekerja secara sinergis,” Ritcher memperingatkan. Jadi, jika berbicara tentang sumber yang ‘lebih disukai’, kopi – terutama tanpa tambahan gula dan krim – mungkin merupakan pilihan yang sehat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH