Kue ilus - DOK Unsplash
Kue ilus - DOK Unsplash

Dosen Gizi Unesa Ingatkan Diabetes Bukan Cuma Karena Konsumsi Gula Berlebih

Renatha Swasty • 03 Oktober 2024 18:07
Jakarta: Dosen Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Desty Muzarofatus Sholikhah, mengatakan banyak masyarakat salah kaprah diabetes melitus semata-mata disebabkan oleh konsumsi gula berlebih. Padahal, diabetes melitus merupakan hasil dari berbagai faktor yang berkaitan erat dengan gangguan metabolisme karbohidrat dan gaya hidup tidak sehat.
 
Desty menjelaskan diabetes disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat yang melibatkan organ pankreas dan hormon insulin. Pankreas memiliki peran penting dalam memproduksi hormon insulin yang berfungsi untuk membawa glukosa ke sel-sel tubuh sebagai sumber energi utama. Glukosa ini diperoleh dari makanan sehari-hari, terutama yang mengandung karbohidrat.
 
Pada individu sehat, insulin bekerja efektif untuk menjaga kadar glukosa darah tetap stabil. Namun, pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau insulin yang dihasilkan tidak berfungsi dengan baik.

"Ini menyebabkan glukosa tetap berada di dalam darah dan tidak terserap oleh sel-sel tubuh, sehingga kadar gula darah menjadi tinggi," papar Desty dikutip dari laman unesa.ac.id, Kamis, 3 Oktober 2024.
 
Desty menyebut banyak orang hanya fokus pada gula, padahal karbohidrat sederhana dari makanan sehari-hari seperti nasi, roti, dan makanan ringan yang tinggi karbohidrat juga berkontribusi besar dalam meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Namun, konsumsi karbohidrat dan gula bukanlah satu-satunya faktor.
 
Selain pola makan, obesitas atau kelebihan berat badan juga memengaruhi sensitivitas insulin. Orang yang mengalami obesitas lebih rentan mengalami resistensi insulin karena ada peradangan dalam tubuh yang memengaruhi metabolisme karbohidrat.
 
"Peradangan kronis ini dapat mengganggu kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh tubuh," ujar dia.
 
Desty menekankan kadar gula darah pada penderita diabetes bisa tetap stabil dengan menjalani gaya hidup sehat. Bagi penderita diabetes yang kadar gula darahnya sudah stabil, konsumsi gula harian tidak boleh melebihi dua sendok makan.
 
Dia menuturkan sebenarnya tubuh manusia tidak memerlukan makanan manis secara khusus. Kebutuhan akan makanan manis lebih sering disebabkan oleh keinginan pribadi ketimbang kebutuhan biologis.
 
Sebagai alternatif gula, beberapa penderita diabetes memilih pemanis alami seperti stevia. Menurutnya, penggunaan stevia memang bisa menjadi pilihan lebih baik bagi penderita diabetes, tetapi harus digunakan dengan hati-hati.
 
"Meskipun stevia dianggap lebih aman, yang terbaik adalah tetap mengatur pola makan dengan baik dan tidak bergantung pada pemanis buatan atau alami dalam jangka panjang," tutur dia.
 
Sementara itu, terkait faktor genetik, dia menegaskan pengaruhnya tidak sebesar gaya hidup. Meskipun seseorang memiliki riwayat keluarga penderita diabetes, gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena diabetes.
 
Budaya pola makan dan aktivitas fisik di masyarakat Indonesia juga menjadi faktor yang memengaruhi peningkatan jumlah penderita diabetes. Budaya olahraga belum benar-benar masuk ke dalam kebiasaan sehari-hari.
 
Banyak orang masih menganggap berolahraga itu tidak penting bahkan kegiatan seperti berjalan kaki sering dianggap remeh. "Olahraga bukan sekadar untuk kebugaran, tapi juga penting untuk menjaga metabolisme tubuh dan mencegah resistensi insulin. Dengan olahraga teratur, kadar glukosa darah bisa lebih stabil dan sensitivitas insulin bisa ditingkatkan," jelas dia.
 
Desty mengatakan kunci utama pencegahan diabetes melitus adalah gaya hidup sehat. Dia mendorong masyarakat semakin sadar bahwa diabetes bukan hanya soal gula, melainkan juga terkait erat dengan pola makan, aktivitas fisik, dan kebiasaan sehari-hari.
 
Baca juga: Generasi Muda Jangan Mager, Lawan Diabetes dan Obesitas

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan