FITNESS & HEALTH
Dokter Tirta Ungkap Pertolongan Cepat Sangat Krusial, Imbas Kematin Atlet Zhang Zi Jie
Aulia Putriningtias
Senin 01 Juli 2024 / 15:09
Jakarta: Dunia bulu tangkis berduka atas kejadian meninggalnya pemain badminton dari China, Zhang Zi Jie. Atlet ini sempat mengalami kejang-kejang dan tak bisa diselamatkan.
Atlet ini tengah melakukan pertandingan pada babak penyisihan Grup D di GOR Amongrogo, Yogyakarta. Saat sedang bertanding, ia jatuh mengalami kejang-kejang.
Dokter Tirta berpendapat bahwa kemungkinan besar, Zhang mengalami gangguan elektrik pada jantung atau gangguan ritme jantung. Hal ini menyebabkan pasokan darah ke otak berkurang drastis.
"Pebulutangkis jatuh dalam keadaan kejang itu kemungkinan besar ada gangguan elektrik pada jantung atau gangguan ritme pada jantung yang mengakibatkan pasokan darah ke seluruh tubuh terutama otak berkurang secara drastis," jelas Dokter Tirta dalam konten Instagramnya @dr.tirta.

(Dokter Tirta pun mengimbau kepada masyarakat untuk hati-hati dalam berolahraga. "Kalau kalian melakukan olahraga sebagai enthusiast, ya lakukanlah sesuai program dan enggak perlu push to limit," kata dr. Tirta. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ada dua kemungkinan yang menyebabkan kejang pada atlet, yakni ventrikular fibrilasi atau ventrikular takikardia. Pertolongan cepat 1-2 menit adalah waktu yang krusial untuk keselamatan nyawa.
"SOP-nya, jika terjadi diagnosa kelainan elektrik pada jantung atau gangguan aritmia jantung, pertolongan dalam waktu jeda paling tidak 1 atau 2 menit sangat krusial. Pertolongan di dua menit awal itu akan memperpanjang kemungkinan hidup atlet," jelasnya.
Imbas dari hal ini, Dokter Tirta pun mengimbau kepada masyarakat untuk hati-hati dalam berolahraga. Hal ini dikarenakan atlet yang terlatih pun memiliki risiko tinggi, apalagi para sport enthusiast yang tidak diawasi oleh ahli.
Pada akhirnya, Dokter Tirta mengatakan olahraga apapun, tidak akan jauh-jauh ke masalah jantung, jika terlalu mendorong diri untuk sampai ke limit. Karena organ ini sebagai penyuplai darah ke seluruh tubuh.
"Kalau kalian melakukan olahraga sebagai enthusiast, ya lakukanlah sesuai program dan enggak perlu push to limit," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Atlet ini tengah melakukan pertandingan pada babak penyisihan Grup D di GOR Amongrogo, Yogyakarta. Saat sedang bertanding, ia jatuh mengalami kejang-kejang.
Dokter Tirta berpendapat bahwa kemungkinan besar, Zhang mengalami gangguan elektrik pada jantung atau gangguan ritme jantung. Hal ini menyebabkan pasokan darah ke otak berkurang drastis.
"Pebulutangkis jatuh dalam keadaan kejang itu kemungkinan besar ada gangguan elektrik pada jantung atau gangguan ritme pada jantung yang mengakibatkan pasokan darah ke seluruh tubuh terutama otak berkurang secara drastis," jelas Dokter Tirta dalam konten Instagramnya @dr.tirta.

(Dokter Tirta pun mengimbau kepada masyarakat untuk hati-hati dalam berolahraga. "Kalau kalian melakukan olahraga sebagai enthusiast, ya lakukanlah sesuai program dan enggak perlu push to limit," kata dr. Tirta. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ada dua kemungkinan yang menyebabkan kejang pada atlet, yakni ventrikular fibrilasi atau ventrikular takikardia. Pertolongan cepat 1-2 menit adalah waktu yang krusial untuk keselamatan nyawa.
"SOP-nya, jika terjadi diagnosa kelainan elektrik pada jantung atau gangguan aritmia jantung, pertolongan dalam waktu jeda paling tidak 1 atau 2 menit sangat krusial. Pertolongan di dua menit awal itu akan memperpanjang kemungkinan hidup atlet," jelasnya.
Imbas dari hal ini, Dokter Tirta pun mengimbau kepada masyarakat untuk hati-hati dalam berolahraga. Hal ini dikarenakan atlet yang terlatih pun memiliki risiko tinggi, apalagi para sport enthusiast yang tidak diawasi oleh ahli.
Pada akhirnya, Dokter Tirta mengatakan olahraga apapun, tidak akan jauh-jauh ke masalah jantung, jika terlalu mendorong diri untuk sampai ke limit. Karena organ ini sebagai penyuplai darah ke seluruh tubuh.
"Kalau kalian melakukan olahraga sebagai enthusiast, ya lakukanlah sesuai program dan enggak perlu push to limit," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)