FITNESS & HEALTH
Studi: Tidur yang Cukup Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan
Raka Lestari
Kamis 10 Februari 2022 / 07:06
Jakarta: Penurunan berat badan adalah proses yang rumit, dan biasanya melibatkan beberapa faktor yang berbeda. Mulai dari diet yang ketat dan berolahraga secara teratur. Tetapi penelitian baru menemukan ada satu hal mudah yang dapat lakukan yang akan membantu menurunkan berat badan, yaitu dengan tidur yang cukup.
Uji klinis acak, yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine melakukan penelitian terhadap 80 orang dewasa yang diklasifikasikan sebagai kelebihan berat badan yang secara teratur tidur kurang dari 6,5 jam semalam.
Peneliti menyebarkan mereka ke dalam kelompok kontrol, yang terus mengikuti kebiasaan normal mereka. Dan kelompok yang diharuskan untuk memperpanjang tidur mereka setiap malam selama dua minggu. Rata-rata, orang-orang dalam kelompok tidur panjang mendapat tambahan 1,2 jam tidur malam.
Pada akhir periode penelitian, para peneliti menemukan bahwa kelompok yang memiliki waktu tidur lebih lama secara signifikan mengurangi jumlah kalori yang mereka konsumsi sekitar 270 dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Beberapa peserta studi dalam kelompok yang mendapat jam tidur tambahan, bahkan memotong kalori mereka hingga 500 per hari. Ini tentunya dapat membantu mereka yang ingin menurunkan berat badan mencapai defisit kalori.
“Temuan ini menunjukkan bahwa meningkatkan dan mempertahankan durasi tidur yang cukup dapat mengurangi berat badan dan menjadi intervensi yang layak untuk program pencegahan obesitas dan penurunan berat badan,” ungkap para peneliti dikutip dari Prevention.
Ini bukan pertama kalinya tidur dikaitkan dengan upaya penurunan berat badan. Penelitian lain juga telah menemukan bahwa kurang tidur membuat seseorang ingin makan lebih banyak dan biasanya menyebabkan orang mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang seharusnya.
Penulis utama studi Esra Tasali, M.D., direktur Sleep Research Center at The University of Chicago Medical Center mengatakan bahwa kurang tidur pasti mengganggu sinyal nafsu makan yang kamu dapatkan dari otak.
"Daerah otak diubah sedemikian rupa ketika kurang tidur sehingga membuat seseorang lebih ingin karbohidrat dan gula. Tapi, ketika kamu tidur lebih banyak, area ini tidak terlalu aktif dan otak akan melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk menyinkronkan nafsu makan dengan kebutuhan yang sebenarnya,” tutup Tasali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(YDH)
Uji klinis acak, yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine melakukan penelitian terhadap 80 orang dewasa yang diklasifikasikan sebagai kelebihan berat badan yang secara teratur tidur kurang dari 6,5 jam semalam.
Peneliti menyebarkan mereka ke dalam kelompok kontrol, yang terus mengikuti kebiasaan normal mereka. Dan kelompok yang diharuskan untuk memperpanjang tidur mereka setiap malam selama dua minggu. Rata-rata, orang-orang dalam kelompok tidur panjang mendapat tambahan 1,2 jam tidur malam.
Pada akhir periode penelitian, para peneliti menemukan bahwa kelompok yang memiliki waktu tidur lebih lama secara signifikan mengurangi jumlah kalori yang mereka konsumsi sekitar 270 dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Beberapa peserta studi dalam kelompok yang mendapat jam tidur tambahan, bahkan memotong kalori mereka hingga 500 per hari. Ini tentunya dapat membantu mereka yang ingin menurunkan berat badan mencapai defisit kalori.
“Temuan ini menunjukkan bahwa meningkatkan dan mempertahankan durasi tidur yang cukup dapat mengurangi berat badan dan menjadi intervensi yang layak untuk program pencegahan obesitas dan penurunan berat badan,” ungkap para peneliti dikutip dari Prevention.
Ini bukan pertama kalinya tidur dikaitkan dengan upaya penurunan berat badan. Penelitian lain juga telah menemukan bahwa kurang tidur membuat seseorang ingin makan lebih banyak dan biasanya menyebabkan orang mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang seharusnya.
Penulis utama studi Esra Tasali, M.D., direktur Sleep Research Center at The University of Chicago Medical Center mengatakan bahwa kurang tidur pasti mengganggu sinyal nafsu makan yang kamu dapatkan dari otak.
"Daerah otak diubah sedemikian rupa ketika kurang tidur sehingga membuat seseorang lebih ingin karbohidrat dan gula. Tapi, ketika kamu tidur lebih banyak, area ini tidak terlalu aktif dan otak akan melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk menyinkronkan nafsu makan dengan kebutuhan yang sebenarnya,” tutup Tasali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)