FITNESS & HEALTH
Dapatkah Sifilis Ditularkan ke Janin? Begini Penjelasan Dokter
Yatin Suleha
Selasa 16 Mei 2023 / 21:27
Jakarta: Mudahnya penularan juga membuat penyakit menular seksual menjadi sering kali sulit untuk dihindari, terutama pada seseorang yang aktif secara seksual.
Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), kasus sifilis telah melonjak hingga 70 persen dalam 5 tahun terakhir. Hal ini dapat menjadi sumber masalah baru dalam masyarakat jika tidak dicegah mulai dari kita sendiri.
Dalam paparan dr. Nadia Akita Dewi, Sp.DV, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari Eka Hospital Cibubur, sifilis merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum yang ditularkan melalui kontak fisik, terutama dalam hubungan seksual yang melakukan penetrasi baik secara oral, vaginal, hingga anal bersama dengan orang yang juga terinfeksi dengan sifilis.
Selain itu, dapat pula ditularkan secara vertikal dari ibu hamil kepada janinnya melalui plasenta atau pada saat melahirkan dan kontak langsung dengan lesi sifilis.
Dokter dapat memeriksa apakah kamu memiliki sifilis atau tidak melalui tes darah untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri sifilis. Tanpa pengobatan yang adekuat, sifilis dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan mengancam jiwa.
Ada beberapa gejala pada sifilis yang bisa dirasakan ketika terinfeksi penyakit tersebut. Penyakit ini memiliki beberapa tahap pada saat terinfeksi sehingga kamu mungkin tidak akan merasakan gejala yang begitu mengganggu pada tahap pertama, namun tetap bisa dilihat dan diwaspadai keberadaannya.
Pada tahap pertama sifilis, gejala yang bisa timbul yaitu terlihatnya luka yang terkadang tidak menimbulkan rasa sakit. Luka ini dapat terjadi dua hingga tiga minggu setelah terinfeksi. Area luka bisa saja terjadi di sekitar alat kelamin (penis/vagina), dubur, rektum, dan mulut.
Setelah satu sampai enam bulan, sifilis akan mulai berkembang dan memasuki tahap keduanya dan menyebabkan munculnya ruam-ruam merah. Ruam tersebut biasanya tidak menyebabkan rasa gatal namun bisa menyebar hingga ke seluruh tubuh dan diikuti dengan gejala lainnya, seperti:
Apabila kamu tidak segera mendapatkan penanganan sifilis pada tahap-tahap diatas, maka sifilis bisa berkembang ke tahap-tahap berikutnya dan menyebabkan masalah serius pada organ tubuh lainnya, seperti jantung, otak, sistem saraf, hingga tulang.
.jpg)
(Sifilis dapat ditularkan secara vertikal dari ibu hamil kepada janinnya melalui plasenta atau pada saat melahirkan dan kontak langsung dengan lesi sifilis. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Sebagai salah satu penyakit menular seksual, sifilis dapat menyebar dengan mudah melalui hubungan seksual berisiko tanpa pengaman atau kondom. Karena bahkan tanpa ejakulasi sekalipun, sifilis masih bisa menyebar dan menginfeksi kamu.
Perilaku seksual yang berisiko seperti sering berganti-ganti pasangan seksual memiliki peran besar dan menjadi penyebab paling berisiko dalam penularan sifilis di lingkungan besar. Sifilis juga bisa ditularkan melalui kontak jarum suntik yang tidak steril atau telah digunakan oleh orang lain.
Selain aktivitas seksual berisiko, sifilis juga bisa diturunkan oleh ibu yang mengandung atau bumil. Ini dikarenakan sifilis bisa menyebar melalui peredaran darah ibu ke janin dan menginfeksi bayi bahkan saat mereka belum dilahirkan.
Jika itu terjadi maka tidak hanya bumil yang dalam bahaya dalam kesehatan, namun janin bumil juga akan memiliki risiko kesehatan yang bisa mengancam nyawa mereka.
Maka dari itu penting bagi para bumil untuk memeriksakan potensi penyakit menular seksual terutama pada trimester pertama, karena hal ini dapat menentukan kesehatan hingga keselamatan janin baik sebelum dan sesudah dilahirkan.
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang bisa disembuhkan melalui pengobatan intensif. Jika masih dalam tahap awal dan belum merusak organ tubuh lainnya, sifilis bisa ditangani dengan obat antibiotik yang diberikan secara rutin dari dokter.
Namun jika sifilis telah menyerang organ tubuh lainnya dan menyebabkan masalah kesehatan baru, dokter membutuhkan pemeriksaan serta penanganan lebih lanjut untuk bisa menangani kerusakan organ yang telah disebabkan oleh sifilis, karena pengobatan sifilis tidak dapat menyembuhkan kerusakan yang telah disebabkan oleh mereka.
Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk terus sadar akan aktivitas seksual yang kita lakukan. Agar terhindar dari sifilis atau penyakit menular seksual lainnya, sebaiknya lakukan beberapa tips di bawah ini untuk mencegah sekaligus mengurangi risikonya:
Selalu pastikan menjaga aktivitas seksual bahkan setelah sembuh dari sifilis, karena kamu bisa kembali terinfeksi sifilis jika kembali melakukan hubungan seksual bersama seseorang yang terinfeksi sifilis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), kasus sifilis telah melonjak hingga 70 persen dalam 5 tahun terakhir. Hal ini dapat menjadi sumber masalah baru dalam masyarakat jika tidak dicegah mulai dari kita sendiri.
Dalam paparan dr. Nadia Akita Dewi, Sp.DV, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari Eka Hospital Cibubur, sifilis merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum yang ditularkan melalui kontak fisik, terutama dalam hubungan seksual yang melakukan penetrasi baik secara oral, vaginal, hingga anal bersama dengan orang yang juga terinfeksi dengan sifilis.
Selain itu, dapat pula ditularkan secara vertikal dari ibu hamil kepada janinnya melalui plasenta atau pada saat melahirkan dan kontak langsung dengan lesi sifilis.
Dokter dapat memeriksa apakah kamu memiliki sifilis atau tidak melalui tes darah untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri sifilis. Tanpa pengobatan yang adekuat, sifilis dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan mengancam jiwa.
Gejala sifilis?
Ada beberapa gejala pada sifilis yang bisa dirasakan ketika terinfeksi penyakit tersebut. Penyakit ini memiliki beberapa tahap pada saat terinfeksi sehingga kamu mungkin tidak akan merasakan gejala yang begitu mengganggu pada tahap pertama, namun tetap bisa dilihat dan diwaspadai keberadaannya.
Pada tahap pertama sifilis, gejala yang bisa timbul yaitu terlihatnya luka yang terkadang tidak menimbulkan rasa sakit. Luka ini dapat terjadi dua hingga tiga minggu setelah terinfeksi. Area luka bisa saja terjadi di sekitar alat kelamin (penis/vagina), dubur, rektum, dan mulut.
Setelah satu sampai enam bulan, sifilis akan mulai berkembang dan memasuki tahap keduanya dan menyebabkan munculnya ruam-ruam merah. Ruam tersebut biasanya tidak menyebabkan rasa gatal namun bisa menyebar hingga ke seluruh tubuh dan diikuti dengan gejala lainnya, seperti:
- • Demam
- • Kelelahan
- • Kutil
- • Rambut rontok
- • Nyeri otot
- • Penurunan berat badan
- • Pembengkakan kelenjar getah bening
Apabila kamu tidak segera mendapatkan penanganan sifilis pada tahap-tahap diatas, maka sifilis bisa berkembang ke tahap-tahap berikutnya dan menyebabkan masalah serius pada organ tubuh lainnya, seperti jantung, otak, sistem saraf, hingga tulang.
.jpg)
(Sifilis dapat ditularkan secara vertikal dari ibu hamil kepada janinnya melalui plasenta atau pada saat melahirkan dan kontak langsung dengan lesi sifilis. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Bagaimana sifilis bisa ditularkan?
Sebagai salah satu penyakit menular seksual, sifilis dapat menyebar dengan mudah melalui hubungan seksual berisiko tanpa pengaman atau kondom. Karena bahkan tanpa ejakulasi sekalipun, sifilis masih bisa menyebar dan menginfeksi kamu.
Perilaku seksual yang berisiko seperti sering berganti-ganti pasangan seksual memiliki peran besar dan menjadi penyebab paling berisiko dalam penularan sifilis di lingkungan besar. Sifilis juga bisa ditularkan melalui kontak jarum suntik yang tidak steril atau telah digunakan oleh orang lain.
Benarkah sifilis bisa diturunkan ibu mengandung?
Selain aktivitas seksual berisiko, sifilis juga bisa diturunkan oleh ibu yang mengandung atau bumil. Ini dikarenakan sifilis bisa menyebar melalui peredaran darah ibu ke janin dan menginfeksi bayi bahkan saat mereka belum dilahirkan.
Jika itu terjadi maka tidak hanya bumil yang dalam bahaya dalam kesehatan, namun janin bumil juga akan memiliki risiko kesehatan yang bisa mengancam nyawa mereka.
Maka dari itu penting bagi para bumil untuk memeriksakan potensi penyakit menular seksual terutama pada trimester pertama, karena hal ini dapat menentukan kesehatan hingga keselamatan janin baik sebelum dan sesudah dilahirkan.
Apakah sifilis bisa disembuhkan?
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang bisa disembuhkan melalui pengobatan intensif. Jika masih dalam tahap awal dan belum merusak organ tubuh lainnya, sifilis bisa ditangani dengan obat antibiotik yang diberikan secara rutin dari dokter.
Namun jika sifilis telah menyerang organ tubuh lainnya dan menyebabkan masalah kesehatan baru, dokter membutuhkan pemeriksaan serta penanganan lebih lanjut untuk bisa menangani kerusakan organ yang telah disebabkan oleh sifilis, karena pengobatan sifilis tidak dapat menyembuhkan kerusakan yang telah disebabkan oleh mereka.
Cara mencegah penularan sifilis
Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk terus sadar akan aktivitas seksual yang kita lakukan. Agar terhindar dari sifilis atau penyakit menular seksual lainnya, sebaiknya lakukan beberapa tips di bawah ini untuk mencegah sekaligus mengurangi risikonya:
- • Menggunakan pengaman saat melakukan aktivitas seksual
- • Hindari sering mengganti pasangan seksual
- • Melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual secara rutin
- • Mengetahui riwayat seksual pasangan sebelum melakukan hubungan kontak fisik
- • Tidak menggunakan jarum suntik yang tidak steril atau sudah digunakan oleh orang lain
- • Tetap menjaga pola hidup sehat
Selalu pastikan menjaga aktivitas seksual bahkan setelah sembuh dari sifilis, karena kamu bisa kembali terinfeksi sifilis jika kembali melakukan hubungan seksual bersama seseorang yang terinfeksi sifilis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)