FITNESS & HEALTH

Terapi NRT Dinilai Terbukti Tingkatkan Keberhasilan Berhenti Merokok

A. Firdaus
Kamis 12 Juni 2025 / 13:09
Jakarta: Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru-baru ini meluncurkan program Gerakan Berhenti Merokok (GBM). Gerakan ini terpicu lantaran naiknya prevalensi perokok aktif di Indonesia.

Kemenkes menyoroti krisis perokok aktif di Indonesia yang mencapai angka 70 juta orang, termasuk 7,4 persen di antaranya remaja usia 10-18 tahun.

Direktur Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyatakan, tanpa langkah serius, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memproyeksikan prevalensi merokok akan meningkat menjadi 37,5 persen pada 2025, yang dapat memperburuk beban kesehatan dan ekonomi nasional.

Penasehat Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Agus Dwi Susanto mengemukakan bahwa merokok merupakan penyebab utama kanker paru dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) di Indonesia. Rokok telah menyebabkan 268.614 kematian setiap tahun (12,3 persen dari total kematian), dan kerugian ekonomi mencapai Rp288 triliun.

Baca juga: 5 Tips Berhenti Merokok Menurut Ahli, Mau Coba?

Tak hanya rokok konvensional, dr. Agus juga membeberkan bahaya rokok elektrik yang telah dianggap oleh masyarakat merupakan solusi.  

"Rokok elektrik (vape) bukan solusi dan tidak lebih aman karena vape mengandung zat berbahaya seperti acetaldehyde, acrolein, formaldehyde, diasetil (penyebab popcorn lung atau penyumbatan saluran terkecil di paru-paru), logam berat, dan karsinogen yang memicu penyakit paru yaitu kanker paru, PPOK, asma, dan acute lung injury," ujar dr. Agus melansir Antara.

PDPI bersama Kemenkes dan pihak swasta (Kenvue) coba memperkuat pelindungan terhadap generasi muda dengan meluncurkan GBM. Gerakan ini bertujuan mendorong perokok untuk berhenti merokok melalui pendekatan berbasis bukti ilmiah, seperti penggunaan terapi pengganti nikotin (nicotine replacement therapy/NRT).

Menurut dr. Agus, melalui produk-produk NRT seperti permen karet nikotin, patch, tablet hisap, atau semprotan mulut terbukti secara klinis membantu mengurangi gejala putus nikotin dan meningkatkan keberhasilan berhenti merokok.

NRT juga diakui WHO serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan direkomendasikan penggunaannya di bawah pengawasan tenaga medis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH