Jakarta: Berlari merupakan salah satu olahraga yang paling mudah untuk dilakukan. Tapi, sakit perut saat berlari kerap dirasakan bagi mereka yang tidak terbiasa lari jarak jauh.
Dan ini sangat menyakitkan, terutama jika kamu tidak tahu cara mencegahnya. Ini adalah fenomena yang cukup umum di kalangan masyarakat, bahkan atlet sekali pun.
Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa berkisar 30 – 90 persen pelari jarak jauh mengalami gangguan gastrointestinal (GI) akibat olahraga.
Baca juga: Apakah Joging Bisa Menurunkan Risiko Kanker?
Namun, terkadang muncul hal yang tidak menyenangkan saat berlari, seperti perut sakit saat lari. Dan umumnya, rasa sakit itu muncul pada perut bagian kiri.
Kondisi ini dikenal sebagai kalikiben yang terjadi karena perut terguncang-guncang akibat berlari atau aktivitas lainnya. Nah, di bawah ini beberapa hal umum yang bisa menyebabkan nyeri perut saat lari.
Asupan cairan sebelum berolahraga memang perlu kamu batasi, tapi bukan berarti tidak boleh sama sekali. Saat berolahraga, tubuh mengalihkan aliran darah dari perut menuju otot untuk mensuplai lebih banyak oksigen.
Volume darah menuju sistem pencernaan berkurang dan bertambah buruk saat dehidrasi. Jika tubuh kekurangan cairan ketika berlari, hal ini bisa menyebabkan kalikiben, muntah, bahkan diare usai berolahraga.
.jpg)
(Bisa jadi perutmu sakit saat joging karena otot-otot perut yang bekerja keras saat berlari bisa mengalami peregangan dan terasa sakit. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kondisi perut tertekan juga bisa menimbulkan perut sakit saat lari atau kalikiben karena gerakan berlari dapat membuat isi perut terdesak. Perut juga bisa berbenturan dengan organ-organ lain yang kemudian membuat jaringan ikat perut meregang hingga menimbulkan rasa sakit.
Pada kasus yang parah, hal ini juga bisa memicu hernia, yakni kondisi ketika organ dalam tubuh menonjol melalui dinding otot atau jaringan di sekitarnya.
Bila kamu baru saja makan sebelum lari, hal ini bisa menyebabkan kram dan nyeri pada perut. Saat mulai berlari atau melakukan aktivitas fisik lainnya, aliran darah lebih difokuskan ke otot, bukan ke sistem pencernaan.
Hal ini menurut laman Hello Sehat, dapat menyebabkan kram, mual, atau bahkan muntah jika makanan belum tercerna dengan baik. Oleh karena itu, American Council on Exercise merekomendasikan untuk mengonsumsi karbohidrat yang mudah dicerna, seperti sereal, oatmeal, atau buah, 30 menit sebelum latihan.
Cara bernapas dapat memengaruhi performa berlari secara keseluruhan. Jika teknik pernapasan salah, tubuh akan berusaha memperingatkan melalui rasa nyeri dan kram pada salah satu sisi perut.
Umumnya kondisi ini terjadi saat kamu bernapas dangkal, dan tidak melakukan teknik napas yang benar saat berlari. Berkurangnya asupan oksigen ke jaringan otot sekitar perut inilah yang menyebabkan perut kram saat berlari.
Kram perut saat lari terjadi pada pelari yang menempuh jarak jauh, seperti pelari maraton atau ketika olahraga berlebihan. Pasalnya, saat berlari tubuh tidak hanya mengandalkan otot kaki dan paha, melainkan otot perut dan tubuh bagian atas juga ikut bekerja.
Otot perut akan memberikan stabilitas, menjaga pergerakan, dan tubuh tetap tegak. Saat mengalami kelelahan, terutama pada otot abdominal atau perut, hal ini bisa menimbulkan kalikiben, nyeri, bahkan sensasi terbakar.
Baca juga: 5 Kesalahan Umum yang Dilakukan Saat Jogging di Atas Treadmill
Meski mengalami sakit perut saat berlari seharusnya tidak mengganggu keasyikan momen saat berlari. Dengan mencari tahu penyebab dan cara mencegahnya, kamu bisa menghadapi rintangan ini secara langsung.
Jangan lupa penuhi minuman elektrolit dan gel energi yang tepat dalam sesi latihan untuk mengurangi terjadinya sakit perut yang parah saat berlari. Semangat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Dan ini sangat menyakitkan, terutama jika kamu tidak tahu cara mencegahnya. Ini adalah fenomena yang cukup umum di kalangan masyarakat, bahkan atlet sekali pun.
Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa berkisar 30 – 90 persen pelari jarak jauh mengalami gangguan gastrointestinal (GI) akibat olahraga.
Baca juga: Apakah Joging Bisa Menurunkan Risiko Kanker?
Namun, terkadang muncul hal yang tidak menyenangkan saat berlari, seperti perut sakit saat lari. Dan umumnya, rasa sakit itu muncul pada perut bagian kiri.
Kondisi ini dikenal sebagai kalikiben yang terjadi karena perut terguncang-guncang akibat berlari atau aktivitas lainnya. Nah, di bawah ini beberapa hal umum yang bisa menyebabkan nyeri perut saat lari.
1. Dehidrasi saat berlari
Asupan cairan sebelum berolahraga memang perlu kamu batasi, tapi bukan berarti tidak boleh sama sekali. Saat berolahraga, tubuh mengalihkan aliran darah dari perut menuju otot untuk mensuplai lebih banyak oksigen.
Volume darah menuju sistem pencernaan berkurang dan bertambah buruk saat dehidrasi. Jika tubuh kekurangan cairan ketika berlari, hal ini bisa menyebabkan kalikiben, muntah, bahkan diare usai berolahraga.
2. Perut tertekan
.jpg)
(Bisa jadi perutmu sakit saat joging karena otot-otot perut yang bekerja keras saat berlari bisa mengalami peregangan dan terasa sakit. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kondisi perut tertekan juga bisa menimbulkan perut sakit saat lari atau kalikiben karena gerakan berlari dapat membuat isi perut terdesak. Perut juga bisa berbenturan dengan organ-organ lain yang kemudian membuat jaringan ikat perut meregang hingga menimbulkan rasa sakit.
Pada kasus yang parah, hal ini juga bisa memicu hernia, yakni kondisi ketika organ dalam tubuh menonjol melalui dinding otot atau jaringan di sekitarnya.
3. Gangguan sistem pencernaan
Bila kamu baru saja makan sebelum lari, hal ini bisa menyebabkan kram dan nyeri pada perut. Saat mulai berlari atau melakukan aktivitas fisik lainnya, aliran darah lebih difokuskan ke otot, bukan ke sistem pencernaan.
Hal ini menurut laman Hello Sehat, dapat menyebabkan kram, mual, atau bahkan muntah jika makanan belum tercerna dengan baik. Oleh karena itu, American Council on Exercise merekomendasikan untuk mengonsumsi karbohidrat yang mudah dicerna, seperti sereal, oatmeal, atau buah, 30 menit sebelum latihan.
4. Teknik pernapasan yang salah
Cara bernapas dapat memengaruhi performa berlari secara keseluruhan. Jika teknik pernapasan salah, tubuh akan berusaha memperingatkan melalui rasa nyeri dan kram pada salah satu sisi perut.
Umumnya kondisi ini terjadi saat kamu bernapas dangkal, dan tidak melakukan teknik napas yang benar saat berlari. Berkurangnya asupan oksigen ke jaringan otot sekitar perut inilah yang menyebabkan perut kram saat berlari.
5. Otot perut lelah
Kram perut saat lari terjadi pada pelari yang menempuh jarak jauh, seperti pelari maraton atau ketika olahraga berlebihan. Pasalnya, saat berlari tubuh tidak hanya mengandalkan otot kaki dan paha, melainkan otot perut dan tubuh bagian atas juga ikut bekerja.
Otot perut akan memberikan stabilitas, menjaga pergerakan, dan tubuh tetap tegak. Saat mengalami kelelahan, terutama pada otot abdominal atau perut, hal ini bisa menimbulkan kalikiben, nyeri, bahkan sensasi terbakar.
Baca juga: 5 Kesalahan Umum yang Dilakukan Saat Jogging di Atas Treadmill
Meski mengalami sakit perut saat berlari seharusnya tidak mengganggu keasyikan momen saat berlari. Dengan mencari tahu penyebab dan cara mencegahnya, kamu bisa menghadapi rintangan ini secara langsung.
Jangan lupa penuhi minuman elektrolit dan gel energi yang tepat dalam sesi latihan untuk mengurangi terjadinya sakit perut yang parah saat berlari. Semangat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)