Jakarta: Penelitian baru menemukan bahwa kebiasaan sederhana sehari-hari dapat menurunkan risiko terkena 13 jenis kanker. Para ilmuwan di National Institutes of Health dan University of Oxford serta dipublikasikan di British Journal of Sports Medicine, menyatakan kalau olahraga sederhana seperti joging atau jalan kaki bisa menurunkan risiko 13 jenis kanker.
Baca juga: Turun Berok Apakah Masih Bisa Joging?
Dengan melibatkan 85.000 orang dewasa yang dilengkapi akselerometer pergelangan tangan (penghitung langkah yang juga melacak intensitas aktivitas), mereka diminta untuk berjalan setiap hari. Dan ternyata, hasilnya mencengangkan.
"Studi ini memperkuat dugaan lama dari kesehatan masyarakat. Lebih banyak gerakan, dalam bentuk apa pun, tampaknya penting," ungkap Steven Quay, M.D., Ph.D., seorang ilmuwan-dokter berpengalaman, melalui Prevention.
Bahkan, bukan hanya olahraga berat, aktivitas ringan pun dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih rendah.
.jpg)
(Jumlah 5.000 langkah masih dianggap sebagai aktivitas fisik yang cukup untuk mengurangi risiko kurang gerak. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Dari hasil yang ditemukan pada peneliti, semakin banyak aktivitas yang dilakukan seseorang, semakin baik hasil kesehatannya. Dasarnya adalah 5.000 langkah setiap hari, semakin signifikan risikonya menurun.
Untuk 7.000 langkah setiap hari dikaitkan dengan risiko kanker 11 persen lebih rendah daripada 5.000, dan 9.000 langkah setiap hari dikaitkan dengan risiko 16 persen.
Jika aktivitas jalan kaki dilakukan lebih dari 9.000 langkah, manfaatnya mulai berkurang. Jadi boleh dibilang, rekomendasi jalan kaki 10.000 langkah per hari tidak sepenuhnya berlaku dalam hal menurunkan risiko kanker.
Meski begitu, temuan ini menegaskan pentingnya berjalan kaki setiap hari. Studi ini memberi kita alasan lain untuk tetap aktif.
Tentu saja, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menyelidiki kanker dan kebiasaan olahraga tertentu, tetapi tetap menjadi pengingat yang baik bahwa menggerakkan tubuh jarang merupakan hal yang buruk.
Wakil Direktur Yale Cancer Center dan wakil dekan penelitian di Yale School of Public Health, Melinda Irwin mengamini bahwa jalan kaki mampu menurunkan risiko kanker melalui perubahan peradangan, metabolisme, dan fungsi kekebalan tubuh.
“Biomarker ini telah terbukti meningkatkan risiko kanker, dan beberapa uji coba telah menemukan penurunan biomarker ini dengan olahraga,” ujarnya.
Dari penjelasan di atas, para peneliti juga menganalisis 13 jenis kanker yang terdiri dari esofagus, hati, paru-paru, ginjal, lambung, endometrium, leukemia myeloid, mieloma, usus besar, kepala dan leher, rektal, kandung kemih, dan payudara.
Dari ke-13 jenis kanker tersebut, yang paling umum adalah kanker usus besar, rektum, dan paru-paru pada pria. Dan kanker payudara, usus besar, endometrium, dan paru-paru pada wanita.
Tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi sangat terkait dengan penurunan risiko enam jenis kanker, lambung, kandung kemih, hati, endometrium, paru-paru, serta kepala dan leher.
Baca juga: 5 Cara Joging Setelah Sakit Sendi
Studi ini memberi kita alasan lain untuk tetap aktif dan memprioritaskannya. Tentu saja, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menyelidiki kanker dan kebiasaan olahraga tertentu, tetapi tetap menjadi pengingat yang baik bahwa menggerakkan tubuh jarang merupakan hal yang buruk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Baca juga: Turun Berok Apakah Masih Bisa Joging?
Dengan melibatkan 85.000 orang dewasa yang dilengkapi akselerometer pergelangan tangan (penghitung langkah yang juga melacak intensitas aktivitas), mereka diminta untuk berjalan setiap hari. Dan ternyata, hasilnya mencengangkan.
"Studi ini memperkuat dugaan lama dari kesehatan masyarakat. Lebih banyak gerakan, dalam bentuk apa pun, tampaknya penting," ungkap Steven Quay, M.D., Ph.D., seorang ilmuwan-dokter berpengalaman, melalui Prevention.
Bahkan, bukan hanya olahraga berat, aktivitas ringan pun dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih rendah.
Berapa langkah yang diperlukan?
.jpg)
(Jumlah 5.000 langkah masih dianggap sebagai aktivitas fisik yang cukup untuk mengurangi risiko kurang gerak. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Dari hasil yang ditemukan pada peneliti, semakin banyak aktivitas yang dilakukan seseorang, semakin baik hasil kesehatannya. Dasarnya adalah 5.000 langkah setiap hari, semakin signifikan risikonya menurun.
Untuk 7.000 langkah setiap hari dikaitkan dengan risiko kanker 11 persen lebih rendah daripada 5.000, dan 9.000 langkah setiap hari dikaitkan dengan risiko 16 persen.
Jika aktivitas jalan kaki dilakukan lebih dari 9.000 langkah, manfaatnya mulai berkurang. Jadi boleh dibilang, rekomendasi jalan kaki 10.000 langkah per hari tidak sepenuhnya berlaku dalam hal menurunkan risiko kanker.
Meski begitu, temuan ini menegaskan pentingnya berjalan kaki setiap hari. Studi ini memberi kita alasan lain untuk tetap aktif.
Tentu saja, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menyelidiki kanker dan kebiasaan olahraga tertentu, tetapi tetap menjadi pengingat yang baik bahwa menggerakkan tubuh jarang merupakan hal yang buruk.
Jenis kanker yang bisa diturunkan risikonya
Wakil Direktur Yale Cancer Center dan wakil dekan penelitian di Yale School of Public Health, Melinda Irwin mengamini bahwa jalan kaki mampu menurunkan risiko kanker melalui perubahan peradangan, metabolisme, dan fungsi kekebalan tubuh.
“Biomarker ini telah terbukti meningkatkan risiko kanker, dan beberapa uji coba telah menemukan penurunan biomarker ini dengan olahraga,” ujarnya.
Dari penjelasan di atas, para peneliti juga menganalisis 13 jenis kanker yang terdiri dari esofagus, hati, paru-paru, ginjal, lambung, endometrium, leukemia myeloid, mieloma, usus besar, kepala dan leher, rektal, kandung kemih, dan payudara.
Dari ke-13 jenis kanker tersebut, yang paling umum adalah kanker usus besar, rektum, dan paru-paru pada pria. Dan kanker payudara, usus besar, endometrium, dan paru-paru pada wanita.
Tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi sangat terkait dengan penurunan risiko enam jenis kanker, lambung, kandung kemih, hati, endometrium, paru-paru, serta kepala dan leher.
Baca juga: 5 Cara Joging Setelah Sakit Sendi
Studi ini memberi kita alasan lain untuk tetap aktif dan memprioritaskannya. Tentu saja, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menyelidiki kanker dan kebiasaan olahraga tertentu, tetapi tetap menjadi pengingat yang baik bahwa menggerakkan tubuh jarang merupakan hal yang buruk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)