FITNESS & HEALTH
Apa yang Terjadi pada Otak saat Kamu Memutuskan Pertemanan dengan Sahabat?
Aulia Putriningtias
Rabu 13 Agustus 2025 / 21:07
Jakarta: Sobat Medcom apakah kamu pernah mengalami pemutusan pertemanan dengan sahabat atau teman akrabmu? Rasanya pasti sangat menyakitkan, kan?
Ternyata, inilah yang terjadi pada otak jika kita mengalami pemutusan pertemanan dengan sahabat.
Dilansir dalam Verywell Mind, ternyata penelitian mengungkapkan bahwa sebanyak 70 persen dari teman dekat, berpisah secara tidak baik-baik setelah 7 tahun.
Baca juga: Stres dan Burnout Berbeda, Ini Kata Psikolog
YouGov pada tahun 2023 memaparkan hasil pemungutan suara bahwa 2 dari 3 orang orang America mengakhiri hubungan pertemanan mereka selamanya.
Kehilangan teman memang meninggalkan rasa sakit tersendiri. Pun, ahli setuju bahwa rasa sedih yang terjadi akibat peristiwa ini adalah hal wajar.
Adapun beberapa hal yang terjadi pada otak ketika kamu memutuskan hubungan dengan terman atau sahabat, antara lain:
.jpg)
(Pemutusan dengan sahabat atau teman akrab, jangan menyalahkan dirimu sendiri dan mulailah membangun pertemanan lagi perlahan-lahan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kehilangan pertemanan akan menyebabkan aktivasi dari amigdala (area di otak yang berhubungan dengan respons emosional).
Amigdala memandang apa yang terjadi sebagai sebuah ancaman. Saat trauma emosional mencapai ambang batas, amigdala akan membunyikan sebuah alarm peringatan untuk tubuh bersiap melawan.
Psikiatri Sharon Batista, MD, mengatakan bahawa beberapa dari neurotransmiter bisa jadi terganggu, termasuk serotonin, dopamine, dan juga norepinephrine. Semua ini memiliki tanggung jawab untuk meregulasi suasana hati dan proses dari emosional.
Serotonin yang tidak teratur berhubungan dengan perasaan dari tenang dan senang, yang mengantar terhadap gangguan dalam suasan hati. Dan penurunan dopamine, yang berhubungan dengan perasaan kesenangan, akan membawa seseorang mengalami penurunan rasa senang.
Ketika semua ini terjadi, tubuh akan merasakan stres, yang menyebabkan rasa cemas dalam proses berduka.
Baca juga: Ini 6 Alaaan Mengapa Bisa Sedih Tanpa Alasan
Otak yang emosional ini bisa menjadi peka dan dikuatkan karena lingkungan yang merasa terancam ini. Salah satu contohnya adalah peringatan dalam kehilangan dan kerusakan dalam otak yang berpikir atau cerebral cortex.
Pada bagian ini, komponen emosional dari memori akan terasa berlebihan terhadap komponen kognitif, yang hasilnya meningkatkan rasa cemas, depresi, dan juga gangguan dalam tidur.
Itulah yang terjadi pada otak ketika kita mengalami pemutusan dengan sahabat atau teman akrab. Jika ini terjadi pada kamu, biarkan dirimu untuk berduka atas kehilangan.
Jangan menyalahkan dirimu sendiri dan mulailah membangun pertemanan lagi perlahan-lahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Ternyata, inilah yang terjadi pada otak jika kita mengalami pemutusan pertemanan dengan sahabat.
Dilansir dalam Verywell Mind, ternyata penelitian mengungkapkan bahwa sebanyak 70 persen dari teman dekat, berpisah secara tidak baik-baik setelah 7 tahun.
Baca juga: Stres dan Burnout Berbeda, Ini Kata Psikolog
YouGov pada tahun 2023 memaparkan hasil pemungutan suara bahwa 2 dari 3 orang orang America mengakhiri hubungan pertemanan mereka selamanya.
Kehilangan teman memang meninggalkan rasa sakit tersendiri. Pun, ahli setuju bahwa rasa sedih yang terjadi akibat peristiwa ini adalah hal wajar.
Adapun beberapa hal yang terjadi pada otak ketika kamu memutuskan hubungan dengan terman atau sahabat, antara lain:
1. Pikiranmu merasa terancam
.jpg)
(Pemutusan dengan sahabat atau teman akrab, jangan menyalahkan dirimu sendiri dan mulailah membangun pertemanan lagi perlahan-lahan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kehilangan pertemanan akan menyebabkan aktivasi dari amigdala (area di otak yang berhubungan dengan respons emosional).
Amigdala memandang apa yang terjadi sebagai sebuah ancaman. Saat trauma emosional mencapai ambang batas, amigdala akan membunyikan sebuah alarm peringatan untuk tubuh bersiap melawan.
2. Hormon mungkin tidak teratur
Psikiatri Sharon Batista, MD, mengatakan bahawa beberapa dari neurotransmiter bisa jadi terganggu, termasuk serotonin, dopamine, dan juga norepinephrine. Semua ini memiliki tanggung jawab untuk meregulasi suasana hati dan proses dari emosional.
Serotonin yang tidak teratur berhubungan dengan perasaan dari tenang dan senang, yang mengantar terhadap gangguan dalam suasan hati. Dan penurunan dopamine, yang berhubungan dengan perasaan kesenangan, akan membawa seseorang mengalami penurunan rasa senang.
Ketika semua ini terjadi, tubuh akan merasakan stres, yang menyebabkan rasa cemas dalam proses berduka.
Baca juga: Ini 6 Alaaan Mengapa Bisa Sedih Tanpa Alasan
3. Pikiran bisa bekerja berlawanan dengan keinginan
Otak yang emosional ini bisa menjadi peka dan dikuatkan karena lingkungan yang merasa terancam ini. Salah satu contohnya adalah peringatan dalam kehilangan dan kerusakan dalam otak yang berpikir atau cerebral cortex.
Pada bagian ini, komponen emosional dari memori akan terasa berlebihan terhadap komponen kognitif, yang hasilnya meningkatkan rasa cemas, depresi, dan juga gangguan dalam tidur.
Itulah yang terjadi pada otak ketika kita mengalami pemutusan dengan sahabat atau teman akrab. Jika ini terjadi pada kamu, biarkan dirimu untuk berduka atas kehilangan.
Jangan menyalahkan dirimu sendiri dan mulailah membangun pertemanan lagi perlahan-lahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)