FITNESS & HEALTH

IBD Salah Satu Penyakit Autoimun yang Mengenai Sistem Pencernaan

Yatin Suleha
Rabu 21 Februari 2024 / 23:43
Jakarta: Normalnya, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus. Ketika terserang organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit.

Dan penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri. Menurut dr. Yovita Mulyakusuma, M.Sc, Sp.PD, Subsp. A.I.(K), FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi Imunologi dari RS Eka Hospital Cibubur, saat ini ada lebih dari 100 jenis penyakit autoimun yang sudah diketahui. 

Tidak semua penyakit autoimun menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan dan menimbulkan nyeri perut. Demikian juga sebaliknya, tidak semua nyeri perut diakibatkan oleh penyakit autoimun. Salah satu contoh dari penyakit autoimun yang dapat menyebabkan gejala nyeri perut selain penyakit Celiac yaitu Inflammatory bowel diseases (IBD).

IBD merupakan penyakit autoimun yang mengenai sistem pencernaan dan menyebabkan kerusakan atau inflamasi pada usus. IBD terdiri dari  penyakit Crohn dan ulcerative colitis.


(Tidak semua penyakit autoimun menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan dan menimbulkan nyeri perut. Demikian juga sebaliknya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
 

Gejala umum IBD yang sering terjadi, antara lain:

 
  • Nyeri perut
  • Diare, sering kali disertai darah
  • Perdarahan pada anus
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan
  • Demam
  • Anemia

Dan masih banyak lagi penyakit autoimun yang dapat menimbulkan gejala nyeri perut.
 

Pengobatan apa yang bisa dilakukan?


Penyakit autoimun sulit untuk disembuhkan, namun dengan pengobatan yang tepat dan modifikasi gaya hidup yang sehat dan sesuai dengan kondisinya, proses peradangan dapat diatasi dan diharapkan dapat segera tercapai remisi. 

Pengobatan yang diberikan tergantung dari jenis penyakit, gejala, tingkat keparahan, dan komplikasi yang ada. Pengobatannya dapat berupa pemberian obat untuk mengendalikan sistem imun, obat untuk mengurangi peradangan, obat untuk mengurangi gejala, suplemen, atau tindakan operasi. 

Misalnya untuk penyakit Celiac, dokter akan menyarankan pasien menghindari makanan yang mengandung gluten, seperti makanan yang terbuat dari gandum, barley dan rhye. Bukan cuma makanan, suplemen yang mengandung gluten pun perlu dihindari. Kamu bisa menanyakan pada apoteker apakah suplemen atau vitamin tersebut mengandung gluten atau tidak.

Lain lagi halnya untuk penyakit autoimun IBD seperti Crohn’s Disease. Modifikasi pola makan dengan menghindari makanan yang tinggi serat, gula, dan makanan berlemak. Pemberian obat-obatan oleh dokter dengan tujuan untuk meredakan peradangan, antibiotik, obat diare dan obat untuk meredakan gejala lainnya, pengganti cairan tubuh. 

Pada kondisi tertentu, diperlukan tindakan operasi. Prosedur operasi ini dilakukan untuk mengangkat saluran pencernaan yang sering mengalami peradangan. Meski tidak menyembuhkan, prosedur ini dapat mengurangi kambuhnya nyeri perut akibat IBD. 
 

Kapan harus ke dokter?


Bila nyeri perut terjadi berulang, cukup sering, dan nyeri terasa mengganggu aktivitas segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan membantu untuk menegakkan diagnosis dan menentukan jenis pengobatan yang tepat sesuai kondisi kamu.

Bila kamu mencurigai adanya gangguan autoimun, jangan ragu untuk segera memeriksakan di ke Allergy Immunology Autoimmune & Vaccine Clinic yang juga ada di Eka Hospital-sebuah klinik yang spesialis dalam menangani berbagai keluhan kesehatan akibat penyakit autoimun dan dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp. PD, Subsp. A.I.(K), FINASIM serta tim dokter spesialis yang berpengalaman.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH