FITNESS & HEALTH
Ternyata Agnez Mo Memiliki Penyakit Autoimun dan Sebabkan Alopecia, Penyakit Apa Itu?
Mia Vale
Senin 03 Maret 2025 / 20:14
Jakarta: Melihat seorang Agnez Mo, mungkin kita hanya berpikir kalau gadis cantik ini telah berhasil menjadi penyanyi go internasional. Tapi siapa sangka kalau ternyata Agnez, begitu dia akrab disapa, memiliki penyakit autoimun yang dialaminya 15 tahun silam. Dan akibat dari penyakit ini, Agnez mengalami alopecia yang bikin kepalanya botak di beberapa area.
Seperti disampaikan Agnez saat menjadi bintang tamu di Podhub di channel YouTube Deddy Corbuzier (2/3), penyakit ini muncul karena tingkat stres yang tinggi.
"Hair stylist aku yang menyadari kalau aku mengalami alopecia. Ada pitak gitu di kepala, dan itu terjadi akibat stres," jelas penyanyi kelahiran 1 Juli 1986. Akibat dari alopecia ini, membuat rambutnya rontok. Bahkan folikel rambut di kepala tidak ada sama sekali. Sebenarnya, apa alopecia ini?
(2).jpg)
(Autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sehat. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan sel jaringan dan peradangan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Alopecia merupakan penyakit kulit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh kamu salah mengira jaringan sehat sebagai sesuatu yang berbahaya dan mulai menyerangnya. Alopecia disebut juga alopecia areata.
Kata alopecia berarti botak dan areata berarti tidak merata. Penyakit ini menyebabkan rambut rontok di kulit kepala, wajah, dan terkadang di area tubuh lain, seperti ketiak atau kaki.
Orang dengan alopecia areata paling sering kehilangan rambut dalam bentuk bercak-bercak melingkar seukuran koin di kulit kepala, tetapi dalam kasus yang lebih parah, mereka dapat kehilangan seluruh rambut mereka. Sekitar 2 persen orang di seluruh dunia akan mengalami alopecia areata di beberapa titik dalam hidup mereka.
Orang-orang dari segala usia, jenis kelamin, serta kelompok ras dan etnis dapat mengalami alopecia areata. Kerontokan rambut sering kali awal kemunculannya pada masa kanak-kanak, tetapi cara dan waktunya berbeda-beda pada setiap orang.
Meskipun alopecia areata dapat dimulai pada usia berapa pun, sebagian besar individu mengalami penyakit ini di awal kehidupan. Lebih dari 80 persen menunjukkan tanda-tanda penyakit ini sebelum usia 40 tahun, dan 40 persen mengalami gejala pada usia 20 tahun.
Baca juga: Pengacara Ari Bias Sebut Agnez Mo Bakal Diperiksa Polisi
Penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih mungkin mengalami alopecia areata daripada pria. Berbagai faktor risiko alopecia areata, antara lain:
Alopecia merupakan penyakit poligenik, artinya penyakit ini terkait dengan beberapa faktor genetik. Namun, tidak semua orang yang memiliki gen tersebut mengidap penyakit ini. Penyakit ini merupakan penyakit yang kompleks.
Mengutip NAAF.org, para ilmuwan tahu bahwa penyakit ini merupakan penyakit autoimun, tetapi mereka tidak yakin mengapa sistem imun menyerang folikel rambut sehat pada orang-orang dengan variasi gen tersebut.
Hal lain yang tidak diketahui oleh para peneliti adalah apa yang memicu penyakit tersebut. Mereka tahu bahwa orang dengan alopecia areata memiliki kecenderungan genetik (kemungkinan lebih besar) terhadap penyakit tersebut, tetapi bagaimana pemicunya?
Gejala yang disebabkan alopecia menurut laman Halodoc, antara lain:
- Kebotakan berpola bulat pada satu atau beberapa tempat yang tadinya ditumbuhi rambut, yang bersifat sementara tapi dapat juga permanen
- Kebotakan yang dapat meluas hingga menyeluruh di kulit kepala (alopecia totalis) dan bahkan di seluruh tubuh (alopecia universalis)
- Gangguan pada kuku jari tangan dan jari kaki, berupa kuku berubah bentuk, memiliki garis putih dengan permukaan yang tipis dan kasar, atau terbelah
- Kebotakan yang dapat disertai sensasi rasa terbakar atau gatal pada kulit kepala
Sampai saat ini, pengobatan yang cocok untuk menyembuhkan penyakit alopecia areata masih belum ditemukan. Pengobatan yang diberikan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan rambut agar kembali tumbuh lebih cepat.
Bentuk pengobatan alopecia areata yang paling umum adalah kortikosteroid dan obat antiinflamasi yang dapat dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Sebagian besar pengobatan ini diberikan melalui suntikan lokal, salep, atau obat minum.
Imunoterapi topikal merupakan jenis terapi yang digunakan untuk mengatasi kebotakan dan merangsang kembali pertumbuhan rambut. Cara pengobatannya adalah dengan mengoleskan bahan kimia ke kulit kepala untuk menghasilkan reaksi alergi. Jika berhasil, reaksi inilah yang dapat membuat rambut tumbuh kembali.
Selain itu, pengidapnya juga perlu menggunakan pelindung kepala seperti topi, rambut palsu, dan syal agar kulit kepala dapat terlindung dari sinar matahari, atau menjaga kulit kepala tetap hangat saat udara dingin.
Alopecia tidak dapat dicegah karena penyebabnya tidak diketahui. Gangguan autoimun ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor. Termasuk riwayat keluarga, kondisi autoimun lainnya, dan bahkan kondisi kulit lainnya.
Kamu juga bisa membatasi penggunaan perangkat perawatan rambut yang berisiko merusak atau membuat rambut kering. Pun membatasi penggunaan bahan kimia untuk rambut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Seperti disampaikan Agnez saat menjadi bintang tamu di Podhub di channel YouTube Deddy Corbuzier (2/3), penyakit ini muncul karena tingkat stres yang tinggi.
"Hair stylist aku yang menyadari kalau aku mengalami alopecia. Ada pitak gitu di kepala, dan itu terjadi akibat stres," jelas penyanyi kelahiran 1 Juli 1986. Akibat dari alopecia ini, membuat rambutnya rontok. Bahkan folikel rambut di kepala tidak ada sama sekali. Sebenarnya, apa alopecia ini?
Penyakit autoimun
(2).jpg)
(Autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sehat. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan sel jaringan dan peradangan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Alopecia merupakan penyakit kulit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh kamu salah mengira jaringan sehat sebagai sesuatu yang berbahaya dan mulai menyerangnya. Alopecia disebut juga alopecia areata.
Kata alopecia berarti botak dan areata berarti tidak merata. Penyakit ini menyebabkan rambut rontok di kulit kepala, wajah, dan terkadang di area tubuh lain, seperti ketiak atau kaki.
Orang dengan alopecia areata paling sering kehilangan rambut dalam bentuk bercak-bercak melingkar seukuran koin di kulit kepala, tetapi dalam kasus yang lebih parah, mereka dapat kehilangan seluruh rambut mereka. Sekitar 2 persen orang di seluruh dunia akan mengalami alopecia areata di beberapa titik dalam hidup mereka.
Siapa pun bisa mengalami
Orang-orang dari segala usia, jenis kelamin, serta kelompok ras dan etnis dapat mengalami alopecia areata. Kerontokan rambut sering kali awal kemunculannya pada masa kanak-kanak, tetapi cara dan waktunya berbeda-beda pada setiap orang.
Meskipun alopecia areata dapat dimulai pada usia berapa pun, sebagian besar individu mengalami penyakit ini di awal kehidupan. Lebih dari 80 persen menunjukkan tanda-tanda penyakit ini sebelum usia 40 tahun, dan 40 persen mengalami gejala pada usia 20 tahun.
Baca juga: Pengacara Ari Bias Sebut Agnez Mo Bakal Diperiksa Polisi
Penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih mungkin mengalami alopecia areata daripada pria. Berbagai faktor risiko alopecia areata, antara lain:
- - Riwayat penyakit yang sama pada anggota keluarga
- - Pertambahan usia
- - Penyakit autoimun lain, seperti diabetes tipe 1 rheumatoid arthritis, atau lupus eritematosus
- - Memiliki warna, bentuk, tekstur, atau ketebalan kuku yang abnormal
- - Masalah psikologis, seperti stres, depresi, cemas, atau gangguan paranoid
Penyebab alopecia areata
Alopecia merupakan penyakit poligenik, artinya penyakit ini terkait dengan beberapa faktor genetik. Namun, tidak semua orang yang memiliki gen tersebut mengidap penyakit ini. Penyakit ini merupakan penyakit yang kompleks.
Mengutip NAAF.org, para ilmuwan tahu bahwa penyakit ini merupakan penyakit autoimun, tetapi mereka tidak yakin mengapa sistem imun menyerang folikel rambut sehat pada orang-orang dengan variasi gen tersebut.
Hal lain yang tidak diketahui oleh para peneliti adalah apa yang memicu penyakit tersebut. Mereka tahu bahwa orang dengan alopecia areata memiliki kecenderungan genetik (kemungkinan lebih besar) terhadap penyakit tersebut, tetapi bagaimana pemicunya?
Gejala yang bisa terlihat
Gejala yang disebabkan alopecia menurut laman Halodoc, antara lain:
- Kebotakan berpola bulat pada satu atau beberapa tempat yang tadinya ditumbuhi rambut, yang bersifat sementara tapi dapat juga permanen
- Kebotakan yang dapat meluas hingga menyeluruh di kulit kepala (alopecia totalis) dan bahkan di seluruh tubuh (alopecia universalis)
- Gangguan pada kuku jari tangan dan jari kaki, berupa kuku berubah bentuk, memiliki garis putih dengan permukaan yang tipis dan kasar, atau terbelah
- Kebotakan yang dapat disertai sensasi rasa terbakar atau gatal pada kulit kepala
Pengobatan alopecia areata
Sampai saat ini, pengobatan yang cocok untuk menyembuhkan penyakit alopecia areata masih belum ditemukan. Pengobatan yang diberikan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan rambut agar kembali tumbuh lebih cepat.
Bentuk pengobatan alopecia areata yang paling umum adalah kortikosteroid dan obat antiinflamasi yang dapat dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Sebagian besar pengobatan ini diberikan melalui suntikan lokal, salep, atau obat minum.
Imunoterapi topikal merupakan jenis terapi yang digunakan untuk mengatasi kebotakan dan merangsang kembali pertumbuhan rambut. Cara pengobatannya adalah dengan mengoleskan bahan kimia ke kulit kepala untuk menghasilkan reaksi alergi. Jika berhasil, reaksi inilah yang dapat membuat rambut tumbuh kembali.
Selain itu, pengidapnya juga perlu menggunakan pelindung kepala seperti topi, rambut palsu, dan syal agar kulit kepala dapat terlindung dari sinar matahari, atau menjaga kulit kepala tetap hangat saat udara dingin.
Pencegahan yang bisa dilakukan
Alopecia tidak dapat dicegah karena penyebabnya tidak diketahui. Gangguan autoimun ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor. Termasuk riwayat keluarga, kondisi autoimun lainnya, dan bahkan kondisi kulit lainnya.
Kamu juga bisa membatasi penggunaan perangkat perawatan rambut yang berisiko merusak atau membuat rambut kering. Pun membatasi penggunaan bahan kimia untuk rambut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)