FITNESS & HEALTH
Dampak Negatif dan Positif Gim PUBG pada Emosi dan Perilaku Anak
Yatin Suleha
Senin 17 November 2025 / 21:33
Jakarta: Dampak game PUBG (PlayerUnknown's Battlegrounds) pada emosi dan perilaku anak dan remaja adalah topik yang kompleks dan dapat memiliki sisi positif maupun negatif, terutama jika dimainkan secara berlebihan atau tanpa pengawasan.
Dan kali ini kita akan membahas soal dampak negatif serta positif dari permainan PUBG bagi emosi dan perilaku anak. Dan ini dirangkum dari berbagai sumber dan berbagai studi serta pandangan psikolog.
Dampak negatif sering kali muncul ketika intensitas bermain tinggi dan mengarah pada kecanduan (gaming disorder).
Konten game yang bertema kekerasan pertempuran senjata dapat menumpulkan sensitivitas emosional. Anak yang sering terpapar bisa menganggap kekerasan sebagai hal yang biasa atau normal, yang berpotensi memicu perilaku agresif di dunia nyata.
Dalam permainan online seperti PUBG, kekalahan atau kekecewaan dapat memicu pemain untuk melontarkan kata-kata kasar, umpatan, atau agresi verbal kepada teman satu tim maupun lawan. Perilaku ini dapat terbawa dalam komunikasi sehari-hari.
Ketika tujuan dalam game terhalang atau mengalami kekalahan, pemain, terutama yang kecanduan, cenderung lebih mudah mengalami frustrasi dan kemarahan.
Paparan game bermuatan kekerasan tanpa pendampingan berisiko membuat empati anak menurun.

(PUBG direkomendasikan untuk usia 16 tahun ke atas berdasarkan peringkat PEGI, atau 18 tahun ke atas menurut beberapa klasifikasi peraturan di Indonesia. Hal ini karena mengandung kekerasan. Foto: Dok. PUBG)
Perasaan seru dan adanya unsur kompetisi membuat anak betah bermain berjam-jam, yang berpotensi menjadi kecanduan, bahkan diklasifikasikan sebagai gangguan kesehatan mental oleh WHO.
Anak cenderung menunda-nunda tugas sekolah (prokrastinasi), lupa belajar, dan mengabaikan tugas karena terlalu fokus bermain.
Kecanduan game dapat mengganggu kemampuan atensi/perhatian dan konsentrasi anak di sekolah.
Perubahan perilaku dapat ditunjukkan dengan kecenderungan melawan perintah dan malas mengerjakan tugas.
Interaksi online dapat berpotensi menimbulkan cyberbullying, di mana pemain yang kalah atau dianggap tidak kompeten di-bully dengan kata-kata tidak pantas.
Anak menjadi sangat sibuk bermain dan mengabaikan hubungan sosial di lingkungan sekitar atau kegiatan lain yang penting.
Meskipun fokusnya sering pada dampak negatif, bermain game juga dapat memberikan manfaat jika dimainkan dalam batasan yang sehat (maksimal 3 atau 4 jam).
Game ini membutuhkan koordinasi cepat antara mata, tangan, dan interpretasi otak, yang dapat melatih kemampuan visual-spasial dan reaksi otak.
PUBG adalah game berbasis tim yang mengharuskan pemain untuk berkomunikasi dan bekerja sama untuk mencapai kemenangan.
Anak-anak dapat terhubung dan berinteraksi dengan teman-temannya saat bermain, menjadikannya bagian dari lingkungan sosial digital mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Dan kali ini kita akan membahas soal dampak negatif serta positif dari permainan PUBG bagi emosi dan perilaku anak. Dan ini dirangkum dari berbagai sumber dan berbagai studi serta pandangan psikolog.
1. Dampak negatif (risiko tinggi jika berlebihan atau kecanduan)
Dampak negatif sering kali muncul ketika intensitas bermain tinggi dan mengarah pada kecanduan (gaming disorder).
Perubahan emosi dan agresivitas
Peningkatan agresi
Konten game yang bertema kekerasan pertempuran senjata dapat menumpulkan sensitivitas emosional. Anak yang sering terpapar bisa menganggap kekerasan sebagai hal yang biasa atau normal, yang berpotensi memicu perilaku agresif di dunia nyata.
Agresi verbal
Dalam permainan online seperti PUBG, kekalahan atau kekecewaan dapat memicu pemain untuk melontarkan kata-kata kasar, umpatan, atau agresi verbal kepada teman satu tim maupun lawan. Perilaku ini dapat terbawa dalam komunikasi sehari-hari.
Mudah marah
Ketika tujuan dalam game terhalang atau mengalami kekalahan, pemain, terutama yang kecanduan, cenderung lebih mudah mengalami frustrasi dan kemarahan.
Kurang empati
Paparan game bermuatan kekerasan tanpa pendampingan berisiko membuat empati anak menurun.
2. Perubahan perilaku dan prestasi akademik

(PUBG direkomendasikan untuk usia 16 tahun ke atas berdasarkan peringkat PEGI, atau 18 tahun ke atas menurut beberapa klasifikasi peraturan di Indonesia. Hal ini karena mengandung kekerasan. Foto: Dok. PUBG)
Kecanduan (gaming disorder)
Perasaan seru dan adanya unsur kompetisi membuat anak betah bermain berjam-jam, yang berpotensi menjadi kecanduan, bahkan diklasifikasikan sebagai gangguan kesehatan mental oleh WHO.
Perilaku prokrastinasi
Anak cenderung menunda-nunda tugas sekolah (prokrastinasi), lupa belajar, dan mengabaikan tugas karena terlalu fokus bermain.
Menurunnya fokus dan konsentrasi
Kecanduan game dapat mengganggu kemampuan atensi/perhatian dan konsentrasi anak di sekolah.
Melawan perintah orang tua
Perubahan perilaku dapat ditunjukkan dengan kecenderungan melawan perintah dan malas mengerjakan tugas.
Risiko cyberbullying
Interaksi online dapat berpotensi menimbulkan cyberbullying, di mana pemain yang kalah atau dianggap tidak kompeten di-bully dengan kata-kata tidak pantas.
Terisolasi secara sosial
Anak menjadi sangat sibuk bermain dan mengabaikan hubungan sosial di lingkungan sekitar atau kegiatan lain yang penting.
Dampak positif PUBG pada emosi dan perilaku anak
Meskipun fokusnya sering pada dampak negatif, bermain game juga dapat memberikan manfaat jika dimainkan dalam batasan yang sehat (maksimal 3 atau 4 jam).
- Meningkatkan kemampuan visual-spasial
Game ini membutuhkan koordinasi cepat antara mata, tangan, dan interpretasi otak, yang dapat melatih kemampuan visual-spasial dan reaksi otak.
- Membangun kerja sama
PUBG adalah game berbasis tim yang mengharuskan pemain untuk berkomunikasi dan bekerja sama untuk mencapai kemenangan.
- Koneksi sosial
Anak-anak dapat terhubung dan berinteraksi dengan teman-temannya saat bermain, menjadikannya bagian dari lingkungan sosial digital mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)