FITNESS & HEALTH
Pria Bobot 300 Kg Meninggal Dunia, Kenali Kerugian Obesitas
Medcom
Kamis 22 Juni 2023 / 15:21
Jakarta: Inisial pria MF (27) dengan bobot berat badan 300 kilogram dinyatakan meninggal dunia. Hal ini disebabkan oleh obesitas yang dialami dan tentu mengancam keselamatan nyawa.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengungkapkan bahwa jumlah obesitas di Indonesia mencapai 21,8 persen dari total populasi. Angka ini meningkat dari 14,8 persen pada tahun 2013.
Kelebihan berat badan tentu harus kita waspadai. Jika sudah terlena untuk tidak mencoba menurunkan berat badan, akan terjadi obesitas yang membuat masalah pada kesehatan. Obesitas dapat menyebabkan kerugian pada kesehatan diri kita.
Obesitas atau kelebihan berat badan adalah kondisi yang biasanya diakibatkan pola hidup yang tidak sehat. Tentu ini sangat berbahaya, karena obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit lainnya yang serius. Penyakit tersebut seperti penyakit jantung maupun diabetes.
Ada dampak negatif yang dirasakan oleh pengidap obesitas jika tengah mengalami. Menurut dr. Rizal Fadli dalam Halodoc, ada efek negatif yang bisa dirasakan pengidap obesitas, antara lain:
Hal yang dialami orang kegemukan adalah sulit bernapas dan napasnya cenderung pendek. Disebabkan karena adanya lemak yang menumpuk pada daerah dada dan leher, sehingga mengalami kesulitan bernapas baik untuk menghirup atau mengeluarkan udara.
Orang yang mengalami berat badan berlebihan sering mengalami nyeri pada pada persendian dan otot kaki. Nyeri lutut secara terus-menerus dapat merusak postur tubuh.

(Prinsip dasar penatalaksanaan obesitas yang dianjurkan badan dunia adalah diet rendah energi seimbang dengan pengurangan energi 500-1000 kkal dari kebutuhan sehari salah satunya dengan cara mengutamakan konsumsi bahan makanan sumber protein rendah lemak, seperti ikan, putih telur, ayam tanpa kulit, susu dan keju rendah lemak, tempe tahu, kacang-kacangan yang diolah, dan sayuran. (Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Efek negatif lainnya adalah munculnya masalah pada kulit yang diakibatkan perubahan hormon. Timbunan lemak berlebih akan membuat kulit lebih lebar yang akhirnya menciptakan garis-garis halus.
Meningkatnya tekanan darah perifer juga menjadi salah satu efeknya. Banyak pengidap obesitas mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi dan akhirnya memicu penyakit jantung.
Dilansir dari P2PTM, obesitas memiliki risiko-risiko terkena penyakit yang serius, seperti:
Menurut dr. Pittara dalam Alodokter, ada hal-hal yang bisa membantu kamu menghindari dari obesitas. Adapun cara untuk mencegahnya, antara lain:
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengungkapkan bahwa jumlah obesitas di Indonesia mencapai 21,8 persen dari total populasi. Angka ini meningkat dari 14,8 persen pada tahun 2013.
Kelebihan berat badan tentu harus kita waspadai. Jika sudah terlena untuk tidak mencoba menurunkan berat badan, akan terjadi obesitas yang membuat masalah pada kesehatan. Obesitas dapat menyebabkan kerugian pada kesehatan diri kita.
Obesitas atau kelebihan berat badan adalah kondisi yang biasanya diakibatkan pola hidup yang tidak sehat. Tentu ini sangat berbahaya, karena obesitas dapat menyebabkan berbagai penyakit lainnya yang serius. Penyakit tersebut seperti penyakit jantung maupun diabetes.
Ada dampak negatif yang dirasakan oleh pengidap obesitas jika tengah mengalami. Menurut dr. Rizal Fadli dalam Halodoc, ada efek negatif yang bisa dirasakan pengidap obesitas, antara lain:
1. Sulit bernapas
Hal yang dialami orang kegemukan adalah sulit bernapas dan napasnya cenderung pendek. Disebabkan karena adanya lemak yang menumpuk pada daerah dada dan leher, sehingga mengalami kesulitan bernapas baik untuk menghirup atau mengeluarkan udara.
2. Nyeri persendian dan otot kaki
Orang yang mengalami berat badan berlebihan sering mengalami nyeri pada pada persendian dan otot kaki. Nyeri lutut secara terus-menerus dapat merusak postur tubuh.

(Prinsip dasar penatalaksanaan obesitas yang dianjurkan badan dunia adalah diet rendah energi seimbang dengan pengurangan energi 500-1000 kkal dari kebutuhan sehari salah satunya dengan cara mengutamakan konsumsi bahan makanan sumber protein rendah lemak, seperti ikan, putih telur, ayam tanpa kulit, susu dan keju rendah lemak, tempe tahu, kacang-kacangan yang diolah, dan sayuran. (Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
3. Muncul masalah kulit
Efek negatif lainnya adalah munculnya masalah pada kulit yang diakibatkan perubahan hormon. Timbunan lemak berlebih akan membuat kulit lebih lebar yang akhirnya menciptakan garis-garis halus.
4. Hipertensi
Meningkatnya tekanan darah perifer juga menjadi salah satu efeknya. Banyak pengidap obesitas mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi dan akhirnya memicu penyakit jantung.
Dilansir dari P2PTM, obesitas memiliki risiko-risiko terkena penyakit yang serius, seperti:
- - Obesitas berisiko 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya Serangan jantung koroner, stroke, Diabetes melitus (kencing manis), dan Hipertensi (tekanan darah tinggi).
- - Obesitas berisiko 3 kali lipat terkena batu empedu.
- - Obesitas berisiko mengakibatkan terjadinya sumbatan napas ketika sedang tidur.
- - Obesitas berisiko tinggi untuk mengakibatkan penyakit kanker Laki-laki berisiko tinggi menderita kanker usus besar dan kelenjar prostat, sedangkan Wanita berisiko tinggi untuk menderita kanker payudara dan leher rahim.
- - Obesitas berisiko meningkatkan lemak dalam darah dan asam urat.
- - Obesitas dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan reproduksi.
Menurut dr. Pittara dalam Alodokter, ada hal-hal yang bisa membantu kamu menghindari dari obesitas. Adapun cara untuk mencegahnya, antara lain:
- - Mengetahui berat badan dan lingkar pinggang ideal, serta timbang berat badan setiap 1 minggu sekali secara rutin
- - Mengurangi asupan makanan cepat saji dan makanan atau minuman yang mengandung gula
- - Memperbanyak asupan sayur dan buah-buahan
- - Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang dengan indeks glikemik rendah
- - Minum air putih dalam jumlah yang cukup
- - Berolahraga dengan intesitas sedang, seperti bersepeda dan berenang, setidaknya selama 30 menit sehari atau 150 menit per minggu
- - Mencukupi waktu tidur dan istirahat
- - Mengelola stres dengan baik, seperti mengikuti yoga atau meditasi, bukan dengan makan dalam jumlah banyak
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)