FITNESS & HEALTH
Diet Keto Tingkatkan Risiko Beberapa Penyakit?
Kumara Anggita
Selasa 10 Agustus 2021 / 14:26
Jakarta: Diet ketogenik atau keto mengajak kita untuk konsumsi lebih banyak protein dan lemak dan membatasi karbohidrat. Menurut berbagai penelitian, ini aman dan bahkan bisa mengurangi risiko berbagai penyakit.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan hasil yang berbeda. Dilansir dari Eat this, diet keto ternyata dikaitkan dengan tujuh penyakit jangka panjang yang mengancam jiwa.
Pakar diet yang juga manajer program Physicians Committee for Responsible Medicine, Lee Crosby, RD membuat ulasan baru yang diterbitkan di Frontiers of Nutrition, yang meneliti diet ketogenik.
Bersama dengan tim rekan dari institusi seperti New York University dan University of Pennsylvania, Crosby melakukan apa yang disebut "tinjauan paling komprehensif" dan menemukan bahwa diet keto telah terbukti secara ilmiah hanya membantu satu hal yaitu untuk membantu masalah epilepsi.
Namun, diet keto berisiko meningkatkan beberapa penyakit. Mereka menyimpulkan bahwa diet keto meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, kanker, dan penyakit Alzheimer. Para peneliti masih terus melakukan penelitian terhadap hal ini.
(1).jpg)
(Para peneliti menyarankan untuk memasukkan buah atau sayur dan biji-bijian agar tubuh lebih sehat saat melakukan diet, termasuk diet keto. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Lebih lanjut, mereka menemukan keto meningkatkan kolesterol jahat bagi banyak pasien yang dapat mempercepat gagal ginjal pada individu dengan penyakit ginjal, dan mungkin terkait dengan risiko cacat tabung saraf yang lebih tinggi pada bayi baru lahir. Ini terjadi karena diet rendah karbohidrat ibu.
Para peneliti menyimpulkan itu adalah "bencana" bagi kesehatan. "Diet keto yang khas adalah bencana yang memicu penyakit," ujar Crosby.
"Memasukkan daging merah, daging olahan, dan lemak jenuh adalah resep untuk kesehatan yang buruk,” lanjutnya.
Dia menambahkan bahwa diet keto juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis secara keseluruhan dan tidak lebih efektif daripada diet penurunan berat badan lainnya.
Para peneliti menyarankan bahwa pendekatan yang lebih sehat untuk menurunkan berat badan adalah dengan memerhatikan konsumsi kalori dan memasukkan apa yang disebut dengan "makanan pelindung”. Ini termasuk sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Namun, penelitian terbaru menunjukkan hasil yang berbeda. Dilansir dari Eat this, diet keto ternyata dikaitkan dengan tujuh penyakit jangka panjang yang mengancam jiwa.
Pakar diet yang juga manajer program Physicians Committee for Responsible Medicine, Lee Crosby, RD membuat ulasan baru yang diterbitkan di Frontiers of Nutrition, yang meneliti diet ketogenik.
Bersama dengan tim rekan dari institusi seperti New York University dan University of Pennsylvania, Crosby melakukan apa yang disebut "tinjauan paling komprehensif" dan menemukan bahwa diet keto telah terbukti secara ilmiah hanya membantu satu hal yaitu untuk membantu masalah epilepsi.
Namun, diet keto berisiko meningkatkan beberapa penyakit. Mereka menyimpulkan bahwa diet keto meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, kanker, dan penyakit Alzheimer. Para peneliti masih terus melakukan penelitian terhadap hal ini.
(1).jpg)
(Para peneliti menyarankan untuk memasukkan buah atau sayur dan biji-bijian agar tubuh lebih sehat saat melakukan diet, termasuk diet keto. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Lebih lanjut, mereka menemukan keto meningkatkan kolesterol jahat bagi banyak pasien yang dapat mempercepat gagal ginjal pada individu dengan penyakit ginjal, dan mungkin terkait dengan risiko cacat tabung saraf yang lebih tinggi pada bayi baru lahir. Ini terjadi karena diet rendah karbohidrat ibu.
Para peneliti menyimpulkan itu adalah "bencana" bagi kesehatan. "Diet keto yang khas adalah bencana yang memicu penyakit," ujar Crosby.
"Memasukkan daging merah, daging olahan, dan lemak jenuh adalah resep untuk kesehatan yang buruk,” lanjutnya.
Dia menambahkan bahwa diet keto juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis secara keseluruhan dan tidak lebih efektif daripada diet penurunan berat badan lainnya.
Para peneliti menyarankan bahwa pendekatan yang lebih sehat untuk menurunkan berat badan adalah dengan memerhatikan konsumsi kalori dan memasukkan apa yang disebut dengan "makanan pelindung”. Ini termasuk sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)