FITNESS & HEALTH

Keuntungan Waktu di Luar Ruangan Selama Musim Flu

Yatin Suleha
Minggu 05 Oktober 2025 / 13:55
Jakarta: Waktu di luar ruangan sangat efektif karena virus tidak bertahan di udara terbuka seperti di dalam ruangan.

Dilansir dari Parents, Uma Darji, MD, dokter keluarga bersertifikat di North Carolina mengatakan, “Arus udara di luar terus bergerak, yang menyebarkan droplet virus sehingga tidak menumpuk di satu tempat."

"Selain itu, sinar matahari mengandung sinar UV yang dapat membantu menonaktifkan beberapa virus dan bakteri pada permukaan seiring waktu.”
 
Efeknya mungkin tidak langsung seperti obat, tetapi dapat tambah lapisan perlindungan alami yang gratis. Aktivitas fisik di luar juga bikin keluarga secara otomatis jaga jarak lebih jauh, daripada duduk rapat di sofa ruang tamu sambil nonton TV.

Dr. Darji mengatakan, keluarganya melakukan apa yang disebut “fresh air flush,” yaitu buka jendela selama 15 hingga 20 menit dua kali sehari untuk ganti udara pengap.

Saat pulih dari sakit, dia bungkus anak-anak dengan jaket hangat dan ajak jalan kaki atau main di halaman belakang yang dapat membantu segarkan paru-paru dan tingkatkan semangat mereka yang lesu.

“Udara segar tidak akan menyembuhkan penyakit, tetapi ini adalah kebiasaan sederhana dan murah dan selama musim sakit, saya akan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada,” katanya.


(Penelitian telah menemukan bahwa vitamin D dan paparan sinar UV memiliki efek perlindungan terhadap beberapa bakteri dan virus. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Kebiasaan ini mudah ditiru, seperti buka jendela pagi dan sore, atau ajak anak lompat-lompat di teras untuk hembusan angin segar yang bikin napas lebih dalam.

Kiara DeWitt, RN, CPN, juga mengatakan selama musim flu, banyak orang anggap waktu di luar seperti kemewahan opsional daripada kebutuhan mendesak, tetapi baginya ini adalah hal yang mutlak dan perlu.

“Keluar dan menghirup udara segar sepenuhnya adalah tombol reset sistem kekebalan tubuh. Hal ini memaksa paru-paru untuk mengembang sepenuhnya, meningkatkan sirkulasi, dan mengurangi waktu paparan di dalam ruangan,” kata Kiara DeWitt, RN, CPN.

“Saya mendorong aktivitas di luar ruangan sebanyak mungkin, bahkan jika hanya 10 menit di halaman,” tambahnya.

Perlu diingat bahwa penyakit dapat menyebar lewat napas orang dan hewan peliharaan, bukan sentuhan benda.
 
“Rumah membutuhkan sirkulasi udara, bukan hanya lap disinfektan lagi. Sirkulasi udara, ventilasi silang, dan waktu di luar ruangan. Oh ya, udara dingin tidak membuat sakit. Udara yang stagnan, daur ulang, dan tidak bersirkulasi lah yang berbahaya,” ucap Kiara DeWitt, RN, CPN.

Jadi, fokus pada udara yang mengalir bebas, bukan hanya semprot disinfektan, untuk melindungi keluarga dari infeksi berulang.


Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH