Jakarta: Berdasarkan perkiraan indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta pada 15 Agustus 2023 masih di atas 150, yaitu 157. Polutan utama sebesar PM2.5. PM2.5 adalah polutan yang berbentuk partikel padat berukuran 2,5 mikrometer atau 36 kali lebih kecil dari diameter sebutir pasir.
Akibatnya, tubuh manusia tidak dapat menyaring partikel tersebut dan berhasil lolos dalam pembuluh darah hingga tersebar di seluruh tubuh.
Dalam jangka pendek, paparan PM2.5 dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan termasuk hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti bersin, batuk, sakit tenggorokan, dan sesak napas.
Penderita penyakit pernapasan semakin meningkat. Peningkatan polusi udara dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit pernapasan, seperti asma, bronkitis, pneumonia, dan infeksi saluran napas.
Adapun untuk masyarakat Jakarta yang sudah lama menghirup udara jakarta yang kotor sejak dulu dapat terkena paparan jangka panjang.
Pemaparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat mengakibatkan kerusakan pada paru-paru dan fungsi pernapasan.
Partikel polusi udara yang sangat kecil dapat masuk ke dalam aliran darah dan mempengaruhi fungsi kardiovaskular. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
Pemaparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat melemahkan kekebalan tubuh, sehingga membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Anak-anak yang terpapar polusi udara tinggi dapat mengalami gangguan perkembangan fisik dan kognitif. Pemaparan polusi udara dalam jangka panjang dapat mempengaruhi fungsi otak dan kemampuan belajar anak.
(Atika Pusagawanti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)
Akibatnya, tubuh manusia tidak dapat menyaring partikel tersebut dan berhasil lolos dalam pembuluh darah hingga tersebar di seluruh tubuh.
Dalam jangka pendek, paparan PM2.5 dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan termasuk hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti bersin, batuk, sakit tenggorokan, dan sesak napas.
| Baca: Polusi Udara Jakarta Ditangani Lintas Kementerian, Ini Tugas Kemenkes |
Penderita penyakit pernapasan semakin meningkat. Peningkatan polusi udara dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit pernapasan, seperti asma, bronkitis, pneumonia, dan infeksi saluran napas.
Adapun untuk masyarakat Jakarta yang sudah lama menghirup udara jakarta yang kotor sejak dulu dapat terkena paparan jangka panjang.
Pemaparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat mengakibatkan kerusakan pada paru-paru dan fungsi pernapasan.
Partikel polusi udara yang sangat kecil dapat masuk ke dalam aliran darah dan mempengaruhi fungsi kardiovaskular. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi.
Pemaparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat melemahkan kekebalan tubuh, sehingga membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Anak-anak yang terpapar polusi udara tinggi dapat mengalami gangguan perkembangan fisik dan kognitif. Pemaparan polusi udara dalam jangka panjang dapat mempengaruhi fungsi otak dan kemampuan belajar anak.
(Atika Pusagawanti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)
Copyright © 2025, Medcom.id, All Rights Reserved. 0.0535 [53]
