FITNESS & HEALTH
Imunisasi Masih Hadapi Tantangan, Ini Pendekatan yang Dilakukan ke Masyarakat
A. Firdaus
Kamis 19 Desember 2024 / 17:55
Jakarta: Meskipun imunisasi merupakan bagian integral dari kebijakan kesehatan nasional, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mencapai cakupan yang optimal.
Data Kementerian Kesehatan menyebut masih ada sekitar 240.000 anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Padahal, imunisasi yang lengkap dan tepat dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit berbahaya yang bisa dicegah seperti campak, rubela, tetanus, difteri, dan kanker leher rahim.
Untuk itu, Yayasan Jalin Komunikasi Indonesia (Jalin Foundation) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, telah menggelar kampanye #ImunisasiItuBaik dan #ImunisasiPasti. Upaya ini sebagai upaya untuk mengatasi kesenjangan cakupan imunisasi pada program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Selain itu, dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi di masyarakat yang kurang terlayani, melalui perilaku yang inklusif, pendekatan sosial dan kolaborasi lintas sektor, program ini telah berhasil meningkatkan cakupan imunisasi anak di Kabupaten Bogor.
Baca juga: Moms, Ini Hal yang Dapat Dilakukan Jika Anak Terlambat Imunisasi
"Program BIAS 2024 telah mencapai peningkatan partisipasi yang signifikan, dengan cakupan imunisasi yang semakin meningkat. Enam provinsi telah mencapai target cakupan BIAS di 2024, salah satunya Jawa Barat," ujar Ketua Tim Kerja Imunisasi Usia Sekolah dan Sumber Daya, Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Lily Banonah, M.Epid.
Namun, tantangan masih ada. Diantaranya rendahnya pemahaman akan pentingnya imunisasi, misinformasi atau hoaks yang beredar, serta pelacakan anak-anak yang membutuhkan imunisasi secara akurat masih menjadi tantangan yang perlu diselesaikan bersama.
"Kolaborasi bersama mitra terkait, seperti yang kami lakukan dengan Jalin Foundation bersama MSD di Kabupaten Bogor, menjadi langkah penting untuk bisa terus memperluas cakupan imunisasi, dan memastikan bahwa setiap anak mendapatkan perlindungan yang mereka butuhkan. Harapannya, kegiatan serupa dapat diduplikasi di berbagai wilayah lain di Indonesia, agar semua anak Indonesia mendapatkan hak terlindungi dengan pemberian imunisasi yang tepat," ujar dr. Lily yang juga mewakili Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, M.K.M.

Pentingnya edukasi dan penyebaran informasi seputar imunisasi juga disampaikan Ketua Tim Kerja Strategi Komunikasi Informasi dan Edukasi Kesehatan, Dhefi Ratnawati, S.Gz, M.K.M. Menurutnya imunisasi merupakan salah satu program utama penguatan upaya preventif di layanan primer yang menjadi fokus utama Kemenkes saat ini.
"Untuk mendukung capaian imunisasi yang maksimal, tiga strategi penyebarluasan informasi promosi kesehatan terus dilakukan, yaitu dengan mendorong terciptanya perubahan perilaku yang menjadi kebiasaan (habit), meningkatkan permintaan layanan imunisasi, serta menciptakan lingkungan yang lebih kondusif," kata Dhefi yang mewakili Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Elvieda Sariwati, M.Epid.
Sebagai upaya kolaboratif yang bertujuan untuk mendukung peningkatan capaian program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Kabupaten Bogor, Jalin Foundation bersama Kementerian Kesehatan, dan Dinas Kesehatan Kab. Bogor menginisiasi kampanye #ImunisasiItuBaik dan #ImunisasiPasti.
Kampanye ini berfokus pada akses imunisasi kepada anak usia 7-12 tahun, baik yang berada di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Kegiatan ini berfokus pada 3 pendekatan penting:
Melibatkan lebih dari 20 ribu individu yang terlibat dalam 535 sesi edukasi yang dilakukan oleh agen perubahan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam program BIAS.
Menggunakan platform Instagram untuk menyebarkan informasi, menekankan urgensi, melawan hoaks, serta meningkatkan partisipasi dalam program imunisasi. Selain memanfaatkan platform media sosial yang dimiliki oleh Jalin Foundation, kolaborasi dengan media sosial terkemuka yang berfokus pada topik-topik kesehatan, juga dilakukan untuk memperluas jangkauan dan keterlibatan langsung masyarakat.
Berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menjangkau anak-anak di luar sekolah formal, memastikan pendekatan yang komprehensif dan inklusif.
"Program ini telah membuktikan bahwa strategi yang melibatkan masyarakat secara langsung serta partisipasi aktif dari berbagai sektor terkait, dapat menjangkau dan meningkatkan cakupan imunisasi di masyarakat yang kurang terlayani," ujar Dian Rosdiana, Executive Director Jalin Foundation.
Ditegaskan Dian, implementasi pendekatan tersebut juga memiliki 3 dampak penting, yaitu:
1. Peningkatan Partisipasi Imunisasi: Cakupan imunisasi mencapai 149.703 partisipan, lebih tinggi dari tahun 2023. Dengan kenaikan pada puskesmas lokus (lokasi fokus) sebesar 11,04%.
2. Menjangkau Anak di Luar Sekolah Formal: Melibatkan anak-anak putus sekolah dan siswa sekolah agama.
3. Perubahan Kebijakan di Tingkat Lokal: Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor telah mengadopsi pendekatan program ini, menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan perluasan cakupan imunisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Data Kementerian Kesehatan menyebut masih ada sekitar 240.000 anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Padahal, imunisasi yang lengkap dan tepat dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit berbahaya yang bisa dicegah seperti campak, rubela, tetanus, difteri, dan kanker leher rahim.
Untuk itu, Yayasan Jalin Komunikasi Indonesia (Jalin Foundation) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, telah menggelar kampanye #ImunisasiItuBaik dan #ImunisasiPasti. Upaya ini sebagai upaya untuk mengatasi kesenjangan cakupan imunisasi pada program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Selain itu, dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi di masyarakat yang kurang terlayani, melalui perilaku yang inklusif, pendekatan sosial dan kolaborasi lintas sektor, program ini telah berhasil meningkatkan cakupan imunisasi anak di Kabupaten Bogor.
Baca juga: Moms, Ini Hal yang Dapat Dilakukan Jika Anak Terlambat Imunisasi
"Program BIAS 2024 telah mencapai peningkatan partisipasi yang signifikan, dengan cakupan imunisasi yang semakin meningkat. Enam provinsi telah mencapai target cakupan BIAS di 2024, salah satunya Jawa Barat," ujar Ketua Tim Kerja Imunisasi Usia Sekolah dan Sumber Daya, Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Lily Banonah, M.Epid.
Namun, tantangan masih ada. Diantaranya rendahnya pemahaman akan pentingnya imunisasi, misinformasi atau hoaks yang beredar, serta pelacakan anak-anak yang membutuhkan imunisasi secara akurat masih menjadi tantangan yang perlu diselesaikan bersama.
"Kolaborasi bersama mitra terkait, seperti yang kami lakukan dengan Jalin Foundation bersama MSD di Kabupaten Bogor, menjadi langkah penting untuk bisa terus memperluas cakupan imunisasi, dan memastikan bahwa setiap anak mendapatkan perlindungan yang mereka butuhkan. Harapannya, kegiatan serupa dapat diduplikasi di berbagai wilayah lain di Indonesia, agar semua anak Indonesia mendapatkan hak terlindungi dengan pemberian imunisasi yang tepat," ujar dr. Lily yang juga mewakili Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, M.K.M.

Pentingnya edukasi dan penyebaran informasi seputar imunisasi juga disampaikan Ketua Tim Kerja Strategi Komunikasi Informasi dan Edukasi Kesehatan, Dhefi Ratnawati, S.Gz, M.K.M. Menurutnya imunisasi merupakan salah satu program utama penguatan upaya preventif di layanan primer yang menjadi fokus utama Kemenkes saat ini.
"Untuk mendukung capaian imunisasi yang maksimal, tiga strategi penyebarluasan informasi promosi kesehatan terus dilakukan, yaitu dengan mendorong terciptanya perubahan perilaku yang menjadi kebiasaan (habit), meningkatkan permintaan layanan imunisasi, serta menciptakan lingkungan yang lebih kondusif," kata Dhefi yang mewakili Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Elvieda Sariwati, M.Epid.
Sebagai upaya kolaboratif yang bertujuan untuk mendukung peningkatan capaian program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Kabupaten Bogor, Jalin Foundation bersama Kementerian Kesehatan, dan Dinas Kesehatan Kab. Bogor menginisiasi kampanye #ImunisasiItuBaik dan #ImunisasiPasti.
Kampanye ini berfokus pada akses imunisasi kepada anak usia 7-12 tahun, baik yang berada di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Kegiatan ini berfokus pada 3 pendekatan penting:
1. Keterlibatan Masyarakat
Melibatkan lebih dari 20 ribu individu yang terlibat dalam 535 sesi edukasi yang dilakukan oleh agen perubahan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam program BIAS.
2. Pemanfaatan Media Sosial
Menggunakan platform Instagram untuk menyebarkan informasi, menekankan urgensi, melawan hoaks, serta meningkatkan partisipasi dalam program imunisasi. Selain memanfaatkan platform media sosial yang dimiliki oleh Jalin Foundation, kolaborasi dengan media sosial terkemuka yang berfokus pada topik-topik kesehatan, juga dilakukan untuk memperluas jangkauan dan keterlibatan langsung masyarakat.
3. Kerja Sama Lintas Sektoral
Berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menjangkau anak-anak di luar sekolah formal, memastikan pendekatan yang komprehensif dan inklusif.
"Program ini telah membuktikan bahwa strategi yang melibatkan masyarakat secara langsung serta partisipasi aktif dari berbagai sektor terkait, dapat menjangkau dan meningkatkan cakupan imunisasi di masyarakat yang kurang terlayani," ujar Dian Rosdiana, Executive Director Jalin Foundation.
Ditegaskan Dian, implementasi pendekatan tersebut juga memiliki 3 dampak penting, yaitu:
1. Peningkatan Partisipasi Imunisasi: Cakupan imunisasi mencapai 149.703 partisipan, lebih tinggi dari tahun 2023. Dengan kenaikan pada puskesmas lokus (lokasi fokus) sebesar 11,04%.
2. Menjangkau Anak di Luar Sekolah Formal: Melibatkan anak-anak putus sekolah dan siswa sekolah agama.
3. Perubahan Kebijakan di Tingkat Lokal: Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor telah mengadopsi pendekatan program ini, menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan perluasan cakupan imunisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)